Orangtua Korban Kasus Perundungan Seksual di Sebuah Sekolah di Maumere Minta Pihak Sekolah Tidak Lepas Tangan
redaksi - Selasa, 30 Juli 2024 15:03MAUMERE (Floresku.com) – Kasus perundungan atau bullying semakin menjadi persoalan serius di masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Kota Maumere, Kabupaten Sikka.
Perundungan seharusnya menjadi perhatian sangat seris karena termasuk menjadi faktor penyebab utama gangguan mental pada induvidu yang menjadi kobannya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap, sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023. Hampir separuhnya , terjadi di lembaga pendidikan.
Mengutip materi presentasi dokter. Petrus Agustinus Sesa Sega, MM.Sp.KJ diketahui ada sekitar 34,9 persen dari anak/remaja Indonesia atau sekitar 15 juta jiwa mengalami gangguan mental.
- Komnas Perempan Luncurkan Laporan Hasil Pemantauan atas Praktik Keadilan Restoratif di NTT
- Paris Dilanda 'Pemadaman Listrik' di Tengah Setelah Acara Pembukaan Olimpiade 2024
“Domain gangguan fungsi yang menyebakan anak/remaja mengidap gangguan mental bisa berasal dari keluar (64,7 persen), teman sebaya (41,1 persen), sekolah (39,3 persen dan personal (27,2 persen),” ungkap dokter Petrus.
Kasus perundungan sekseual di sebuah sekolah di Maumere
Kasus perundungan yang berdampak pada gangguan mental terjadi di sebuah sekolah di wilayah Maumere.
Kasus tersebut tenggelam selama tujuh bulan, sejak November 2023 hingga Juli 2024.
Namun, secara tak disengaja, ibu korban bertemu dengan awak media ini di depan kantor Bank BRI Beru pada tanggal 19 Juni 2024 ketika awak media hendak meliputi kasus PIP 29 siswa SD Iligetang.
Dengan berlinang air mata ibu korban menceritakan kasus yqng menimpa anaknya dan minta diviralkan di media agar bisa menjadi perhatian publik
Mendapat informasi dari ibu korban, pada tanggal 26 Juli 2024 awak media ini, menemani ibu korban mendatangi sekolah.
Dari pertemuan itu terungkap informasi dari Plt Kepala Sekola bahwa kasus tersebut dianggap telah selesai dan ada pernyataan tertulis yang di buat oleh pelaku dan korban bahwa pelaku dan korban tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi.
“Pernyataan tertulis tersebut disaksikan oleh guru bersama orang tua pelaku dan korban,” jelasnya.
Sementara itu, menurut keterangan orangtua korban (ibu korban) perundungan, dan keterangan kepala sekolah, peristiwa perudungan yang menimpa seorang siswa SMP itu terjadi pada tanggal 22 Nopember 2023.
‘Menurut cerita anak saya, dia dipaksa untuk menurunkan celana untuk memperlihatkan alat vitalnya dan teman-remannya mengambil video dengan kamera ponsel cerdas,” ujar sang ibu korban,
- PT Pelindo Regional 3 Maumere Gandeng Tiga Bank BUMN Adakan Kartu Cashless
- Siswa SMA Seminari Todabelu Deklarasikan Anti Perundungan dan Kekerasan
- Pesan Inspiratif: Melayani, Bukan Dilayani
Korban mengalami gangguan mental
Semenjak kejadian perundungan tersebut, lanjutnya, anaknya mengalami depresi berat yang mengarah ke gangguan mental.
Ibu korban menerangkan, untuk memulihkan kondisi mental sang anak, keluarga sudah mengeluarkan banyak biaya, tanpa ada suport dari lembaga pendidikan di mana anaknya mengalami perudungan.
“Terus terang, saya sangat kecewa karena pihak sekolah seakan lepas tangan dengan kasus perundungan yang menimpa anak saya. Saya minta supaya pihak sekolah ikut bertanggung jawab,” ujarnya.
Terkait kasus ini, Floresku.com juga sudah menyambangi dokter Petrus Agustinus Sesa Sega, MM.Sp.KJ, dokter spesialis bidang psikiater, dokter pemerintah pada RS Umum Daerah T.C.Hillers Maumere.
Dokter Petrus membenarkan bahwa korban dalam perawatan (pasien rawat jalan) dan dengan diaknosis DX ( post traumatuc stress disorder ( PTSD) dan skizofrenia simpleks.
Sementara itu, Germanus Goleng, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan, dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka, saat menerima ibu korban dan awak media Floresku.com, Selasa (30/7) mengaku kaget karena tidak mendapat laporan dari pihak sekolah terkait kasus tersebut
“Terima kasih kepada media Floresku.com yang telah bersedia mendampingi ibu korban perundungan untuk menyuarakan kembali kasus ini. Semoga kasus ini segera mendapat penanganan secara komprehensif sehingga korban dapat melanjutkan pendidikannya,” pungkas nya. (Silvia). ***
(Catatan: Nama korban dan pelaku, dan sekolah ada di redaksi Floresku.com).