Kepergian Abadi Pater John Prior SVD ‘Ditangisi’ Para Muridnya yang Berkarya di Berbagai Belahan Dunia

redaksi - Sabtu, 02 Juli 2022 13:32
Kepergian Abadi Pater John Prior SVD ‘Ditangisi’ Para Muridnya yang Berkarya di Berbagai Belahan DuniaPater John Mansford Prior SVD (sumber: Istimewa)

MAUMERE (Floresku.com) - “Telah meninggal dunia pagi ini  Pater John Prior SVD. Sangat sedih, kita ingat beliau dalam doa.” Begitu pesan singkat yang diteruskan Justin Wejak dari Melbourne Australia,  dalam grup WhatsApp Leladero 1984, pada pukul 06.44 pagi ini.

Kabar duka itu tentu saja mengagetkan semua anggota grup. Meski, sejak pertengahan Juni lalu, semua sudah mengkuatirkan kondisi Pater John yang adalah dosen dan sahabat mereka.

Pada 11 Juni lalu, Justin Wejak juga membagikan sebuah video singkat yang memperlihatkan kondisi terkini tentang Pater John, yang secara mendadak hilang ingatan akibat kanker kulit yang menggerogoti tubuhnya.

“Kayaknya kanker kulit sudah mengganas. Karena baru diketahui, jadi baru mau ditangani. Lemahnya ingatan adalah salah satu dampaknya. Kasihan sekali. Pater John, pembaptis dua anak kami, juga dua puteri Plasidus Monewalu, di Melbourne. Pater Alfons dan Pater Goris Nule, mhn kasih kbr apa yg bisa kami bantu untuk proses penyembuhan Pater John. Terima kasih,” komentar Justin atas video tersebut.

Pater John Prior SVD (duduk) dalam kondisi fisik yang menurun dikunjungi oleh  para sahabatnya di Biara Simeon, Ledalero beberapa pekan lalu (Sumber: WA GroupLedalero 1984).

Doa dan Kenangan para ‘murid’nya

Kepergian abadi Pater John diiringi doa dan ‘tangisan duka' setidaknya dalam hati oleh para muridnya yang kini tersebar di berbagai belahan dunia.

Justin Wejak yang kini menetap di Melbourne, Australia menulis, “Linang airmata menyambut berita menyedihkan ini. Selamat jalan, Pater John. Terima kasih atas kesetiaanmu melayani umat Tuhan dan para konfratermu. Teriring doa.”

Pater Elen Bon SVD di Pontianak, Kalimantan Barat menugnkapkan rasa kehilangan dengan kata-kata: “Sedih sekali. Jasamu tetap dikenang oleh kami semua murid-mridmu”.

Pater Fredy Dhai Tape SVD di Sibolga mengenang kembali pengalamannya bersama Pater John. Dia menulis: “Pater John MP, Selamat jalan menuju Surga, tempat kebahagiaan paripurna. Setahun ada bersamamu dalam riset di Sumba Timur sungguh menghantarku mengalami hidup ‘di luar zona aman' di ‘negeri asing’ yang "kya religiositas budaya.'

‘John, engkau telah "mengembalikanku" ke tengah dunia nyata-riil. Saya ingat kata-katamu:" Kalau umatmu miskin harta bangunlah gedung gereja yg kokoh, kuat dan megah. Sekali bangun utk 100 tahun. Kalau umatmu kaya bisa tiap  tahun bangun atau renovasi. Tapi ingat: Umat itu Gereja". Terima kasih John utk jasa2mu. Selamat jalan. Semoga kita berjumpa di Dunia Baru dimana ada susu dan madu. Horas”.

RIP PJohn Prior. Terkenang dosen sekalian ssebagai saudara dan sahabat bercanda yg penuh inspirasi,” ungkap Pater Yere P. Koten SVD dari Boganatar, bagian timur Kabupaten Sikka.

Edmun Kaya Lajar dari Kupang mengukapkan, “Merasa kehilangan seorang yg selalu memberi inspirasi. Selamat jalan Pater John Prior.”

Martinus Metboki, juga dari Kupang, menulis, “Berita duka yang sangat menyedihkan. Selamat Jalan Pater John Prior terkasih menuju Yerusalem baru. Jasamu tetap kami kenang.”

“RIP saudaraku dan dosenku P.John Prior,SVD Selamat jalan...terimakasih. Bahagia di surga,” tulis RD Lambert Kopong dari tanah Papua.

Pater Marianus Jehandut SVD, misionaris di negeri Belanda juga ikut menyampaikan doa dan rasa dukanya. Pastor asal Anam, Manggarai itu menulis “RIP Pater John Prior, seorang dosen, saudara, teladan, missionaris sejati, selamat jalan ke rumah Bapa di Surga. Teladan hiduipmu sangat berarti bagiku dan bagi kongregssi SVD dumia.”

Paul Papo Belang, wirausahawan yang berdomisili di Maumere menulis, “Selamat jalan Pater John, Pastor, Dosen, Peneliti, Pegiat Kemanusiaan ....Bahagia bersama dan dalam Sang Sabda yang engkau abdi.”

Ense Solapung da Cunha, wirausawahan yang berdiam di Jakata menyampaikan doa singkat, “Rest in Peace.”

Sementara itu,  Pater Markus Solo SVD dari Vatikan, Roma menulis, “Sedih sekali mendengar berita duka yang datang sangat tiba-tiba ini. Pater John Prior saya ketemu terakhir kali lewat zoom meeting tentang Misi SVD Eropa pada bulan November 2021 lalu. Kami berkumpul di Sankt Augustin, Jerman, sedangkan beliau live dari Inggris, tempat liburannya saat itu.”

“Beliau tampak segar dan aktif. Tapi jalan Tuhan sulit kita tebak. Teolog dan Missiolog penting serta pemberani kini pergi dari kita.” 

“Terima kasih uuntuk semua refleksi, interpretasi, pemaknaan dan suara kenabian selama hidup, baik selama berkarya di NTT dan Indonesia, maupun di panggung-panggung internasional hingga ke Tahta Suci Vatikan. Rest in Peace, my dear confrere,” tulis pastor yang akrab disapa  Padre Marco SVD itu.

Riwayat hidupnya

Dari dari buku "Merambah ke Segala Arah" (Maumere: Penerbit Ledalero, 2020) diketahui bahwa Pater John Mansford Prior lahir dari pasangan Vincent Thomas Prior dan Kathleen Mary Mansford di Ipswich, Inggris, pada 14 Oktober 1946, sebagai Ia adalah anak laki-laki kelima dalam keluarga.

Ia kemudian  menempuh studi Filsafat dan Sosiologi di Donamon Castle, Irlandia (1965-1968), Teologi dan Antropologi Sosial di Missionary Institute London, Inggris (1968-1972), meraih gelar Graduate Diploma in Religius Education dari Universitas Cambridge, Inggris (1973), lalu pada 1987 ia meraih gelar PhD dalam Teologi Interkultural dari Universitas Birmingham, Inggris.

Sejak tahun 1987 hingga hari wafatnya, Pater John Prior adalah Dosen di STFK Ledalero dan tinggal di Pusat Penelitian Candraditya, Maumere

Sebagai seorang dosen dan akademisi, Pater John – begitu ia biasa disapa- dikenal sangat kritis dan prokovatif –dalam arti menawarkan gagasan yang maju dan terkadang tak diduga, atau menenerobos pemikiran umum.

Pastor yang rajin berolahraga bersepeda itu sangat produkttif dalam bidang akademi. Ia tercatat pemakalah dalam lebih dari 165 Simposium, Konferensi dan Lokakarya.

Ia pernah menjabat sebagai Pontifical Council for Colture-PCC (Penasihat Dewan Kepausan untuk Kebudayaan) selama 15 tahun (1993-2008).

Adapun PCC ini didirikan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982. Ia juga mendampingi Musyawarah Umum (Kapitel) beberapa Tarekat Biarawan/wati di kawasan Asia, dan ret-ret bagi Imam, Religius, dan Awam.

Hingga buku biografinya terbit, Pater John  tercatat sebagai  Anggota Dewan Penyunting Asians Horizons (Bangalore, India) sejak 2014;  Anggota Dewan Penyunting Asians Chsristians Studies (Chennai, India) sejak 2016;  Dosen di ST Atma Reksa, Ende (1990-1997), Dosen tamu di Yarra Theological Union Melbourne, Australia (1990-2009), Dosen tamu di STKIP St. Paulus Ruteng (1993), Dosen tamu di STFT Fajar Timur, Abepura (1996), Tamu Akademik di Melbourne Univercity, Australia (1997-2009), Dosen tamu di Catholic Theological Union, Chicago (1998), Asosiat Peneli Monash University, Australia (2007-2009), Peneliti Kehormatan Melbourne University of Divinity, Australia (2011-kini), Dosen tamu Program Pascasarjana Universitas Kristen Maluku (2014), Staf Pengajar dalam Forum Teologi Asia, Manila (2015), dan Staf Pengajar dalam Kursus Pembaruan di EAPI, Manilsa (2020).

Hingga tahun 2020, Pater John adalah penulis tujuh buku, 145 artikel dalam jurnal (44 artikel diterbitkan dalam dua hingga enam bahasa), 79 bab dalam buku bunga rampai (ditambah 28 bab yang pernah terbit sebagai artikel dalam jurnal -total 104 bab dalam bunga rampai), peyunting 47 buku (38 dalam bahasa Indonesia, delapan dalam bahasa Inggris, dan dua dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Masing-masing dari enam buku tersebut terbit dalam dua atau lebih jilid).

Dalam ingatan penulis,  sebelum menjadi dosen di STFK Leladero, Pater John Prior pernah bertugas di beberapa paroki antara lain sebagai Pastor Paroki Wolofeo, Lekebai, dan kemudian di Paroki St Thomas Morus, Maumere. (MAP) ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS