Kasus DBD Meningkat, Warga Nagekeo Diminta Ciptakan Lingkungan Hidup yang Bersih

redaksi - Jumat, 02 Februari 2024 14:13
Kasus DBD Meningkat, Warga Nagekeo Diminta Ciptakan Lingkungan Hidup yang BersihSampah adalah salah satu masalah serius di Kota Mbay. Sampah dan air yang tergenang menjadi sarang nyamuk pembawa wabah DBD. (sumber: Istimewa)

MBAY (Floresku.com) - Pemerintah Kabupaten Nagekeo memlaui Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Nagekeo, drg. Emirentiana Reni Wahyuningsih meminta warga Nagekeo untuk meningkatkan kewaspadaan atas meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kadis Kesehatan itu juga meminta perhatian serius otoritas kesehatan setempat karena sampai dengan akhir  Januari 2024, Rumah Sakit Daerah Aeramo telah merawat 36 kasus DBD, dengan penambahan rata-rata 7 kasus per hari.

Menurut dia, setiap tahunnya puncak kasus DBD biasanya terjadi pada bulan Januari.

Namun, pada tahun ini, angka kasus meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem. 

Kadis yang akrab disapa Dokter Reny itu mengimbau masyarakat Kabupaten Nagekeo untuk menjalani pola hidup bersih, dimulai dari lingkungan keluarga masing-masing.

Dalam upaya menekan penularan DBD yang lebih massif, Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo telah melakukan berbagai langkah pencegahan. 

Langkah-langkah tersebut meliputi fogging pencegahan, penyelidikan epidemiologis, pemberantasan sarang nyamuk, larvasidasi menggunakan serbuk kimia larvasida, serta upaya fogging fokus pada lokasi yang terjangkit. 

Selain itu, pihak dinas juga aktif melakukan edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

"Kami menghimbau agar masyarakat menjaga kebersihan, memastikan tidak ada tempat perindukan nyamuk, karena kita menghadapi ancaman DBD setiap tahunnya," kata dr. Reny.

Menurut data yang dikumpulkan dari tahun 2022 hingga 2024, kasus DBD di Kabupaten Nagekeo mengalami peningkatan yang cukup mencolok. 

Pada tahun 2022, terdapat 34 kasus suspek, 71 kasus DBD, dan 2 kasus meninggal. 

Sementara itu, pada tahun 2023, jumlah suspek mencapai 90 orang, dengan 49 kasus DBD dan 1 kasus meninggal. 

Pada awal tahun 2024, meskipun kasus suspek tidak tercatat, terdapat 36 kasus DBD tanpa adanya laporan kasus meninggal.

Sebagai langkah preventif,  Kadis Reni  meminta pihak otoritas kesehatan setempat supaya terus mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah dan genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

“Sebab, hanya dengan kerja sama meninciptakan lingkungan bersih dan upaya pencegahan yang intensif penyebaran DBD di Kabupaten Nagekeo dapat dikendalikan,” pungkasnya (*).

RELATED NEWS