SOROTAN Tedy Ndarung: Hari Ibu, Bukan Perayaan Membagi Kado

redaksi - Rabu, 22 Desember 2021 20:54
SOROTAN Tedy Ndarung: Hari Ibu, Bukan Perayaan Membagi KadoUcapan pada 'Hari Ibu' (sumber: Istimewa)

SETIAP  tanggal 22 Desember masyarakat Indonesia merayakan hari Ibu. Pada tanggal ini tidak sedikit anak-anak bangsa menyisihkan uang tabungannya untuk membelikan kado sebagi hadiah kepada ibunya.

Namun, kaum ini hampir pasti tidak menyadari bahwa membagi-bagikan kado kepada ibu di hari ibu itu bukan tradisi Indonesia.

Memberikan kado dan berpesta di hari ibu  itu tradisi orang Eropa, terutama Amerika Serikat dan juga beberapa negara lainnya.

Hal ini bukan berarti anti terhadap tradisi orang Eropa dalam merayakan hari ibu, tetapi paling kurang generasi masa kini diajak untuk memahami filosofi di balik ditetapkannya hari-hari tertentu sebagi hari spesial terhadap sesuatu hal, misalnya hari ini, 22 Desember yang ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Orang Eropa tidak kenal Hari Ibu 22 Desember, yang mereka tahu hanyalah mother's day yang jatuh pada tanggal 9 Mei.

Kedua peristiwa itu sangat berbeda, Mother's day dirayakan pada tanggal 9 Mei, sedangkan Hari Ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember. Selain perbedaan tanggal, skop kedua hal itu sangat berbeda, hari Ibu hanya dirayakan di Indonesia, sedangkan Mother's day dirayakan seluruh dunia.

Meskipun kita harus akui bahwa kedua peristiwa itu awal mulanya memperingati hari perjuangan perempuan atau sering disebut sebagai emansipasi perempuan. Tetapi, nilai luhur itu perlahan hilang di tradisi mother's day di mana awalnya memperingati hari ibu yang menjadi pejuang kemasyarakatan, kini rubah menjadi hari bagi-bagi kado.

Berita tempo.co melansir alasan pergeseran makna ini disebabkan oleh kerja perusahaan-perusahaan bunga dan kartu ucapan mengkomersialkan liburan mother's day itu. Melihat hal itu, Anna Jarvis, Aktivis West Virginia sangat menyesal.

Anna Jarvis adalah tokoh yang menciptakan mother's day yang diperingati sampai hari ini. Hal ini dia proklamirkan pada tahun 1908.

Sedangkan sejarah Hari Ibu di Indonesia tidak sekali jadi, melainkan melalui tahap periodisasi.

Data Lembaga Pusat Riset Politik Brin mengambarkan tahapan periodesasi itu.

Pada tahun 1928 kongres perempuan Indonesia I, yaitu persatuan perempuan Nusantara. Kongres ini membahas peranan perempuan dalam kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan Gizi bagi Ibu dan Balita. Sehingga akhir dari kongres ini membentuk sebuah wadah Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).

Tahun 1935, kongres perempuan Indonesia II, membentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf dan menentang perlakuan yang tidak bermartabat atas buruh wanita.

Tahun 1938, kongres Perempuan Indonesia III, membahas dan menetapkan hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Tahun 1946, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).

Tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan secara resmi tanggal 22 Desember menjadi Hari Ibu Indonesia. Hal ini ia lakukan melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959.

Berdasarkan ketetapan itu, 22 Desember menjadi Hari Ibu Nasional dan diperingati sampai hari ini.

Tentunya, penetapan Hari Ibu itu bukan karena melihat satu aspek saja tentang Ibu, melainkan melihat dari spektrum yang lebih luas di mana perjuangan emansipasi wanita dari setiap periode itu harus dihargai dan menjadi sumber rujukan kritis bagi generasi penerus bangsa untuk terus melawan berbagai macam penindasan, dan ketidakadilan terhadap kaum perempuan.

Untuk mewujudkan impian penggerak pendahulu ini, generasi penerus bangsa masa kini harus menanam sikap kritis di dalam dirinya. Berani maju untuk sebuah kebenaran dan menentang dengan keras segala macam penindasan.

Oleh karena itu, jangan terlena dengan bagi-bagi kado, karena itu bukan subtansi Hari Ibu Indonesia. 

Jika terlena dengan bagi-bagi kado, maka Subtansi perayaan Hari Ibu sebagi landasan gerakan perjuangan kaum ibu akan luntur dengan sendirinya.

Ingatlah Hari Ibu sebagai sebuah momentum refleksi untuk menjadi agen pejuang emansipasi, karena perempuan juga mempunyai andil besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

Selamat Hari Ibu. ***

RELATED NEWS