‘Jalan Sambil Berjalan’, Buku tentang Misionaris Pater Amans Laka SVD Dibedah di Unwira Kupang
redaksi - Sabtu, 07 Mei 2022 21:46JAKARTA (Floresku.com) – ‘‘Jalan Sambil Berjalan’, buku tentang Pater Amans Laka SVD yang ditulis Roert Bala dibedah di Uninka Widya Mandia (Unwira) Kupang, Sabtu, 07 Mei 2022, pukul 08.00 – 12.15 WITA.
Tampil sebagai pembicara dalam acara tersebut Rektor Unwira, Pater Dr Philipus Tule SVD (pembedah), tokoh awam Katolik NTT, Frans Sakera (pembedah), Rober Bala (penulis buku) dan Tony Kleden sebagai moderator.
Rober Bala menerangkan, sebagai penulis ia berusaha ‘menafsir’ pengalaman Pater Amans Laka SVD menjalani karya misi di Argentina selama 20 tahun, 1996-2016.
“Pater Amas berusaha menjawabi kebutuhan umatnya, setelah melakukan pengamatan dan analisis sosial yang tajam atas situasi kehidupan umatnya. Dengan begitu ia dapat memberikan tanggapan yang tepat atas kebutuhan umatnya,” ucapnya.
Saya melihat, katanya, Pater Amans tidak hanya melayani Tuhan di altar di gereja, tetapi ia membawa pelayanannya kepada Tuhan ke altar yang lain seperti di sekolah, kebun, dan kandang ternak.
- HOMILI Pater Gregor Nule SVD: Kita Dipanggil Menjadi Gembala yang Baik
- Bahas Pendidikan Pasca Covid-19, FKIP Unika Ruteng Selenggarakan Seminar Nasional
- Imigrasi: Dua Wisatawan Asal Rusia, Pembuat Foto Tanpa Busana, Masuk Daftar Cekal
“Ia juga adalah seorang yang mampu melihat peluang, dan mampu merangkul dan berkolaborasi pebinsnis dan pemerintah untuk menunjang karya pelayanannya,” kata Rober lagi.
“Dengan cara itu ia dengan cukup mudah mewujudkan rencana pastoralnya, seperti mendirikan EFA atau Sekolah Keluarga Petani untuk melatih ketrampilan bercocok tanam, berternak dan menanamkan kecintaan anak-anak muda Argentina di Esperanza untuk mencintai pertanian. Dengan cara itu ia mencegah kaum muda dari pengangguran, ketergantungan pada narkoba dan keinginan untuk mencari pekerjaan di daerah perkotaan (urbanisasi),” Romber menambahkan.
Momen pembelajaran
Sebagai pembedah Pater Philipus Tule SVD mengaku berbangga karena dipercayakan untuk menjadi pembedah buku tentang pater Amans/
“Selain sebagai sesama SVD, saya mengenal Pater Amans sejak dia masih sebagai mahasiswa atau frater di Ledalero. Saya adalah dosen pembimbing skripsinya,” ucap Rektor Unwira itu dengan nada bangga.
Lebih lanjut Pater Philipus mengatakan, bedah buku ‘Jalan Sambil Berjalan’ ini memberikan spirit khusus, baik bagi Allesaja (Alumni Ledalero Seantero Jagad) dan para mitranya, khususnya Soverdia.
“Bedah buku ini adalah momen pembelajaran dari manifestasi tugas utama para misionaris, baik religius maupun awam untuk melaksanakan tugas perutusan misioner atau kerasulan tengan Yesus yang bangkit di masing-masing bidang bagi di bidang agama atau gereja, politik dan pemerintah sebagai eksekutif, legislatif dan yudikatid; LSM, dunia usaha dan industri dan kewirausahaan” ujarnya.
“Acara bedah buku ini mudah-mudahan menjadi ajang pemurnian dan penajaman visi dan misi serta motivasi kerja dan pelayanan kita,” imbuhnya.
Menurut dia, kita tak boleh terpengaruh oleh aksi-aksi yang sarat dengan muatan politik dan memburu popularitas diri.
