Kondisi Duiker di Tanah Hamil, Desa Semang, Manggarai Barat Kian Memprihatinkan

redaksi - Selasa, 25 Januari 2022 17:00
Kondisi Duiker di Tanah Hamil, Desa Semang, Manggarai Barat Kian MemprihatinkanKondisi Duiker di Tanah Hamil, Desa Semang, Manggarai Barat rusak sangat parah. (sumber: Tedy N.)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Kondisi duiker di Tanah Hamil, Desa Semang, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat rusak semakin parah, tapi tak ada upaya perbaikan hingga saat ini.

Yang memprihatinkan adalah kontruksi duiker tersebut baru berumur satu bulan setelah PHO, tapi kondisi kerusakannya sudah sangat parah. Diduga duiker tersebut dikerjakan  asal jadi, tanpa melalui proses penelitian teknis, terutama studi kelayakan atas struktur tanah.

Selain itu, diduga pula kerusakan terjadi akibat jenis material  yang digunakan untuk membangun tembok penahan dan tiang penyanggah duiker tersebut kurang berkualitas. 

Hal ini diperparah jika campuran pasir dan semen yang digunakan tidak sesuai dengan takaran yang sesungguhnya secara teknis sehingga membuat tembok penahannya cepat rusak.

Dua pekan lalu, Largus,  kontraktor pelaksana mengafirmasikan bahwa pekerjaan itu rusak, dan pihaknya  akan melakukan perbaikan.

Namun, pada kenyataannya  setelah dua minggu berlalu yang terlihat adalah kondisi konstruksi duiker rusak total pada salah satu bagiannya, di mana tembok penahan dinding tanah telah ambruk. Begitu pun kolong duiker sudah banyak retakan.

Largus menjelaskan bahwa pekerjaan duiker itu sudah dibuat dengan sangat bagus. Tetapi, karena faktor alam, makanya rusak parah seperti itu.

"Faktor alam, konstruksi bagaimana pun bentuknya pasti dia bergerak. Karena pekerjaan itu sesuai dengan perencanaan", katanya sebagaiman dirilis media ini,  Kamis, 13 Januari 2022, lalu.

Hal lain yang lebih janggal dari pekerjaan itu adalah perbedaan pendapat dari pihak Dinas PU Mabar di mana PPK menjelaskan bahwa pekerjaan duiker itu masuk di anggaran perubahan tahun 2021. Tetapi, penjelasan ini berbeda dengan informasi dari pihak pengawas. Mereka menyampaikan bahwa pekerjaan duiker itu masuk di penanganan darurat.

Pengawas dari pihak dinas PU Mabar tidak menjalankan tugasnya secara benar. Hal ini diketahui dari jenis batuan yang digunakan dalam pekerjaan itu di mana pengawasnya sama sekali tidak mengetahui jenis batu yang digunakan dalam kontruksi itu.

Padahal berdasarkan fakta di lokasi, dominan material batu yang digunakan dalam pekerjaan itu adalah batu kali.

Untuk diketahui, kontruksi itu masuk dalam anggaran perubahan tahun 2021 dengan pagu dananya sebesar Rp150 juta. (Tedy N.)

Editor: redaksi

RELATED NEWS