Kabupaten Sumba Tengah Perluas Food Estate Jadi 20 Ribu Hektare

redaksi - Selasa, 22 Maret 2022 17:56
Kabupaten Sumba Tengah Perluas Food Estate Jadi 20 Ribu HektareBupati Sumba Tengah, Paulus K Limu, menyerahkan air dan tanah Kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, untuk dibawa ke Kalimantan Timur sebagai bentuk dukungan terhadap IKN Nusantara. (sumber: SI/Antara)

WIBAKUL (Floresku.com)- Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur berencana memperluas kawasan food estate dari 11.000 menjadi 20.000 hektare.

Hal ini dilakukan pemerintah setempat untuk meningkatkan produksi pertanian para petani.

"Kami sudah melakukan kordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memperluas kawasan food estate menjadi 20.000 hektare," kata Bupati Sumba Tengah, Paulus K Limu sebagaiman diberitkan EnbeIndonesia.com, Selasa, 22 Maret 2022.

Menurutnya, Kementerian Pertanian RI sedang menyusun program perluasan kawasan tersebut dan rencananya berlangsung hingga 2024.

Menurut dia kawasan food estate di Kabupaten Sumba Tengah memiliki luas lahan 11.000 hektare.

Kawasan ini pun terdiri dari lahan yang telah ditanami padi seluas 5.400 hektare dan 5.600 hektare ditanami jagung serta Palawija.

Ia mengatakan hasil panen para petani dari kawasan food estate sangat menggembirakan karena bisa mencapai 6 ton/hektare padi dan jagung 9-10 ton/hektare.

"Petani di Sumba Tengah sudah memanen jagung dan sedang mempersiapkan lahan untuk menanam tanaman padi dan palawija," kata Paulus K Limu.

Mengutip www.ditjenpkh.pertanian.go.id, Lokasi food estate di Kabupaten Sumba Tengah dibagi dalam lima zona. Zona satu berada di Desa Umbu Pabal dan Wairasa, zona dua dan tiga masing-masing di Desa Umbu Pabal Selatan dan Dasa Elu. 

Sementara zona empat terdapat di Desa Makatakeri, Anakalang, Wailawa, dan Malinjak. Sedangkan zona lima masuk dalam wilayah Desa Tana Modu.  Desa-desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Katikutana, Katikutana Selatan, Umbu Ratu Nggay, Umbu Ratu Nggay Barat dan Mamboro.

Food estate Sumba Tengah bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan menambah frekuensi panen tanaman pangan menjadi setidaknya 2 kali, dari sebelumnya hanya sekali setahun. 

Bantuan sarana dan prasarana sudah dimulai sejak semester kedua 2020, berupa penyediaan sumur bor, alsintan, pupuk, dan lain-lain. 

Tentu saja, dengan konsep integrasi atau integrated farming maka bukan hanya tanaman pangan (padi dan jagung) yang menjadi komoditas utama, tetapi juga dengan komoditas lain yaitu itik, kelapa, jeruk, dan lainnya.

Pada 2021 lalu, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memberi bantuan bibit ternak itik sebanyak 10.000 ekor. 

Tahap pertama, itik tiba di Kabupaten Sumba Tengah 15 Februari 2021 sebanyak sekitar 6.200 ekor terdiri dari Day Old Duck (DOD) dan itik dara, sisanya akan dikirim pada tahap kedua mendatang. 

Pengiriman bantuan itik ini dilakukan oleh BPTU HPT Pelaihari, salah UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang memliki tugas dalam produksi itik. ***

 

RELATED NEWS