“Saya membaca habis buku ini selama empat hari. Ini buku sangat menarik karena ditulis dengan bahasa yang enak oleh pa Rober. Setelah membaca buku ini, saya berpendapat bahwa kita sepatutunya bersyukur kepada Pater Amans Laka SVD dan pater Jose Adlofo Marx VD yang menginpirasi kita membangun masyarakat dan umat melalui pendirian sekolah Escuela Famiia Agricola. Mereka telah membuka mata kita bahwa pastoral pertanian sudah sepatutnya menjadi model karya pastoral prioritas kita di NTT dan Indonesia karena dari hasil pertanianlah sebagai besar umat kita bisa hidup,” tandasnya.
Memberi perhatian pada pertanian
Pembedah lainnya, Frans Sakera mengaku mengenal Pater Amans dan keluarganya sejak Pater Amans sendiri masih kecil.
“Terus terang, saya merasa sangat bangga, karena Pater Amans telah menjadi model dan inspirasi bagi generasi muda kita,” ujarnya.
Menurut Frans, kesaksian hidup Pater Amans adalah hasil dari pendidikan, baik pendidikan di keluarganya, maupun pendidikan Katolik yang dialaminya selama ia bersekolah.
- SLOKI MUARA, Sabtu Paskah III, 07 Mei 2022: Tuhan kepada Siapakah Kami akan Pergi?
- Sandiaga Uno Dikiritik Netizen Soal Materinya di Sidang PBB
- Bank Dunia Akan Bertemu Masyarakat Wae Sano, PMKRI Ruteng dan Labuan Bajo Sampaikan Apresiasi
“Saya tahu betul bahwa orangtuanya adalah seorang yang mencintai pertanian. Setiap hari setelah pulang dari kantor, ia akan berada di kebun. Jadi, kalau Pater Amans menjalani misi dengan menekankan pertanian, saya tidak kaget. Sebab, itu nilai yang sudah ditanamkan oleh orantuanya sejak dia masih kecil. Buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya,” tandasnya.
Sebagai tokoh awam Katolik senior, Frans Sakera mengajak agar gereja untuk menaruh perhatian lebih serius lagi pada pendidikan yang menekankan kedisiplinan dan pembangunan karakter.
Ia juga meminta pemerintah juga untuk menaruh perhatian lebih besar pada pertanian, supaya NTT bisa segera keluar dari kemiskinan.
Kalau Pa Jokowi sudah membangun tujuh waduk besar, pemerintah daerah seharusnya menindaklanjutinya dengan membangun embung-embung supaya ada air cukup di bumi NTT ini.
“Sebab, hanya dengan air yang cukup kita dapat mengelola lahan pertanian. Tanpa air mustahil ada pertanian yang bisa menghasilkan panen,” ucapnya.
Dalam acara bedah buku tersebut, moderator membuka kesempatan kepada peserta untuk memberikan pertanyaan, komentar dan tanggapan.
Secara umum, peserta merasa puas dengan hadirnya buku ‘Jalan Sambil Berjalan’. Namun, beberapa perserta mengaku judul buku ‘Jalan Sambil Berjalan’ tidak mudah dicerna, bahkan menimbulkan kebingungan dan tanda tanya.
Pada sisi lain, forum berharap bahwa diskusi buku seperti ini akan terjadi lagi pada masa mendatang
“Kalau boleh Pa Rober berkenan menulis beberapa tokoh atau misionaris lain lagi yang bisa memberi inspirasi bagi masyarakat NTT,” kata seorang peserta diskusi.
Sementara itu, Pater Yulius Yasinto SVD mengajak peserta dan komunitas Soverdia untuk berkenan membangun solidaritas mendukung karya misionaris di berbagai belahan dunia.
“Misionaris SVD sudah lebih dari 400-an, mereka tersebar di empat wilayah dunia, di Asia Pasifik, Eropa, Afrika dan Amerika (utara dan latin). Mereka berada dalam situasi misi yang berbeda-beda, dan itu membentuk karya dan model pelayanan mereka. Buku tentang Pater Amans adalah salah satu contohnya dari model pelayanan misi para misinaris kita. Maksd dari acara bedah buku ini, adalah supaya kita mengenal lebih dekat karya para misionaris kita lalu memberi dukungan atau berderma dari sedikit yang kita punya untuk memberi sedikit bekal bagi para misionaris kita itu,” pungkasnya. (MAP). ***