Ikhtiar Milenial Flotim-Lembata Bersama Gabungan LSM Cegah Dampak Perubahan Iklim

redaksi - Kamis, 13 Januari 2022 16:27
Ikhtiar Milenial Flotim-Lembata Bersama Gabungan LSM Cegah Dampak Perubahan IklimPose gabungan LSM bersama para Enumerator dari Flotim dan Lembata, NTT di depan pelataran Wisma Sesabanu, Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. (sumber: Paul K)

HOKENG (Floresku.com) - Matahari menyuar cerah meski sesekali tertutup kabut awan dan rintik hujan. Puluhan anak milenial tampak bersemangat memasuki pelataran Wisma Sesabanu untuk check in sebelum agenda kegiatan dimulai, Senin, 10 Januari 2022. 

Wisma Sesabanu merupakan tempat penginapan bertajuk rohani yang terletak di Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Ditemani hawa dingin yang menenangkan dan mampu bangkitan segudang inspirasi, puluhan milenial itu aktif menyantap semua proses kegiatan dengan tema Perubahan Iklim hasil gagasan kelompok Koalisi Pangan Baik dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di tanah air.

Gabungan LSM tersebut diantaranya, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) berkedudukan di Bogor, Yayasan Kehati berkedudukan di Jakarta, Yayasan Ayo Indonesia Berkedudukan di Manggarai, Yayasan Ayu Tani dan Yaspensel berkedudukan di Flores Timur.

"Teman-teman saya mau pastikan lagi apakah ada yang belum mengisi daftar hadir ?" Tanya Kiki Nurani bersama Ridwan Nanta, dua fasilitator muda dari Yayasan KRKP, memastikan lembaran daftar hadir sudah terisi semua peserta.

"Sudah kaka," sahut kompak para peserta yang adalah enumerator milenial dari beberapa desa di daratan Flores Timur dan Lembata.

Usai menilik lembaran absen, Nanta dan Kiki lalu mulai memfasilitasi proses kegiatan bertajuk perubahan iklim. Puluhan enumerator pun sigap menawan pulpen, mencerna poin-poin penting kemudian meramunya ke dalam notes kecil.

"Ingat ya, teman-teman, enumerator adalah bagian dari perubahan. Enumerator itu belajar dari masyarakat bukan menggurui masyarakat," ujar Nanta bersemangat sambil sertakan guyon ringan agar suasana tetap cair.

Sementara itu, Thomas Uran dari Yayasan Ayu Tani menegaskan dampak perubahan iklim dan kepekaan semua pihak. Menurutnya, kalau tidak segera diantisipasi, dampaknya banyak dan bisa fatal.

"Kita hadir disini supaya bersama masyarakat mulai bangun kesadaran. Bencana memang tidak bisa Diatasi tapi dampaknta kita bisa kurangi," tandas Thomas.

Hal serupa juga dikatakan Ben Asan dari Yayasan Yaspensel. Ia memaparkan materi tentang anak muda dan kesadaran perubahan iklim. Lebih-lebih saat badai Seroja belum lama ini, kata dia, masyarakat harus lebih sadar dan peka.

Diketahui, Kelompok Koalisi Pangan Baik dari gabungan LSM bersepakat meluncurkan gagasan konservasi lingkungan melalui pemaparan materi secara terpusat di Wisma Sesabanu bersama enumerator selama tiga hari, sejak Senin (10/1) hingga Kamis, 13 Januari 2022, pagi.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat agar peka terhadap isu perubahan iklim melalui peran kaum milenial. (Paul K.)

RELATED NEWS