Gusti Sarifin dan Tim Teknis YPF Sosialisasikan Program Pembiakan 10 Ribu Induk Babi di Nagekeo
redaksi - Jumat, 03 Juni 2022 10:23MBAY (Floresku.com) - Yayasan Peduli Foundation (YPF) mensosialisasikan' Program Pembiakan 10 Ribu Induk Babi' di SMKN 1 Aesesa, Nagekeo, pada Kamis, 02 Juni 2022.
Kehadiran YPF di Mbay, Kabupaten Nagekeo ini untuk memenuhi undangan dari SMKN Aesesa Selatan dan SMKN I Aesesa.
Acara sosialisasi yang dipimpin langsung oleh Agustinus Sarifin, S.Fil. MH bersama Tim Teknis YPF dihadiri ratusan warga masyarakat yang berasal dari Kecamatan Aesesa, Wolowae, Aesesa Selatan, Boawae, Nangaroro, Mauponggo, dan Keo Tengah.
Dalam sambutannya, Kepala SMKN I Aesesa, Theresia Uta,SP., menyampaikan bahwa “program yang diprakarsai dan dicanangkan YPF tentang pengembangbiakan 10 ribu ekor induk babi dan maksimalisasi pemanfaatan lahan tidur untuk Flores, merupakan program spektakuler.”
- SLOKI MUARA, Jumat Paskah VII, 03 Juni 2022: Gembalakanlah Domba-DombaKu!
- Final Sepak Bola Leda Cup: Longos Fc Akan Berhadapan dengan Persamba Gonggo Fc
- Para Panelis di Webinar Valuenomics Dorong Bisnis Berbasis Nilai untuk Dunia yang Lebih Baik
“Program ini lahir dari gagasan cemerlang putera Flores, Bapak Agustinus Sarifin,S.Fil.,MH. dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat Flores yaitu menyediakan lapangan kerja untuk menyerap tenaga kerja bagi sejumlah lulusan seperti dokter hewan dan sarjana perternakan yang masih “nganggur”, ungkap Uta.
Sebuah peluang dasyat
Berbicara pada kesempatan yang sama, Ketua Kompetensi Keahlian Peternakan SMKN I Aesesa, Sofia Wea, S.Pt. mengapreasi program yang digalakkan YPF.
Ia mengatakan, “manfaat lain dari program ini, adalah masyarakat peternak babi dibimbing dan dilatih untuk memelihara babi secara benar dan profesional, serta tidak lagi mengacu pada pola pemeliharaan tradisional ala Flores. "
Program YPF tersebut juga dinilai sangat positif oleh Ketua Yayasan Sao Mere, Kasianus Sebho.
“Saya lihat sesungguhnya ada beberapa hal yang menjadi kekuatan sekaligus peluang dahsyat dalam bertenak babi.Ternak babi adalah komoditas yang sangat potensial; Ternak babi adalah usaha tradisional masyarakat Flores sehingga animo beternak babi sangat tinggi apalagi ternak babi adalah ternak utama dalam upacara-upacara adat,” ungkapnya.
Yang terjadi selama ini jelas Sebho, warga masyarakat beternak babi hanya sebagai usaha sampingan.
“Warga masyarakat melakukan peternakan babi secara tradisional dengan pola alam yang memelihara, dan dibiarkan hidup bebas tanpa kandang, dengan sanitasi lingkungan yang buruk, sehingga babi-babi gampang diserang penyakit. Bahkan pakan untuk ternak babi juga diolah secara tradisional tanpa memperhatikan gizinya”, papar Sebho.
Padahal, lanjut Sebho, ternak babi adalah ternak paling subur karena bisa beranak 2- 3 kali setahun dengan jumlah anak sekitar 10 -14 ekor sekali melahirkan.
“Ternak babi adalah ternak monogestrik yaitu mampu mengolah makanannya dari limbah pertanian, limbah peternakan, dan sisa-sisa makanan menjadi pakannya,” ucapnya.
Sebho menambahkan peternakan babi adalah bisnis yang menjanjikan. Sebab, kebutuhan akan daging babi kian hari kian meningkat; permintaan ternak babi dari luar Flores, seperti Sumba, kian bertambah; dan harga ternak babi di pasar terus meningkat.
Kegiataan kemanusian dan peningkatan ekonomi
Gusti Sarifin sendiri merasa bersyukur karena program yang dirancangkannya sudah mulai mendapat tempat di hati warga masyarakat Kabupaten Nagekeo.
YPF sendiri, katanya lagi, akan terus menggelorakan kegiatan ini ke seluruh kabupaten di Pulau Flores, sehingga apa yang menjadi tujuan keberadaan lembaga ini akan tercapai.
“Program 10 ribu ekor induk babi ini merupakan kegiatan kemanusiaan dan murni untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
300 induk babi per kecamatan
Kepada Floresku.com Gusti Sarifin menjelaskan bahwa SMKN Aesesa Selatan dan SMKN I Aesesa berinisiatif mengundang YPF ke Nagekeo karena mereka ingin berkerjsama dengan YPF untuk menyiapkan siswanya ke dunia wirausaha.
“Kedua SMKN tersebut juga berharap agar YPF menyediakan sejumlah induk babi bagi sekolah mereka, karena sekolah sudah memliki kandang babi. Mereka berniat menjadikan usahapeternakan babi sebagai tempat praktek bagi para siswanya”, jelas Gusti Sarifin.
Menurut Gusti, beberapa peserta yang berasal dari sejumlah kecamatan di Nagekeo, termasuk PSE Paroki Aeramo juga komit untuk menyiapkan lahannya bagi lokasi peternakan babi.
“Target YPF untuk Kabupaten Nagekeo adalah 300 induk babi per kecamatan”, jelas Gusti.
“Saya sudah sampaikan kepada mereka bahwa tahun depan lembaga saya (YPF, red) akan menggerakkan para petani untuk menggunakan lahan tidur yang nantinya bisa menyokong industri peternakan babi. Lembaga akan kelola pengembangbiakan babi ini memjadi sebuah industri babi yang besar di Flores khususnya dan NTT umumnya”, pungkasnya. (Silvia). ***