Pentas Seni SDK La Mennais Larantuka, Asah Kreativitas Melalui 'English Theater'

redaksi - Rabu, 29 Mei 2024 17:55
Pentas Seni SDK La Mennais Larantuka, Asah Kreativitas Melalui 'English Theater'Salah satu penampilan sisswa-siswi SDK La Mennais Larantuka (sumber: Paul Pemulet)

 LARANTUKA (Floresku.com) -SDK La Mennais Larantuka di Kabupaten Flores Timur berhasil menyelenggarakan pentas seni di Gedung Multi Event OMK Larantuka.

Pentas seni bertajuk 'The Journey Through The Cultures Adventures Around The World' tanggal 25 Mei 2024 itu dihadiri undangan penting, termasuk Kepala Dinas PKO Flores Timur, Felix Suban Hoda, Ketua Yayasan Persekolahan Umat Katolik Keuskupan Larantuka, ketua komite, dan undangan lainnya.

Kepala Sekolah SDK La Mennais, Br. Fransiskus Xaverius Gua Making, B.S. ED, S.Pd, membuka acara dengan sambutan hangat dan penuh syukur.

Franssiskus menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pementasan teater biasa, melainkan sebuah perjalanan budaya yang bertujuan untuk mengenalkan dan menghargai keanekaragaman budaya Lamaholot dan budaya dari seluruh dunia.

"Melalui acara ini, kita diajak untuk memahami bahwa budaya Lamaholot adalah salah satu kekayaan yang dimiliki dan harus dilestarikan," katanya kepada wartawan, Rabu, 29 Mei 2024.

Fransiskus selalu berkomitmen memberikan pendidikan terbaik, tidak hanya berfokus pada aspek akademik tetapi pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial.

Dijelaskan, SDK La Menais memegang teguh prinsip F3C, yaitu Fraternity (Persaudaraan), Compassion (Belas Kasih), Competence (Kompetensi), dan Creativity (Kreativitas).

Prinsip pertama, Fraternity atau persaudaraan, yaitu lingkungan sekolah penuh persaudaraan, semua siswa dapat merasa aman, diterima, dan dihargai. 

Pementasan ini mengajarkan anak-anak untuk bekerja sama, menghormati perbedaan, dan membangun persahabatan yang kuat.

Prinsip kedua, Compassion atau Belas Kasih, menyangkut rasa belas kasih merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter siswa.

 Dalam perjalanan budaya ini, anak-anak diajarkan untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya dengan penuh kasih sayang dan empati. Hal ini esensial dalam membentuk generasi yang toleran dan peduli terhadap sesama.

Kemudian, prinsip ketiga adalah Competence. Kompetensi tidak hanya mencakup pengetahuan akademis tetapi juga keterampilan hidup yang membantu siswa menghadapi tantangan masa depan.

Melalui berbagai peran dalam pementasan, lanjut Fransuskus, anak-anak mengasah kemampuan bahasa Inggris mereka serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas.

Selanjutnya, adalah Creativity.  Kreativitas adalah kunci dalam menghadapi dunia yang terus berkembang. Pementasan seni ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri secara bebas, menemukan ide-ide baru, dan berinovasi.

Fransiskus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk para guru, staf, orang tua, kelompok musik instrumental SMA Darius Larantuka, sponsor seperti Penerbit Buku Erlangga, Bank Mandiri, dan organisasi SAL.

"Saya juga mengapresiasi dedikasi dan pengorbanan mereka dalam membimbing dan melatih anak-anak," ucapnya.

Pentas seni tidak hanya menampilkan teater dalam bahasa Inggris tetapi juga vocal group dan tarian tradisional dengan menonjolkan nilai-nilai budaya Lamaholot.

Fransiskus mengingatkan para siswa bahwa setiap langkah dalam perjalanan ini adalah bagian dari proses belajar yang berharga.

"Gunakan pengalaman ini sebagai batu loncatan untuk mencapai prestasi yang lebih besar," pesannya.

Dengan penuh semangat, acara ini ditutup dengan penampilan memukau dari para siswa yang berhasil menampilkan keanekaragaman budaya dengan percaya diri.

Harapannya dapat memberikan inspirasi dan memperkaya wawasan semua yang hadir, serta menjadi batu loncatan bagi siswa untuk terus mengeksplorasi ide-ide baru, menantang diri sendiri, dan tidak pernah berhenti belajar dan berkembang.

Kepala Dinas PKO Flores Timur, Felix Suban Hoda pun memberikan apresiasi tinggi. Dia juga menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam pendidikan anak.

"Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing," ujarnya. (Paul Pemulet). ***

RELATED NEWS