Konstantinopel Berubah Nama Menjadi Istanbul. Kapan dan Mengapa?

redaksi - Senin, 25 Oktober 2021 23:03
Konstantinopel Berubah Nama Menjadi Istanbul. Kapan dan Mengapa?Istanbul (sumber: Wikipedia)

JAKARTA (Floresku.com) -Istanbul adalah tempat yang langka. Ini satu-satunya kota yang mengangkangi Eropa dan Timur Tengah sekaligus. Metropolis Turki secara bersamaan merupakan kota Asia dan Eropa. 

Posisi geografis ini membantu menjelaskan mengapa wilayah itu pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur yang juga dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium. Saat itu kota tersebut dinamakan Konstantinopel. 

Selain itu tempat itu juga menjadi basis kekuatan sultan Ottoman yang pengaruhnya meluas hingga Afrika dan dunia Arab.

Baca juga:LKDP Sikka Dapat Opini WTP dari Kemenkeu RI Lima Kali Berturut-Turut

Tetapi kapan persisnya Konstantinopel berubah nama menjadi Istanbul? Dan, mengapa bisa berubah demikian?

Jawabannya secara mengejutkan ternyata bukan ketika bekas kota Romawi itu direbut oleh pasukan Utsmaniyah pada tahun 1453. Pada saat itu variasi "Konstantinopel" masih terus lama digunakan oleh para penakluk berbahasa Turki setelah mereka menguasai kota itu. 

"Fakta bahwa Ottoman menyebut Istanbul 'Kostantiniyye', di antara nama-nama lain ada dalam ribuan dokumen resmi mereka," kata Christoph Herzog, ketua studi Turki di Universitas Bamberg di Jerman.

Kota ini sudah memiliki banyak nama sebelum disebut Konstantinopel. Wilayah ini pertama kali dikenal sebagai Bazantion (juga dieja Byzantion) oleh orang Yunani yang mendirikannya pada tahun 657 SM. Kata ini yang kemudian berkembang menjadi nama Latin Byzantium. 

Baca juga:Yuk! Ikut 'Misa Live Berbahasa Latin' Bersama Padre Marco SVD, Linknya Ada di Sini!

Kota itu juga disebut New Roma dan Augusta Antonina untuk menghormati putra kaisar Romawi. Belum lagi julukannya seperti "Queen of Cities" atau dengan sebutan lebih singkat"The City." 

Kemudian Constantine the Great  yang terkenal sebagai kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen — menamakannya Konstantinopel  yang diambil dari namanya sendiri sekitar tahun 330. Nama nama itu masih melekat sampai Utsmaniyah muncul.

Ottoman tidak secara resmi mengubah nama Konstantinopel ketika mereka mengambil alih pada abad ke-15, tetapi penaklukan itu menandai perubahan seismik dalam geopolitik, karena pusat gravitasi Konstantinopel bergeser ke timur dan menjauh dari Eropa.

Baca juga: Jangan Panik Jika Terjerat Pinjol Ilegal! Begini Cara Mengatasinya

"Saya pikir kepentingan strategis dan simbolis Istanbul diakui bahkan pada saat itu, seperti yang dapat dilihat dari fakta bahwa Istanbul dijadikan ibu kota baru Kekaisaran Ottoman," kata Herzog kepada Live Science Minggu 24 Oktober 2021. 

Orang-orang di tempat lain di kekaisaran mulai menggunakan kata "Istanpolin."  Ini adalah bahasa Turki yang berarti "to the city" . Instanpolin diadaptasi dari frasa Yunani "eis tan polin yang juga berarti “to the city") . Secara bertahap, Istanpolin menjadi lebih sering digunakan, tetapi nama resminya tetap Konstantinopel.

Seiring berlalunya abad, bahasa sehari-hari berubah sedikit demi sedikit, sehingga Istanbul akhirnya benar-benar digunakan untuk menyebut kota itu.

Baca juga: Rektor Unika St. Paulus Ruteng Jadi 'Profesor Bidang Ilmu Religi dan Budaya'

Setelah kekalahannya dalam Perang Dunia I, Ottoman dihapuskan pada tahun 1922 dan Republik Turki lahir pada tahun 1923. Tidak lama kemudian pada tahun 1930, layanan pos Turki memutuskan bahwa beberapa klarifikasi harus dilakukan dan memilih untuk menjadikan Istanbul sebagai nama resmi kota tersebut. 

Institusi lain segera menyusul. Pada tahun yang sama, Departemen Luar Negeri Amerika dan pemerintah lain di seluruh dunia mulai menggunakan Istanbul dalam komunikasi resmi mereka.

Jadi, sulit untuk mengatakan secara pasti kapan Konstantinopel menjadi Istanbul karena pada saat diresmikan orang-orang telah menggunakan Istanbul dan variasi nama itu selama berabad-abad. Mustahil untuk menentukan tanggal kapan transisi itu terjadi.

Herzog mengatakan jejak sejarah Istanbul dari banyak nama tetap hidup dalam susunan budaya kota hari ini. "Sebagai ibu kota kerajaan yang membentang di tiga benua selama berabad-abad, ada banyak kelompok orang yang tinggal di sana."

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 25 Oct 2021 

Editor: Redaksi
Bagikan

RELATED NEWS