Prof. Dr. Bhisma Murti: Kesehatan Mental Dipengaruhi Oleh Kondisi Biologi, Sosial dan Psikologi

redaksi - Senin, 04 Maret 2024 16:23
Prof. Dr. Bhisma Murti: Kesehatan Mental Dipengaruhi Oleh Kondisi Biologi, Sosial dan PsikologiProf. Dr. Bhisma Murti., dr.,MPH.,Msc.,PhD (sumber: Istimewa)

RUTENG (Floresku.com) - Universitas Katolik St. Paulus Ruteng melaksanakan Seminar Nasional Bertajuk "Kesehatan Mental Remaja Indonesia Emas Tahun 2045", Sabtu, 03 Maret 2024. 

Tampil sebagai pemateri Prof. Dr. Bhisma Murti., dr.,MPH.,Msc.,PhD selaku ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Sebelas Maret Solo.

Seminar berlangsung  di Aula Gut Lantai Lima Unika St. Paulus Ruteng, Provinsi Nusa tenggara Timur.

Prof. Dr. Bhisma Murti dalam pemaparannya  mengungkapkan, bahwa Kesehatan mental bisa dipengaruhi oleh kondisi biologi, sosial dan psikologi.

"Kesehatan mental adalah keadaan kesehatan psikologis, emosi dan sosial yang mempengaruhi cara berpikir, merasakan dan berperilaku", terangnya.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan bahwa Kesehatan jiwa adalah model yang ada dalam diri kita sebagai instrumen yang bisa berkembang menjadi lebih optimal.

"Kesehatan jiwa meningkatkan prestasi akademik. Ada bukti yang jelas, bahwa dengan kesehatan jiwa yang buruk dapat mempengaruhi produktivitas. Kesehatan jiwa yang buruk ditandai dengan depresi dan kecemasan", tambah Ketua Prodi Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS tersebut.

Seminar Nasional Bertajuk "Kesehatan Mental Remaja Indonesia Emas Tahun 2045", Sabtu, 03 Maret 2024 (Sumber: Jivansi). 

Kesehatan jiwa merupakan kunci menuju Indonesia emas 2045. Hal ini dibuktikan dengan kesehatan yang baik dapat meningkatkan hubungan dan kontribusi kepada masyarakat.

"Kesehatan jiwa meningkatkan masalah yang sulit dalam persoalan hidup. Jika stres dengan kondisi kesehatan jiwa yang baik, maka kita mampu mengoptimalkan potensi menjadi keadaan diri lebih baik", tambahnya.

Pada bagian lain, Prof. Dr. Bhisma Murti menjelaskan, Masalah kesehatan mental pada remaja merupakan masalah global.

"Satu dari tujuh anak usia 10-19  tahun mengalami masalah kesehatan. Depresi, kecemasan dan gangguan perilaku merupakan maslah kesehatan mental yang utama dialami remaja."

Selanjutnya, Prof. Dr. Bhisma Murti menampilkan beragam jenis masalah utama kesehatan mental, diantaranya; penyalahgunaan anak, trauma dan penelantaran, Isolasi sosial, mengalami diskriminasi, stigma, ketidakberuntungan sosial, kemiskinan, kehilangan sahabat atau orang yang dicintai, stres berat, menganggur, tuna wisma atau perumahan tidak layah huni.

Diketahui Rektor Unika Santu Paulus Ruteng yang diwakili oleh ketua unit kerja sama dan humas, Dr. Ans. Parwati Yuliantan, M.Hum memaparkan sekilas tentang kondisi kesehatan mental yang dialami oleh masyarakat pinggiran seperti di wilayah indonesia Timur.

"Kesehatan mental merupakan hal yang sering dialami oleh banyak orang. Karena itu, kami yang terpinggirkan ini seringkali mengalami hal tersebut,"

Sekilas kami menerangkan, bahwa ke depanya kami menjadikan penelitian tentang kesehatan jiwa sebagai persoalan serius yang harus dianalisi lebih tajam.

"Kami mohon maaf kepada Prof Dr. Bhisma Murti  jika kondisi kami tidak sesuai ekspetasi Prof, tetapi kami mengharapkan semoga keadaan hari ini dapat menyenangkan bagi Prof dan seluruh peserta yang hadir", tutup Dr. Tia sapaan akrabnya.

Selanjutnya Prof. Dr. Bhisma Murti mengucapkan terimakasih kepada Rektor Unika St. Paulus dan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.

"Terimakasih kepada Rm. Rektor, Dr. Maximus Regus.,S.Fil.,M.Si dan Dekan Fakultas Ilmu kesehatan, David Djerubu, S.Fil.,MA yang sudah menerima saya dengan sungguh luar biasa. Prosesi penyambutan yang sungguh luar biasa. Terimakasih juga karena telah mengundang saya untuk hadir di sini", terang Prof. Dr. Bhisma.

Diketahui bahwa peserta yang mengikuti kegiatan seminar ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Unika Santu Paulus Ruteng, perwakilan dari beberapa Sekolah Menengah Atas di Kota Ruteng, perwakilan dari beberapa puskesmas, dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan. (Jivansi). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS