Kejar 17,6 Juta Wisman, Tahun 2026 Kemenpar Bertaruh pada AI dan Turis Kaya dari Eropa–Amerika
redaksi - Selasa, 16 Desember 2025 21:43
Sejumlah wisatawan di puncak Pulau Padar, TN Komodo. (sumber: Instagram.com)JAKARTA (Floresku.com) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mulai menyiapkan strategi agresif untuk mengejar target 17,6 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2026.
Tidak lagi mengandalkan promosi konvensional, pemerintah kini bertaruh pada pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) serta fokus membidik 15 pasar utama dunia, termasuk wisatawan jarak jauh dari Eropa dan Amerika yang dikenal memiliki daya beli tinggi.
Strategi tersebut dipaparkan dalam forum Tourism Industry Outlook 2025 yang menjadi pijakan kebijakan pariwisata nasional menuju 2026. Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Kemenpar, Firnandi Gufron, menyebut perubahan perilaku wisatawan global memaksa pemerintah beradaptasi lebih cepat dan presisi.
Menurut Firnandi, tren pariwisata 2025 menunjukkan adanya pergeseran besar dalam cara wisatawan merencanakan perjalanan. Teknologi digital, khususnya AI, kini bukan sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi alat utama dalam proses pencarian informasi, perencanaan, hingga pemesanan perjalanan.
Baca juga:
- Antisipasi Cuaca Ekstrem Nataru, Kemenpar Ingatkan Daerah Soal Keselamatan Wisatawan
- Pemerintah Perketat Akses LPG 3 Kilogram dengan Sistem Identifikasi Nasional
- Kontak Senjata di Tengah Malam, Pemburu Rusa Bersenjata Api di Pulau Komodo Dibekuk Aparat
“Ada tiga faktor yang terkait dengan mega trend global. Yang pertama adalah teknologi digital. Sebanyak 54 persen wisatawan dunia percaya bahwa mereka sudah mulai shifting menggunakan AI. Dulu masih mengandalkan search engine, sekarang beralih ke AI. Penggunaan AI ini sudah masuk ke fase planning dan booking,” ujar Firnandi, Selasa (16/12/2025).
Selain teknologi, perubahan kesadaran wisatawan terhadap isu keberlanjutan juga menjadi perhatian utama Kemenpar. Wisatawan kini tidak hanya mencari destinasi indah, tetapi juga pengalaman yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. Hal ini mendorong Indonesia untuk menyesuaikan narasi promosi pariwisata dengan nilai keberlanjutan dan kualitas pengalaman.
Dalam strategi baru tersebut, Kemenpar memprioritaskan 15 negara sumber wisman yang dinilai paling potensial. Fokus tidak hanya pada pasar tradisional Asia, tetapi juga pada wisatawan long haul dari Eropa dan Amerika yang cenderung tinggal lebih lama dan membelanjakan lebih banyak uang selama berwisata.
Kemenpar meyakini pendekatan berbasis data dan AI akan membuat promosi pariwisata lebih tepat sasaran, efisien, dan mampu bersaing di tengah ketatnya kompetisi global. Dengan kombinasi teknologi, pasar premium, dan isu keberlanjutan, pemerintah optimistis target 17,6 juta wisman pada 2026 bukan sekadar ambisi, melainkan target yang realistis. (Sandra). ***

