HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 28 April 2024, Pekan V Paskah

redaksi - Sabtu, 27 April 2024 13:18
HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 28 April 2024, Pekan V PaskahPater Gregor Nule SVD (sumber: Dokpri)

BERSATU DENGAN YESUS MENGHASILKAN BANYAK BUAH
(Minggu V Paskah: Kis 9:26-31; 1Yoh 3:18-24[ Yoh 15:1-8)

Pemazmur meyakinkan kita bahwa orang yang mencari Tuhan, pasti menemukan Tuhan, bersatu dengan Tuhan dan hidup dari pada-Nya. Karena Tuhan menjamin kebahagiaan dan keselamatan setiap orang yang datang kepada-Nya.

Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara tentang pentingnya hidup dalam persatuan atau persekutuan. Yesus juga berbicara tentang kesatuanNya dengan Bapa.

Yesus dan Bapa adalah satu. Ia hidup dari Bapa dan berkarya di dalam Bapa. Demikian pun, Bapa hidup dan berkarya di dalam Yesus. Maka setiap orang yang melihat dan percaya kepada Yesus, juga melihat dan percaya kepada Dia yang mengutus Yesus, yakni Bapa sendiri.

Yesus juga menghendaki agar para pengikutNya bersatu dengan-Nya, laksana persatuan antara pokok anggur dengan ranting-rantingnya. Yesus adalah pokok atau pohon anggur; Allah Bapa adalah pemilik kebun anggur, dan para pengikut Yesus adalah ranting-ranting.

Pohon anggur yang baik menjamin kehidupan ranting-ranting serta hasil anggur yang diharapkan. Yesus adalah pokok anggur yang benar, yang memberi daya hidup kepada ranting atau para pengikutNya sehingga menghasilkan banyak buah.

Karena itu, tinggal di dalam Yesus menggambarkan hubungan yang tetap dan tak terpisahkan antara Yesus dengan murid-murid-Nya. Sebagai ranting, para murid mesti bersatu dengan Yesus, pokok anggur yang benar dan tinggal bersama-Nya. Sebab para murid yang selalu bersatu dengan Yesus akan hidup dan menghasilkan buah melimpah.

Sebab setiap ranting yang tetap bersatu dan tinggal pada pokok anggur akan terus dipelihara dan dirawat sehingga akan menghasilkan lebih banyak buah.

Sebaliknya, ranting yang tidak berbuah akan dipotong, jadi kering, dibuang, dan menjadi umpan api.

Kita lihat pengalaman Saulus. Sebelum bertemu dengan Yesus yang bangkita, ia terpisah dari Yesus dan menjadi musuh Yesus. Hasrat yang meluap-luap dalam hatinya adalah mencari, menangkap dan menganiaya para pengikut jalan Tuhan atau para pengikut Yesus.

Berpisah dari Yesus, Saulus menjadi seorang pembenci, pembunuh dan perusak.
Tetapi, setelah perjumpaannya dengan Yesus di jalan ke Damsyik, Saulus bertobat, dibaptis dan bersatu dengan Yesus. Ia berubah total. Ia beralih dari seorang penganiaya dan pembunuh menjadi seorang pewarta Khabar Sukacita Yesus. Hatinya berkobar-kobar untuk membawa banyak orang kepada Yesus.

Hidup dalam Yesus dan percaya kepada-Nya, Paulus mampu mencintai Allah dan sesama. Ia rela berkorban dan bahkan mau menderita untuk kebaikan dan keselamatan orang lain.
Dalam hidup sehari-hari sering kita mengucapkan ungkapan, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Sebagai pengikut, kita diharapkan agar tetap bersatu dengan Kristus dan hidup bersama dengan Dia, satu-satunya jaminan hidup kita. Kita juga diminta untuk hidup dalam persatuan dan persekutuan di antara kita.

Sebab ketika kita tinggal dalam Kristus dan percaya kepada-Nya, kita akan berbuah dalam iman kepada Allah dan kasih kepada sesama. Kita berpasrah kepada Allah dalam keadaan apa pun, dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, dalam sukses dan gagal.

Orang yang sungguh mencintai sesama memiliki hati yang bebas dari sikap ingat diri, kebencian, dengki, iri dan keinginan-keinginan jahat lainnya. Ia bersikap solider dan merasa senasib dengan orang lain.

Karena itu, mencintai Allah dan sesama bukan sekedar ungkapan perasaan dan kata-kata belaka, melainkan terutama perbuatan yang nyata. Beriman kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya berarti kita mengasihi sesama di sekitar kita.

Tinggal di dalam Allah berarti kita mencintai Allah. Dan iman dan cinta kepada Allah itu kita wujudkannya lewat doa, ibadat dan merayakan ekaristi kudus, khususnya pada hari Minggu.
Sedangkan, cinta kepada sesama kita tunjukkan lewat perhatian dan pelayanan tulus kepada orang-orang di sekitar kita, khususnya mereka yang sakit, lanjut usia dan terlantarkan.

Semoga Yesus, pokok anggur yang benar senantiasa memberkati kita sehingga kita sanggup menghasil buah melimpah, buah iman yang kokoh kepada Allah, serta buah kasih yang tulus kepada sesama. Amen.

Kewapante, Minggu, 28 April 2024
P. Gregorius Nule, SVD

RELATED NEWS