Kaum Milenial Nagekeo Ikut Workshop Teknik Pewarnaan Tenun Secara Alamiah
redaksi - Selasa, 06 Juni 2023 13:24MBAY (Floresku.com) - Puluhan kaum milenial di Kabupaten Nagekeo mengikuti pelatihan teknik pencelupan atau pewarnaan benang tenun secara alamiah di Aula Sanggar Tenun Kantor Dinas Koperindag/UMKM Kabupaten Nagekeo.
Kepala Dinas Diskoperindag/UMKM Kabupaten Nagekeo Maria Kristildys Simporosa Djawaria menjelaskan, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari , sejak 27 Mei sampai dengan 30 Mei 2023 lalu.
Kegiatan ini dilaksanakan atas inisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bekerja sama dengan Dekranasda Nagekeo.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh mayoritas pelajar dari beberapa SMA dan SMK di Kabupaten Nagekeo diantaranya SMK St. Fransiskus Xaverius Boawae sebanyak 22 orang, SMAK Baleriwu Danga 10 orang, SMKN 1 Aesesa 4 orang, SMAN 1 Aesesa 2 orang, SMK Stela Maris Maropokot sebanyak 3 orang dan sisanya para penjahit binaan Dekranasda.
“Siswa yang dilibatkan dalam workshop ini adalah para siswa yang memang aslinya sudah bisa menenun” jelasnya.
Dijelaskan Kadis Koperindag, dalam pelatihan ini para peserta dilatih dan dibimbing oleh tutor dari Nani House Maumere serta designer dari Jakarta.
“Pasca pelatihan mereka diharapkan mampu menghasilkan minimal setiap satu lembar selendang setiap peserta untuk dijadikan testimoni, karena setelah kegiatan ini dari Dinas P dan K Provinsi akan melakukan monitoring” ungkap Djawaria.
Kegiatan workshop ini kata Kadis Koperindag diakhiri dengan pelatihan desain busana oleh para peserta menggunakan kain tenun tanpa gunting, untuk dijadikan satu karya busana yang kemudian dilanjutkan dengan peragaan busana.
Ketua Dekranasda Kabupaten Nagekeo dr. Ny. Eduarda Yayik Pawitra Gati menyampaikan apresiasinya kepada Dinas P dan K Provinsi Nusa Tenggara Timur atas terlaksananya kegiatan pelatihan tersebut.
Menurut dr Yayik, pelatihan teknik pencelupan benang alamiah kepada kaum milenial mayoritas pelajar ini membawa dampak positif baik itu terhadap peserta secara pribadi maupun terhadap perkembangan geliat menenun di Kabupaten Nagekeo secara umum.
“Kita tentu berterimakasih atas terselenggaranya workshop ini dan diberi kesempatan untuk melaksanakan pelatihan, karena ini tentu saja sangat bermanfaat bagi mereka para kaum milenial kita yang punya minat dan bakat untuk bisa dikembangkan di kemudian hari” ungkap dr Yayik.
Berdasarkan pengamatan dr. Yayik selama pelatihan, para peserta begitu antusias, dan rata mereka punya kemampuan dan bakat yang mana layak dikembangkan ke depannya.
Oleh sebab itu, Dekranasda kata dr. Yayik terus berupaya mendorong kaum milenial untuk bisa melanjutkan dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama pelatihan, sehingga menghasilkan suatu karya tenun yang bernilai ekonomis.
“Kita tentu saja mendukung, karena setelah pelatihan ini mereka dituntut untuk bisa menghasilkan satu produk tenun melalui sanggar tenun di sekolah masing-masing. Kita akan ambil tenunannya untuk kita pajang dan jual di galeri Dekranasda. Ini sebagai motivasi buat anak-anak kita, sehingga dengan sendirinya mereka merasa bahwa hasil karya mereka diakui” ungkapnya.
Lebih lanjut, dr. Yayik berharap, dengan adanya kegiatan yang melibatkan pelajar tersebut, kerajinan tenun ikat ke depannya bisa masuk ke dalam kurikulum SMA/SMK sederajat dalam rangka melestarikan budaya menenun kepada generasi muda.
“Workshop ini menjadi pintu masuk bagi sekolah-sekolah untuk mulai membuat kerajinan tenun ikat masuk dalam pelajaran muatan lokal dan dibimbing oleh para guru secara baik melalui kegiatan ekstrakurikuler” pesan dr. Yayik. (Sumber: Sevrin/nagekeokab.go.id). ***