Gandeng Tri Winarni Disperindagkop Matim Gelar Pelatihan Pengolahan Pisang

redaksi - Jumat, 24 Juni 2022 12:42
Gandeng Tri Winarni Disperindagkop Matim Gelar Pelatihan Pengolahan Pisang  Foto berama instruktur dan peserta Pelatihan Pengolahan Pisang yang diadakan Disperindagkop Matim. (sumber: Filmon Hasrin)

BORONG  (Floresku.com)-Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dalam hal ini Dinas Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM menggelar 'Pelatihan Pengolahan Pisang Tingkat Kabupaten Manggarai Timur Tahun Anggaran 2022' yang berlangsung sejak Minggu, (19/6) hingga Sabtu (25/6) 2022 di Aula Hotel Gloria, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong.

Pemateri  pelatihan Ir. Tri Winarni  mengatakan 'ini sebenarnya negeri yang kita rawat, di sini potensi terbesar adalah pisang, kemudian di sini sumber daya manusia bagus tetapi kendala dalam teknologi informasi."

Menurut Tri, pada prinsipnya program pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan Disperindagkop harus berdasar pada  potensi daerah.

"Kita lihat potensi mereka dan apa yang dilakukan terhadap pisang. Ternyata mereka aktif mengelola pisang namun harus diperbaiki mutunya," ungkapnya.

Tri Winarni (kiri),  dan Epy Ndarung (tengah) dan seorang eserta pelatihan. (Foto: Filmon Hasrin)

Ia juga mengatakan, secara garis besar mereka belum tahu mengelola pisang karena itu dibangkitakan terlebih dahulu semangat kewirausahaan melalui pelajaran kewirausahaan.

"Supaya mereka bisa melihat sekeliling mereka, kopi, pisang dan memutuskan apa yang mereka lakukan terhadap pisang. Kami awali dengan membuat tepung, jadi tepung itu hanya dari pisang, diparut dijemur lalu dihancurkan dan menjadi tepung. Padahal tepung 1 kg harganya bisa 100 ribu rupiah," jelasnya.

Lebih jauh Tri, keripik pisang yang dibuat sebelumnya tidak bermutu karena irisan belum rata, warnanya masih pucat, dan belum divariasi. Kekurangan lain, tidak membuat catatan, mereka tidak tahu untung atau rugi. 

"Secara umum UMKM tidak punya catatan, mereka tidak mengerti bagaimana supaya bisa membiayai pekerja juga. Kadang alasan bukunya basah dan hilang," ungkapnya lagi.

Suasana Pelatihan Pengolahan Pisang (Foto: Filmon Hasrin).

Sebagai solusi menurut Tri, pelaku UMKM bisa menggunakan aplikasi krealogi untuk pencatatan digital, misalnya mendaftar jenis keripik, harga, dan pesanan. Selain itu menurut dia, pisang mentah, matang, dan rusak bisa diolah sesuai kebutuhan. Karena itu, mulai besok, Jumat 24 Juni, mereka bisa membuat minimal 10 olahan pisang.

"Mereka sekarng lagi bikin roti sama ice cream. Kalau soal kemasan, tidak boleh pake sablon ,karena sablon itu 'kan pake minyak tanah dan baunya bisa tembus plastik, apalagi plastik tipis bertipe PP 03, 04, 05. Jadi, mesti menggunakan plastik tebal PP 010. Kita sudah ajarkan juga cara membuat kemasan karena mereka belum tahu standar kemasan yang memenuhi standar aturan pemerintah," jelas alumnus Teknologi Pangan Brawijaya itu.

Bidang Perindustrian Dinas Perindagkop Matim, Epy Ndarung mengatakan potensi pisang di Matim butuh pengolahan yang jelas, kemudian prodaknya bisa disesuaikan dengan pisang-pisang yang tersedia.

"Di sini pisang kepok. Pisang kepok mulai dari bahan setengah jadi hingga bahan jadi, bisa bikin keripik, selai, dan tepung," ungkapnya.

Menurut Epy, nanti ditekankan sampai kepada legalitas prodak. Selain dipasarkan di sini bisa juga dipasarkan keluar daerah Matim.

Dionysia Mulyati, salah satu peserta Pelatihan Pengolahan Pisang menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada Dinas Perindagkop karena telah diundang untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan. Menurutnya, pelatihan ini sangat membantu untuk meningkatkan SDM pelaku UMKM di Matim.

"Kami diundang untuk mengikuti pelatihan ini. Selama ini kami hanya membuat pisang goreng. Sekarang kami bisa belajar lebih dalam," ungkapnya.

Sementara itu, Bertha Lisen yang juga peserta Pelatihan Pengolahan Pisang mengatakan ini adalah pengalaman pertama  dan peserta dilatih secara profesional, apalagi telah menghadirkan pemateri dari Jawa.

"Ini adalah rahmat supaya kami bisa bekerja dengan pasti. Semoga usaha kami lebih bermutu, berkembang, dan bersaing," harapnya.

Untuk diketahui,  peserta Pelatihan Pengolahan Pisang berjumlah 30 dan direkrut dari setiap kecamatan yang ada di Matim. Pisang yang berhasil diolah antara lain, selai pisang cokelat, nugget pisang, keripik pisang aneka rasa, dan yang lainnya sedang dalam proses pengolahan seperti ice cream dan tepung. (Filmon Hasrin). ***

RELATED NEWS