89 Frater TOR Ritapiret Terima Jubah di Paroki Nangaroro
redaksi - Senin, 14 Juli 2025 21:44
NANGARORO (Floresku.com) - Sebanyak 89 frater Tahun Orientasi Rohani (TOR) St. Yohanes Paulus II Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret, Maumere menerima jubah di Paroki St. Martinus Nangaroro, Keuskupan Agung Ende pada Minggu (13/07).
Ke-89 frater tersebut berasal dari enam keuskupan berbeda, yakni empat frater dari Keuskupan Denpasar, 16 frater dari Keuskupan Labuan Bajo, 17 frater dari Keuskupan Ruteng, 30 frater dari Keuskupan Agung Ende, lima frater dari Keuskupan Maumere, dan 17 frater dari Keuskupan Larantuka.

Kegiatan ini dibalut dengan kegiatan live in yang berlangsung sejak Selasa (8/07) hingga Senin (14/07).
Para frater tinggal bersama umat di lingkungan Paroki Nangaroro dan Stasi Sorowea serta menjalankan enam kegiatan utama, yakni animasi dan katekese bersama Sekami dan JPA, kerja bakti di Komunitas Basis Gerejawi (KBG)/lingkungan dan Pasar Nangaroro, penghijauan di Gua Maria Sta. Anna Mater Spei Paroki Nangaroro dan lingkungan Gereja Paroki, katekese bersama umat di KBG bertema "KBG Ramah Anak" dan "KBG Peduli Ibu Hamil", Pertandingan voli antara fratres TOR Vs Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Nangaroro, dan malam hiburan bersama umat Paroki Nangaroro.
- Seminar MPLS SMK St. Thomas Maumere Tekankan Pencegahan Kekerasan dan Judi Online di Kalangan Remaja
- Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia melalui Penghargaan dari Global Private Banker
- Alumnus Ledalero Reginaldus Sely Dilantik sebagai Sekretaris Ditjen Bimas Katolik
Menurut Socius TOR Ritapiret, RD. Albert Dedon, kegiatan live in tersebut menjadi kesempatan berharga bagi para frater untuk mengalami situasi umat di Paroki Nangaroro.
"Kehadiran kamu bukan hanya soal memberi dari apa yang kamu miliki, melainkan turut merasakan situasi umat di Nangaroro ini", ungkap RD. Albert kepada para frater di sela-sela kegiatan live in, Rabu (09/07).
Selain itu, Pastor Vikaris Paroki Nangaroro, RD. Yonas Pati dalam sambutannya di awal malam hiburan Jumat (11/07), menuturkan bahwa kegiatan live in juga menjadi momen bagi para frater untuk mempromosikan panggilan untuk menjadi imam.

"Kehadiran mereka bukan sekadar tinggal bersama umat, melainkan momen untuk mempromosikan panggilan untuk menjadi imam. Semoga setelah live in ini, ada anak-anak kita yang ikut jejak para frater ini”, ungkap RD. Yonas.
Sementara itu, Vikep Kevikepan Mbay, RD. Aster Lado dalam homilinya saat Perayaan Ekaristi Penerimaan Jubah, Minggu (13/07/2025), mengungkapkan bahwa jubah yang diterima memberi simbol identitas baru bagi para frater untuk bersedia dibina dan dididik sebagai calon imam ke depannya.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Praeses Seminari Tinggi Interdiosesan Ritapiret, RD. Hilde Tanga dalam sambutannya di akhir Perayaan Ekaristi Penerimaan Jubah. Dirinya menegaskan bahwa jubah putih yang diterima menjadi tanda kebanggaan bagi para frater untuk berproses menjadi imam. Bagi RD. Hilde, kebanggaan para frater juga adalah kebanggaan umat yang tentu berharap agar para frater tetap setia dan berjalan secara baik dalam proses pendidikan dan pembinaan sebagai calon imam. (Bayu Tonggo). ***