Warga Maumere, Kabupaten Sikka Mengeluh Sulit Mendapatkan Vaksin Rabies

redaksi - Kamis, 27 Juni 2024 11:42
Warga Maumere, Kabupaten Sikka  Mengeluh Sulit Mendapatkan  Vaksin RabiesLuka bekas gigitan anjing pada lengan seorang anak di Maumere., Rabu (26/6). Gigitan anjing harus diantsipasi dengan suntikan vaksin rabies. (sumber: Silvia)

MAUMERE (Floresku.com) – Warga Kota Maumere, Kabupaten Sikka  mengeluhkan bahwa mereka sulit mendapatkan vaksin rabies. 

Hal ini terungkap setelah terjadi sebuah kasus dimana seorang putri bernama Putri Syah de Marsya (6 tahun), warga yang tinggal di  jl. Soekarno Hatta RT002/RW04 digigit anjing pada Rabu (25 Juni 2024) sore.

Mengantisipasi korban gigitan anjing terinfeksi virus rabies, orangtua korban dan Cece Meme, pemilik anjing berupaya mencari vaksin rabies.

Melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, orangtua korban berusaha mencari informasi  ketersediaan vaksin rabies di tujuh Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Sikka. 

Namun,  dari Kepala Dinas Kesehatan terbetik informasi  bahwa stok vaksin sedang tidak ada.

Dalam kebingungan, orangtua korban dan pemilik anjing mencari informasi soal keberadaan vaksin rabies.

Mendengar keterangan orangtua korban, gigitan anjing kemarin sore, awak media ini mencoba menghubungi seorang sahabatnya yang adalah perawat di Puskesmas Nangaroro. 

“Stoknya ada 14 botol  kakak,” kata perawat di Nangaroro, melalui telepon.

Setelah mendapat informasi tersebut, orangtua korban berkoordinasi dengan pemilik anjing untuk berangkat ke Nangaroro, Kamis (27/6) pagi.

Namun, ketika orangtua korban  sedang berada di Dinas Kesehatan Sikka untuk meminta Surat Rujukan  sebelum berangkat ke Puskemas Nangaroro di Kabupaten nagekeo, pada Kamis (27/6) pagi , Cece Meme menelepon bahwa dia sudah mendapatkan satu botol vaksin rabies. 

Meme mengaku  ia mendapatkan vaksin  di Apotik Agredece di Waidoko, milik dr Asep Purnama.

Selanjutnya, korban bersama orangtua dan pemilik anjing menuju Puskesmas yang beralamat di Jln Kesehatan Maumere, meminta petugas kesehatan menyuntikan vaksin ke korban gigitan anjing.

Sementara itu, awak media ini menghubungi Kadis Kesehatan, Petrus Helermus untuk mengkorfimasi  soal informas mengenai stok vaksin.

“Lagi kosong. Stok var GFK lagi kosong,” begitu jawab Kadis melalui WhatsApp, Kamis (27/6) puluk 09.30 Wita.

Info serupa diberikan suster Rini , petugas yang khusus menangani pasien rabies. 

"Stok vaksi  benar-benar kosong. Info mengenai itu langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi, karena  memang  barangnya diimpor dari luar negeri,”  katanya.

Kalau pun vaksin itu  ada, lanjut Rini, itu mungkin di Apotek milik swasta.

Cece Meme, pemilik anjing menyayangkan  bahwa stok vaksin rabies yang amat dibutuhkan itu  tidak tersedia di Puskesma. 

“Tolong pemerintah bantu  mengadakan  stok vaksin rabies. Masa kami harus cari  ini vaksin ke pihak apotik swasta? Di apotik harganya mahal sekali. Bagaimana kalau kami tidak punya cukup uang untuk membeli vaksi yang mahal itu,” ujarnya.  

Sekadar informasi, vaksin rabies adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus rabies. Vaksin ini dapat diberikan pada orang yang diduga sudah terpapar rabies atau berisiko tinggi untuk tertular rabies.

Vaksin rabies terbuat dari virus yang dilemahkan. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus rabies. Kira-kira dibutuhkan waktu 7–10 hari dari sejak vaksinasi sampai tubuh bisa menghasilkan perlindungan dalam bentuk antibodi.

Untuk orang yang diduga sudah terpapar virus rabies dan belum pernah mendapatkan vaksin, dibutuhkan perlindungan yang lebih cepat. 

Pada kondisi ini, vaksin dapat diberikan bersama human rabies immune globulin atau imunoglobulin rabies, yaitu antibodi yang dapat langsung mengikat virus rabies.

Ada beberapa merk dagang vaksin rabies yaitu  Chirorab, Favirab, Hyperrab, Rabipur, Rabivax, Verorab (Silvia). *

RELATED NEWS