Peneliti Universitas George Washington Identifikasi Tekstil Tertua yang Dicelup Warna Indigo di Peru
redaksi - Senin, 27 November 2023 19:09PERU (Floresku.com) - Jika bukan karena kemajuan pewarnaan tekstil yang dilakukan 6.200 tahun yang lalu, orang-orang saat ini mungkin tidak akan mengenakan jeans biru sebagai pakaian pokok.
Seorang peneliti Universitas George Washington (UGW) telah mengidentifikasi tekstil berusia 6.200 tahun yang diwarnai dengan warna biru nila dari Huaca, Peru, sepotong kapas yang diwarnai diproduksi lebih dari 1.800 tahun sebelum tekstil tertua yang diketahui sebelumnya memiliki warna tersebut.
Warnanya sulit untuk dihasilkan, menurut Jeffrey Splitstoser, penulis utama makalah tentang penemuan tersebut dan asisten profesor antropologi riset UGW. Temuan ini menyoroti teknologi tekstil canggih yang dikembangkan masyarakat Andes kuno ribuan tahun lalu.
Beberapa pencapaian teknologi paling penting di dunia pertama kali dikembangkan di Dunia Baru, kata Dr. Splitstoser, namun sebagian besar orang tidak menyadari pencapaian tersebut karena teknologi mereka digantikan oleh sistem Eropa. Namun, metode pewarnaan merupakan pengecualian.
- Kapolda NTT Imbau Masyarakat untuk Jaga Kedamaian di Masa Pemilu dan Nataru
- Presiden Jokowi Saksikan Pengambilan Sumpah Nawawi Pomolango sebagai Ketua Sementara KPK
- Vikjen Keuskupan Agung Ende RD Yosef Daslan Moang Kabu Ditunjuk sebagai Administrator Diosesan
“Serat halus dan praktik pewarnaan, pemintalan, dan tenun yang canggih yang dikembangkan oleh orang-orang Amerika Selatan kuno dengan cepat diadopsi oleh orang-orang Eropa,” kata Dr. Splitstoser.
Tekstil nila ditemukan selama penggalian tahun 2009 di Huaca Prieta, kawasan gurun yang dikenal ideal untuk pelestarian arkeologi di pantai utara Peru. Para ahli percaya bahwa situs tersebut kemungkinan besar adalah sebuah kuil, tempat tekstil dan persembahan lainnya ditempatkan mungkin sebagai bagian dari ritual. Artefak ini memberi para peneliti gambaran tentang peradaban kuno dan gaya hidup.
Kapas yang digunakan dalam kain Huaca Prieta, Gossypium barbadense, adalah spesies yang sama yang ditanam saat ini yang dikenal sebagai kapas Mesir, kata Dr. Splitstoser.
Tekstil tersebut ada dalam koleksi Museum Cao di Peru. Makalah yang berjudul “Early Pre-Hispanic Use of Indigo Blue in Peru,” diterbitkan pada 14 September di Science Advances. (Sil/gwtoday.gwu.edu). ***