Presiden Jokowi Kesal dengan Empat Kementerian yang Gemar Mengimpor
redaksi - Minggu, 27 Maret 2022 09:55DENPASAR (Floresku.com) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku jengkel dengan banyaknya barang impor dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan sejumlah kementerian, pemerintah daerah, hingga BUMN.
Padahal, kata Jokowi, barang-barang yang impor tersebut sebenarnya dapat diproduksi di dalam negeri.
Bahkan di depan menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pejabat BUMN, dan para pejabat, Jokowi menyentil beberapa 'pembantunya.'
Tak lain karena sejumlah kementerian masih menggunakan produk impor dalam jumlah yang tinggi.
Bertolak dari kekesalannya itu tersebut, Presiden Jokowi menyinggung soal reshuffle atau perombakan kabinet di hadapan sejumlah menteri yang hadir dalam acara Afirmasi Bangga Buatan Produk Indonesia di Bali, Jumat, 25 Maret 2022 lalu.
- Lindungi Masa Depan Anak, KGSB Gelar Webinar tentang 'Ancaman Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekolah'
- HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu Prapaskah IV: Rasakan dan Nikmatilah, Betapa Baiknya Tuhan
- Wow, Harga Bumbu Dapur Ini di Pasar Inpres Ruteng Capai Angka Rp 30 Ribu per Kilogram
Dia pun mewanti-wanti para menteri agar tak lagi melakukan impor. Jokowi mengingatkan bahwa dia punya kewenangan mengganti menteri yang kinerjanya tak baik.
"Kementerian sama saja (banyak yang menggunakan produk impor), tapi itu bagian saya itu. Reshuffle, udah heeeh saya itu, kayak gini nggak bisa jalan," kata Jokowi geram.
Beberapa nama menteri disinggung langsung oleh Jokowi dalam acara tersebut. Mereka yakni Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Jokowi geram karena instansi yang dipimpin ketiga menteri itu banyak menggunakan produk impor yang sebenarnnya bisa diproduksi di dalam negeri. Misalnya, terkait bidang kesehatan, banyak alat kesehatan dan tempat tidur untuk rumah sakit yang masih impor. Padalahal, produk ini banyak diproduksi di Yogyakarta, Bekasi, hingga Tangerang.
Jokowi juga menyinggung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Dia menyebutkan, konsumsi produk dalam negeri dari kementerian yang dipimpin Nadiem Makarim itu hanya Rp 2 triliun dari total anggaran yang diberikan.
Jokowi mendapati bahwa laptop hingga bangku yang pengadaannya di bawah Kemendikbud ternyata juga impor. "Kita sudah bisa bikin semuanya itu. Sudahlah jangan diterus-teruskan," ujarnya.
Lalu, presiden juga menyinggung adanya direktur utama (dirut) perusahaan pelat merah yang masih banyak menggunakan produk impor. Dia meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengganti para dirut tersebut.
Terkait dengan Mentan, Jokowi menyoroti impor traktor. Padahal, menurutnya, traktor bukan barang teknologi canggih yang tidak bisa dibuat di Indonesia. "Jengkel saya. Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, alsintan (alat dan mesin pertanian) impor. Ini enggak boleh, Pak Menteri. Enggak boleh," ucap Jokowi.
- Warga Racang Buka Bangun 'Benteng Pertahanan' di Kebun, Siap Siaga Tolak Penggusuran Lahan oleh BPOLBF
- Wow, Harga Bumbu Dapur Ini di Pasar Inpres Ruteng Capai Angka Rp 30 Ribu per Kilogram
- HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu Prapaskah IV: Rasakan dan Nikmatilah, Betapa Baiknya Tuhan
"Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen, apa ini? Kadang-kadang saya mikir, ini kita ngerti nggak sih? Jangan-jangan kita nggak kerja detail sehingga nggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor," tegasnya.
Jokowi heran banyak kementerian yang tak membelanjakan produk-produk buatan negeri untuk kegiatan operasional. Padahal, anggaran sudah tersedia.
Dia pun meminta Jaksa Agung untuk mengawasi hal ini. Ia tidak ingin ada barang-barang impor yang dicap sebagai produk buatan dalam negeri
"Karena sering di markatplace ada yang namanya agregator, ngecap-ngecapin. Heeeh, jangan pikir kita nggak ngerti," ucap Jokowi dengan nada kesal.***