Insiden Gigitan Anjing Rabies di Nenbura, Sikka: Warga Diimbau Waspada dan Vaksinasi Hewan Peliharaan

redaksi - Jumat, 01 Agustus 2025 07:45
Insiden Gigitan Anjing Rabies di Nenbura, Sikka: Warga Diimbau Waspada dan Vaksinasi Hewan PeliharaanIlustrasi: Aning rabies (sumber: Istimewa)

NENBURA, SIKKA (Floresku.com)  – Seorang warga Desa Nenbura, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, menjadi korban gigitan anjing yang terbukti positif rabies. 

Insiden terjadi pada pagi hari di rumah Mama Gormia Bura, ketika Maria Sri Wahyuni (23), warga Dusun Doreng, tiba-tiba diserang anjing yang muncul secara mendadak dan langsung menggigit bagian atas telapak kaki kanannya.

Menurut keterangan perangkat desa Nenbura, Marsel Noe, usai menggigit korban, anjing tersebut melarikan diri ke arah kantor desa dan sempat menimbulkan kepanikan warga. Warga segera melakukan pengejaran hingga ke halaman Sekolah Dasar Katolik (SDK) Doreng, tempat di mana anjing tersebut akhirnya berhasil dilumpuhkan.

Saat kejadian berlangsung, sejumlah anak-anak sekolah sedang berada di halaman sekolah. 

Mama Gondeliva Manona yang keluar dari ruang kelas mengenali anjing tersebut sebagai milik keluarganya.

 Setelah itu, Marsel Noe langsung menuju rumah pemilik anjing, Om Yansen, yang membenarkan bahwa anjing itu adalah miliknya dan telah lepas dari pengawasan sejak pagi.

Setelah anjing tersebut dipastikan milik Om Yansen, Marsel Noe segera mengambil tindakan cepat. Kepala anjing dipotong dan dibawa bersama korban ke Puskesmas Bola untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Maria Sri Wahyuni langsung mendapatkan suntikan vaksin anti-rabies sebagai langkah pencegahan.

Hasil pemeriksaan laboratorium veteriner menunjukkan bahwa anjing tersebut memang terinfeksi virus rabies. Kepastian ini meningkatkan kekhawatiran masyarakat setempat, terutama karena banyak anjing liar yang berkeliaran di lingkungan desa.

Menanggapi situasi ini, Marsel Noe mengimbau seluruh warga Desa Nenbura untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia menekankan pentingnya vaksinasi terhadap hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, guna mencegah penularan virus rabies yang dapat berakibat fatal bagi manusia.

“Warga harus proaktif membawa hewan peliharaan mereka untuk divaksin. Selain itu, kami juga menyarankan dilakukan eliminasi massal terhadap anjing liar, karena populasinya yang tidak terkontrol bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat,” tegas Marsel.

Ia juga berharap instansi terkait, baik dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Peternakan, segera turun tangan untuk memberikan penyuluhan dan program vaksinasi massal agar insiden serupa tidak terulang kembali.

Rabies merupakan penyakit mematikan yang ditularkan melalui air liur hewan terinfeksi, biasanya lewat gigitan. Pencegahan melalui vaksinasi adalah langkah paling efektif untuk melindungi manusia maupun hewan dari ancaman virus ini. (SP/Silvia). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS