Emak-Emak KWT Wawonio dan Seruni di Nagekeo, NTT Gotong-Royong Membuat Pupuk Organik
redaksi - Kamis, 01 September 2022 09:24MAUPONGGO (Floresku.com) -Emak-emak yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Wawonio dan Seruni Desa Lokalaba, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo secara bergotong royong atau dalam bahasa lokal ber-'To,o Jogho Waga Sama' dalam membuat pupuk organik, pada Sabtu 27 Agustus 2022.
Aris Ndona selaku Kepala Desa Lokalaba menjelaskan bahwa, kegiatan ini pada awalnya terbentuk dari inisiatif emak-emak untuk membuat sebuah komunitas yang berhubungan dengan kegiatan perkebunan, perpupukan dan pertanian.
- Gairahkan Ekonomi Masyarakat, Yayasan SPM Adakan Diklat Pembuatan Pakan Ternak Berbahan Lokal di Pagal
- SENDAL SERIBU, Rabu, 31 Agustus 2022: Kehadiran yang Menyembuhkan
"Karena itu, dengan dibantu bapak-bapak, RT dan dusun setempat, emak-emak KWT Wawonio dan Seruni kemudian mulai mengumpulkan daun-daun, dedak padi dan kotoran hewan untuk diolah menjadi pupuk.
Disamping itu, praktik dan konsepnya juga diarahkan secara baik oleh petugas PPL Nagekeo (Pak Kris) dan Dinas Pertanian Nagekeo," ungkap Kades Aris Ndona.
Lebih lanjut, Kades Aris menjelaskan, kegiatan ini memang terlihat sederhana. Namun, dibalik itu, kegiatan positif seperti ini sebetulnya sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup perkebunan para petani setempat, khusus pula bagi ketahanan pangan masyarakat.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga membantu emak-emak dan para petani setempat untuk memberi nutrisi yang baik bagi tanaman perkebunan, seperti sayuran, lombok dan tanaman horticultural lainnya.
"Tentu dihatapkan agar kegiatan pembuatan pupuk ini bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap perkebunan para petani, khususnya pula dalam menunjang kebutuhan hidup sehari-hari dan juga menguatkan ketahanan pangan masyarakat lokal," cetus Kades Aris.
Lebih jauh, Kades Aris menjelaskan, kegiatan pertanian dan perkebunan masyarakat setempat hampir sama dengan kegiatan para petani dari desa lainnya di Kecamatan Mauponggo dan juga Kabupaten Nagekeo.
Pada umumnya, masih kata Kades Aris, para petani cukup survive dalam mengolah tanah dan hasil perkebunan mereka untuk membiayai kebutuhan keluarga, kebutuhan pangan, kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ekonomi sehari-hari.
"Para petani yang merdeka membutuhkan support yang kuat dari pemerintah, LSM dan lembaga-lembaga lainnya serta semua pihak untuk membantu meningkatkan pemasaran hasil pertanian, menjaga keseimbangan harga komoditi pertanian, meningkatkan akses seperti jalan, komunikasi dan jejaringan terhadap pasar, menjaga kualitas hasil pertanian dengan perpupukan organik, mengedukasi para petani untuk mengolah hasil pertanian menjadi produk jadi atau setengah jadi yang ramah lingkungan (bukan pabrik atau perusahaan yang merusaklingkungan) dan meningkatkan kerjasama antar para petani lokal dengan petani-petani lain," pungkasnya. (Jivansi/San Mite) ***