Anggota DPRD Mabar Kritik Keras Seniman yang Lakukan Pementasan 'Caci' di Sembarang Tempat di Labuan Bajo

redaksi - Kamis, 05 Mei 2022 07:59
Anggota DPRD Mabar Kritik Keras Seniman yang Lakukan Pementasan 'Caci' di Sembarang Tempat di Labuan BajoPementasan caci di Bukit Silvia Labuan Bajo dari kelompok Sanggar Potang Iring. (sumber: Istimewa)

LABUAN bajo (Floresku.com) - Salah satu anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar), Belasius Pandur angkat bicara berkaitan dengan maraknya aktivitas para seniman yang melakukan pementasan budaya terutama tarian adat Manggarai yaitu Tarian Caci yang dilakukan di sembarang tempat di Labuan Bajo.

Salah satunya, yaitu Tarian Caci yang dilakukan oleh kelompok sanggar budaya 'Potang Iring' di mana kelompok ini melakukan pementasan Tarian Caci di Bukit Silvia Labuan Bajo, Selasa, Mei 2022.

Dalam pementasan tarian itu Sanggar Potang Iring memperagakan Tarian Caci dengan cara yang tak sesuai dengan ritual adat yang seharusnya. Bahkan, pemain caci juga terlihat jelas ada yang menggunakan sepatu.

Terhadap aktivitas itu, Belasius Pandur selaku anggota DPRD Mabar menyampaikan bahwa sekarang di Labuan Bajo sudah terjadi krisis budaya Manggarai.

"Krisis budaya Manggarai. Saya bingung budayawan kita ini mau jadi apa. Saya mengharapkan, kemajuan kita terima, tapi jangan merusak budaya kita", kata Belasius Pandur saat diwawancari oleh media ini, Labuan Bajo, Rabu 4 Mei 2022.

Anggota DPRD komisi III itu mempertanyakan mengapa tarian adat Manggarai, yaitu caci dibuat seperti pasar.

"Kenapa caci dibuat kayak pasar gitu lo. Budaya caci itu apa, makna caci itu di mana. Sangat disayangkan, kenapa sampai para budayawan tidak paham betul tentang budaya Manggarai ini. Kenapa tidak buat di Lancang karena di lancang ada Compang. Atau di tempat lain yang sakral sehingga layak dan pantas caci itu dipentaskan", tegas Belasius Pandur anggota DPRD dari Partai Hanura.

Rikardus Ngaca,  sebagai pendiri Sanggar 'Potang Iring' menjelaskan bahwa alasan dibuatnya pementasan tarian caci di bukit Silvia karena kelompoknya tidak mempunyai tempat yang memenuhi standar kegiatan.

" Standar yang dimaksud adalah ruang supaya kami bisa berkarya. Kehadiran kami di sana itu mau menyampaikan bahwa budaya Manggarai sangat kuat di Labuan Bajo", kata Rikardus.

Lebih lanjut, Rikardus menyampaikan, seni pertunjukan itu bagian dari cerita untuk diinformasikan supaya wisatawan tidak bingung ketika mencari tahu di internet.

"Seni pertunjukan itu adalah  bagian dari cerita yang saya sampaikan supaya terkesan memberikan informasi penting supaya para wisatawan tidak bingung ketika mereka googling di internet", kata Rikardus. (Tedy N.) ***

RELATED NEWS