Nestapa Yasinta Hoar Pengidap Tumor di Desa Dulipali, Ilebura, Flotim

redaksi - Rabu, 15 Desember 2021 19:31
Nestapa Yasinta Hoar Pengidap Tumor di  Desa Dulipali, Ilebura, FlotimYasinta Hoar, Penderita Tumor di Desa Dulipali, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (sumber: Paul K.)

HOKENG (Floresku.com) - Nasib nestapa harus ditanggung Yasinta Hoar (34), warga Desa Dulipali, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, penderita tumor pada kaki kiri yang kini membengkak bak seukuran buah kelapa.

Wanita berstatus isteri dan ibu dari 4 (empat) orang anak ini tak menyangka jika dirinya harus hidup dalam penderitaan. Kendati demikian, ia tetap tabah berjibaku dengan penyakitnya selama lima tahun.

"Awalnya saya terantuk dan jatuh saat pilih mente di kebun. Jatuh tidak parah tetapi selang beberapa tahun timbul bengkak dan sampai parah begini," ujarnya kepada wartawan, Selasa, 14 Desember 2021.

Meski begitu, Yasinta selalu berusaha keras membantu sang suami, Fransiskus Mare, menghidupi keluarga kecilnya sebagai petani komoditi mente dan kelapa yang hasilnya pun tak seberapa.

Saat beraktivitas di rumah, yasinta tentu tak mampu bergerak lancar seperti kebanyakan pekerja rumah tangga. Alat bantu yang ia pakai hanya mengandalkan tongkat kayu sederhana buatan almarhum ayah mertuanya. Baginya, tongkat itu adalah kekuatan.

"Kerja di rumah hanya pakai tongkat buatan Bapa Mantu waktu beliau masih hidup," katanya.

Ia mengatakan, penyakit tumor tersebut diketahui berdasarkan hasil foto rontgen saat dirinya bersalin di RSUD Larantuka pada tahun 2017.

Pihak rumah sakit menganjurkan untuk operasi tumor dan harus dirujuk ke Kupang atau Bali. Lantaran tak punya biaya, Yasinta dan keluarga memutuskan untuk kembali ke rumah.

Beberapa tahun berselang, penyakit tumor itu semakin mengganas hingga kaki kirinya membengkak seukuran buah kelapa.

Pihak keluarga sempat membawa Yasinta ke Rumah Sakit Siloam, Kupang. Karena tak kantongi surat rujukan, upaya pengobatan berakhir sia-sia.

"Waktu itu saya partus di rumah sakit Larantuka dan ada foto rontgen kalau saya kena tumor. Kami pernah ke Kupang tapi tidak bawa surat rujukan," ungkapnya dengan gurat wajah pucat dan lusuh.

Ia mengatakan, ketika malam hari kaki kirinya terasa nyeri hingga dirinya susah tidur lelap. Akibatnya, kondisi tubuhnya pun semakin drop.

Kepala Desa Dulipali, Thomas Tukan mengatakan, pihaknya kesulitan berkonsultasi lantaran sering menerima respon temperamen dari Fransiskus Mare, suami dari Yasinta.

"Kami dan tenaga kesehatan dari Puskesmas pernah mengarahkan dan punya niat bantu tetapi suaminya pasti mengamuk," ujar Thomas Tukan.

Senada dengan pernyataan Kades Thomas, beberapa warga pun bersaksi kerap terjadi keributan apa bila keluarga Yasinta menerima bantuan dari pemerintah Desa. (Paul K.)

Editor: redaksi

RELATED NEWS