Lebih Dekat dengan Desa Wisata Langga Sai, Kecamatan Elar Selatan, Manggari Timur
redaksi - Senin, 12 Februari 2024 17:29ELAR (Floresku.com) -Pernah mendengar kisah tentang Desa Langga Sai? esa Langga Sai adalah salah satu dari 13 desa dan 1 kelurahanyang berada di Kecamatan Elar Selatan, sebuah kecamatan yang berada di daerah pebukitan dengan ketinggian rata-rata 754 me dpl (di atas permukaan laut). Pusat kecamatan berada di Kota Wukir.
Pada tahun 2021 jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 17.402 jiwa dengan kepadatan penduduk 70 jiwa/km². Sebagian besar penduduknya beragama Kristen yakni 99,92%, dimana Katolik 99,86% dan Protestan 0,06%. Sebagian kecil lainnya beragama Islam yakni 0,06%, dan Hindu 0,02%.
- Wamenkominfo Nezar Patria: Pemerintah Dukung Kemerdekaan Pers dalam Pemilu 2024
- Boni Hasudungan Siregar Diangkat Jadi Penjabat Bupati Manggarai Timur
Desa Langga Sai memiliki beragam destinasi wisata yang sangat unik lagi menarik, Mulai dari situs-situs sejarah yang menjadi saksi bisu peradaban masa lalu, hingga kerajinan tangan khas yang menjadi ikon desa ini.
Situs sejarah
Di Desa Langga Sai tersdapat satu situs sejarah, bekas kampung tua yang sudah lama ditinggalkan dan menjadi tempat semedi, yakni adalah compang, mesbah Tuwit.
Mesbah Tuwit berupa meja batu ceper dengan diameter sekitar 2 meter. Mesbah batu itu dipandang sakral warga setempat. Oleh karena itu warga dilarang menebang, bahkan memegan berbagai pohon yang dianggap keramat.
Dikisahkan secara turun temurun bahwa penjaga utama bukit Tuwit itu dari Suku Ngujul. Dahulu kala ada rumah adat suku Ngujul di bukit Tuwit yang kini sudah dipindahkan ke Kampung Sembong.
- Breaking News: Satu Unit Rumah di Wae Mbeleng, Manggarai Hangus Terbakar
- Smart Farming: Solusi Indonesia Mencapai Kedaulatan Pangan
- Pilpres 2024: Ajang Rakyat Mencari Pemimpin, Pelestari Peradaban Menuju Indonesia Emas 2045
Kampung Sembong, Desa Langgasai berada dibawah kaki Bukit Tuwit. Salah satu keanehan adalah terdapat sumber mata air di atas Bukit Tuwit.
Tobias, salah seorang penerus Suku Ngujul yang sudah diberikan kekuasaan oleh nenek moyang untuk menjaga Bukit Tuwit menjelaskan sebagaimana diceritakan oleh nenek moyang secara turun temurun, Compang Sakral Tuwit dikelilingi kursi berbentuk batu bulat untuk tempat duduk saat ada rapat dari berbagai kedaluan, Hamente di wilayah Manggarai Raya.
Menurut Tobias, batu besar berbentuk meja bundar sebagai tempat duduk dari pemimpin rapat. Di sebelahnya, ada batu berbentuk mesin ketik untuk diketik oleh juru tulis adat di zaman itu. "Jadi zaman dulu, semua dalu di wilayah Manggarai Raya mengadakan pertemuan besar di perbukitan Tuwit dan tempatnya di compang keramat Tuwit," kata Tobias sebagaimana dtulis Kompas.com (13 Mei 2022).
Dalu adalah kepala wilayah dalam sebuah kawasan dibawah kekuasaan Raja Todo sebelum kemerdekaan dan masa penjajahan Belanda. "Dalu memimpin wilayah kedaluan.
Untuk diketahui bahwa di wilayah kerajaan Todo ada 32 wilayah kedaluan," imbuh Tobias. Buku, botol sakral, dam Emas Tobias menjelaskan, orangtuanya mewariskan cerita bahwa dibawah Compang Tuwit, tersimpan buku sakral nama-nama suku di NTT, bahkan Indonesia. Di dalam buku itu, ditulis 4.343 suku di NTT dan Indonesia.
Ada pula botol sakral yang bagian penutupnya terbuka. Di dalam botol ada jewawut, bahkan ada emas sakral. Semua itu tidak bisa diambil oleh siapa pun.
Hasil kerajinan tangan
Selain situs sejarah, keindahan alam, Desa Langga Sai terkenal karena hasil kerajinan tangan. Salah satu hasil kerajinan tangan (mengayam) yang istimewa adalah Rombeng Razong.
Rombeng Razong merupakan kerajinan tangan berbentuk anyaman.
Para pengrajin yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasanya membuat Rombeng Razong berbentuk topi, keranjang, tas, dompet, dan masih banyak lagi.
Selain memiliki banyak bentuk, Rombeng Razong juga memiliki aneka motif yang bervariasi, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai buah tangan.