Pesan Inspiratif:Kebohongan Melahirkan Kemunafikan
redaksi - Minggu, 15 Desember 2024 21:18Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Peristiwa Yesus mengusir para pedagang dari pelataran Kenisah Yerusalem (bdk Mat 21:12-13) membuat para imam kepala, ahli-ahli Taurat dan para pemimpin agama Yahudi merasa terganggu. Mereka mempersoalkan tindakan Yesus itu.
Mereka bertanya kepada Yesus tentang alasan dan atas kuasa siapa Yesus melakukan semua itu.
Mereka bertanya, "Dengan kuasa manakah. Engkau melakukan hal-hal itu. Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?", (Mat 21:23).
Yesus tidak menjawab secara langsung pertanyaan mereka. Ia justeru menanyakan tentang asal pembaptisan Yohanes, dari Allah atau dari manusia. Kalau mereka menjawabnya maka Yesus akan menjawab mereka.
Justeru karena mereka tidak mau menjawab pertanyaan Yesus kendatipun mereka tahu jawabannya maka Yesus pun tidak menjawab pertanyaan mereka.
Sikap munafik para pemimpin agama Yahudi menjadi akibat kebohongan dan ketidakpercayaan mereka. Para pemimpin agama menutup hati dan tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias yang dinantikan.
Itulah sebabnya mereka tidak mau menerima pewartaan Yohanes Pembaptis sebagai persiapan untuk menyambut Yesus. Mereka juga tidak mau mengakui bahwa pembaptisan Yohanes berasal dari Allah.
Sebagai orang beriman sejati kita mesti belajar untuk mendengarkan kata hati. Jika ya kita mesti katakan ya, dan jika tidak kita mesti katakan tidak.
Dengan demikian kita tidak membohongi diri dan orang lain, dan akibatnya kita hindari pula kemunafikan.
Sebab orang munafik sulit dipercaya oleh siapa pun. Dan sangat sulit kita bisa hidup bersama dengan orang munafik dan pembohong.
Kewapante, 16 Desember 2024. ***