ISKA: ASEAN Perlu Desak Rezim Junta Myanmar Hentikan Kekerasan

redaksi - Sabtu, 24 April 2021 18:48
ISKA:   ASEAN  Perlu Desak Rezim Junta Myanmar Hentikan Kekerasan V. Hargo Mandirahardjo, Ketua Presidium ISKA (Foto: Istimewa) (sumber: null)

JAKATA (Floresku.com) - Ikatan Sarjana Katolik  Indonesia (ISKA)  mendesak  para pemimpin Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara(ASEAN) untuk  mengambil sikap tegas  kepada  rezim junta untuk menghentikan kekerasan, memulihkan demokrasi,  menegakkan hak asasi   manusia di Myanmar.   

ASEAN perlu memastikan hadirnya kembali perdamaian  di  kawasan regional. “Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi  (KTT) ASEAN  2021,  Indonesia punya kesempatan mengusung peran utama melalui jalur diplomasi untuk penyelesaian krisis politik  di Myanmar melalui cara-cara demokratis  seraya  tetap  menghormati kedaulatan masing-masing negara anggota , “ kata Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik  Indonesia ( PP ISKA)  V. Hargo  Mandirahardjo.

Hargo menyampaikan hal ini di Jakarta menjelang  dimulainya  KTT   ASEAN  di Jakarta, pada hari  ini,   Sabtu,  24 April 2021. Ketua Presidium   menegaskan,  sebagai  organisasi  massa  independen, ISKA  memahami dan menghormati komitmen Indonesia terhadap  Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara utuk menghormati  kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan,   integritas  wilayah serta  identitas  nasional  seluruh negara anggota.

”Namun, sebagai  salah satu pendiri ASEAN   yang punya peran penting,  Indonesia perlu berdiri di garda depan kawasan untuk menghentikan kekerasan militer pada warga sipil agar jumlah korban tidak terus bertambah,” kata  Hargo menegaskan.  

Pemimpin  ISKA merujuk   pada kekerasan  di  Myanmar yang telah membawa korban 700 lebih  nyawa lebih,  termasuk perempuan dan anak-anak sejak  kudeta militer pada Februari lalu.  Juga, penangkapan hampir 3000  warga   sipil,  aktivis pro demokrasi  yang  berdemonstrasi  melawan junta militer. Para pemantau lokal di Myanmar  melaporkan  sejumlah  jurnalis  dan kaum   religius juga ditahan oleh junta militer.  

Sekretaris Jenderal ISKA Joanes  Joko menyampaikan, sebagai  organisasi para sarjana  Katolik  yang  memiliki spirit solidaritas tanpa sekat,   ISKA  mengapresiasi  langkah aktif pemerintah Indonesia menyokong  rekonsiliasi di Myamar. 

“ Presiden Joko Widodo telah mendorong  dialog dan rekonsiliasi untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di Myanmar” ujar Joko. Sikap ini diikuti oleh  langkah nyata  menginisiasi   ASEAN Special Summit 2021 di Jakarta.

Joanes Joko menegaskan,   ISKA sepenuhnya mendukung dan mendorong pemerintah Indonesia  lebih aktif menekan junta  militer Myanmar   yang dipimpin  Jenderal Jenderal Min Aung Hlaing.  Joko mengatakan,  seluruh  perwakilan  ISKA di dalam dan  di luar negeri,  mengharapkan   pertemuan  tingkat tinggi ini dapat merumuskan peta jala demokrasi  yang  mengedepankan dialog  dengan  melibatkan seluruh elemen pro- demokrasi serta  masyarakat sipil Myanmar. “Dengan cara ini, kita  berharap  kehidupan damai  yang  terbuka bagi akses  kemanusiaan, dapat segera hadir kembali di Myanmar,” ujar  Hargo.

ASEAN Special Summit berlangsung  di Gedung  Sekretariat  ASEAN, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  Presiden  Joko Widodo  hadir  dalam  pertemuan  ini bersama sejumlah pemimpin negara. Antara lain, Singapura, Malaysia,  Vietnam,  Kamboja, Vietnam.  Tiga kepala negara  yang tak  dapat hadir adalah  PM Thailand Prayuth Chan-o-cha, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Presiden Laos Thongloun Sisoulith.

Kekerasan militer di Myanmar memicu penolakan  koalisi  masyarakat sipil di Indonesia  atas kehadiran pemimpin  junta militer Myanmar   Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari lalu .  Namun  para pemimpin regional   telah mulai membuka komunikasi dengan rezim  junta  sebelum  berlangsungnya  KTT  ASEAN   yang dimulai  pada  hari ini,  Sabtu, 24 April 2021. (SP/MAR)

RELATED NEWS