Pangan Lokal Mulai Punah,SLKL Beri Pembekalan bagi Pandu Budaya di Kabupaten Sikka
redaksi - Kamis, 30 Mei 2024 19:24MAUMERE (Floresku.com) -Pangan lokal di Kabupaten Sikka mulai punah.Posisi pangan lokal dari yang semula adalah makanan pokok menjadi makanan sampingan dan digantikan dengan beras sebagai yang utama. Stigmatisasi negatif terhadap pangan lokal Sikka pun bermunculan.
Pangan lokal tersebut misalnya, ubi kelapa, ubi gembili dan berbagai jenis umbi-umbian lainnya, kacang-kacangan, buah-buahan, jagung, dan masih sangat banyak pangan lokal yang dapat ditemukan di kebun-kebun warga.
Sedangkan beras mulai diterima dan dijadikan makanan pokok.
Stigmatisasi negatif tersebut misalnya, pangan lokal adalah makanan kelas bawah, kotor, makanan kampungan atau makanan orang miskin.
- PS Pejalan Kaki di Watubala Tewas Akibat Tabrak Lari
- Para Wanita Pelaku UMKM 'Kelompok Belfritd Ceria' Maumere Bersimpati dan Siap Dukung Paket OASE
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan menjalankan Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) di Kabupaten Sikka, rencananya akan di laksanakan pada 20 sampai 22 juni 2024 mendatang.
"Sekolah Lapang Kearifan Lokal merupakan upaya percepatan pemajuan kebudayaan yang dijalankan secara partisipatif bersama masyarakat adat di seluruh Indonesia," kata Pamong Budaya Ahli Muda, Dit. KMA Ditjend Kebudayaan Kemdikbudristek Yani Haryanto
Ia mengatakan desa atau kampung adat di Kabupaten Sikka memiliki nilai budaya yang penting untuk diangkat menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia salah satunya yaitu pangan lokal.
Namun, katanya, kebudayaan itu tidak hanya berkaitan dengan jati diri atau identitas, tetapi ada aspek pengembangan dan pemanfaatan sehingga kebudayaan bisa berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
SLKL ini berada di bawah naungan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek.
"Ada banyak objek pemajuan kebudayaan yang jadi sasaran utama. Semua ini akan diangkat lewat program pengembangan dan pemanfaatan ini," katanya.
SLKL rencananya akan diikuti 22 orang muda yang berasal dari berbagai desa di Kabupaten Sikka mereka akan di ajarkan untuk menjadi "Pandu Budaya" yang menjadi pelaku aktif pemajuan kebudayaan masyarakat adat di Kabupaten Sikka.
Rencana kegiatan akan berlangsung di Wisma Nazaret,Kecamatan Nelle.
Para peserta akan mendapatkan penguatan kapasitas sebagai "Pandu Budaya" sehingga bisa menggali lebih dalam tentang kebudayaan di daerah masing-masing.
Setelah adanya praktik temu kenali yang diikuti dengan penyusunan narasi dan kurasi, diharapkan adanya data kekayaan kebudayaan masyarakat adat Kabupaten Sikka.
Ada pula pemanfaatan dan pengembangan objek pemajuan kebudayaan dan potensi rintisan usaha masyarakat adat. (Mardat).