Terkait Program Budidaya Ternak Babi, Gusti Sarifin Dorong Umat Katolik di Pagal Manfaatkan Lahan Tidur

redaksi - Senin, 24 Oktober 2022 11:50
Terkait Program Budidaya Ternak Babi, Gusti Sarifin Dorong Umat Katolik di Pagal Manfaatkan Lahan TidurGusti Sarifin, Pater Yanuarius Kanmese, OFM bersama beberapa tokoh masyaraka dan anggota kelompok peternak babi saat meninjau ke lokasi kandang babi yang sedang dalam proes pengerjaan, Minggu, 23 Oktober 2022. (sumber: Jivansi)

PAGAL (Floresku.com) - Agustinus Sarifin, seorang pengusaha muda berdarah Manggarai yang juga Pendiri Yayasan Peduli Foundation, menyambangi sejumlah tokoh umat yang berada di Paroki Kristus Raja Pagal, Keuskupan Ruteng, pada Minggu 23 Oktober 2022.

Kehadiran pria yang akrab disapa Gusti itu,  dimaksudkan untuk mensosialisasikan program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ternak babi. 

Program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Terkait  program tersebut, Gusti mendorong umat Katolik di Paroki Kristus Raja Pagal untuk maksimalisasi pemanfaatan lahan tidur.

Foto bersama usai kegiatan sosialisasi Program Budidaya Ternak  Babi oleh Pendiri Yayasan Peduli, Agustinus Sarifin (tengah, berbaju batik), di  Aula Serbaguna Paroki Kristus Raja, Pagal. (Foto: Jivansi)

Pantauan media ini, alumnus STFK Ledalero tersebut tiba di Gedung Serbaguna Paroki Kristus Raja Pagal sekitar pukul 11.00 Wita dan disambut antusias puluhan tokoh umat dan juga Pater Yanuarius Kanmese, OFM.

Lahirnya Yayasan Peduli 

Gusti  dalam sosialisasinya mengatakan, Yayasan Peduli  memiliki  program utama yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui  budidaya ternak babi. 

“Yayasan Peduli menargetkan ada 10 ribu ekor induk babi yang dibudidayakan di seluruh Flores,” ujarnya. 

Menurut dia program tersebut   lahir atas dasar keprihatinan terhadap kondisi perekonomian sebagian besar warga Flores yang relatif masih belum kuat.

“Fakta yang seringkali ditemukan selama ini yaitu ada banyak anak-anak di daratan Flores yang sebetulnya sangat pintar tetapi tidak melanjutkan pendidikannya karena kesulitan ekonomi.  Banyak orang orang tua tidak mampu untuk membiayai anaknya untuk melanjutkan sekolah,” ujarnya.

Fakta lainnya, Gusti menambahkan,   ada banyak lahan tidur yang hingga saat ini belum dimaksimalkan oleh orang-orang Flores. 

“Mirisnya lagi,  lahan tidur yang tidak dimanfaatkan tersebut kemudian dijual kepada orang-orang dari luar Flores,” ujarnya lagi.

 Padahal, kata Gusti, kalau lahan tidur itu dimaksimalkan pasti akan membawa kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Flores itu sendiri. Apalagi permintaan babi saat ini sangatlah besar.

Kandang babi di Pagal sedang dalam proses pengerjaan (Foto: Jivansi)

“Dalam setiap acara di Kabupaten Manggarai sendiri, permintaan atau kebutuhan akan babi sangatlah besar, baik itu saat pesta maupun juga saat ada kematian. Belum lagi dengan mereka yang datang dari luar Manggarai hanya mau cari babi di sini,” Gusti menjelaskan.

"Jadi, pada intinya, kalau program ini dimanfaatkan dan dijalankan dengan baik, bukan tidak mungkin kita bisa mendokrak perekonomiam masyarakat kita.  Dengan demikian, kebutuhan dalam keluarga bisa terpenuhi, anak-anak bisa disekolahkan dan banyak dampak positif lainnya. Oleh karena itu, mari kita olah lahan tidur yang selama ini belum dimaksimalkan dengan baik,"  dia menambahkan.

"Kalau ke Labuan Bajo, bapak - ibu bisa lihat ada banyak lahan tidur yang dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan dengan baik.  Kecemasan saya bahwa tanah-tanah itu nantinya dijual kepada orang dari luar. Sebagai seorang mantan seminaris, saya tentunya tidak rela kalau tanah-tanah itu dijual ke tangan orang lain. Apalagi kalau pembeli itu orang dari luar Flores," cetus Gusti.

Bertolak dari kenyataan seperti itu, Gusti mengambil inisiatif untuk membentuk sebuah yayasan yang kini dikenal Yayasan Peduli (Peduli Foundation).

“Yayasan Peduli didirikan untuk  membantu masyarakat yang lemah secara ekonomi, supaya mereka dapat membiayai pendidikan anak-anak mereka. Secara  khusus, Yayasan ini bermaksud  mendorong masyarakat agar memanfaatkan lahan tidur untuk kegiatan yang produktif, bukan sebaliknya menjualkan kepada orang lain,” jelas Gusti.

"Program budidaya ternak  10 ribu ekor induk babi ini juga akan menimbulkan efek positif yaitu  tersedianya lapangan kerja bagi anak-anak kita yang saat ini masih menganggur, khususnya pula para dokter hewan," ujarnya lagi.

"Saat ini, ada beberapa anak-anak yang kita biayai kuliahnya. Sejauh ini perkembangannya cukup bagus. Untuk  mendorong percepatan realisasi budidaya ternak babi,  Yayasan ikut serta dalam tahap pembuatan kandang.  Selain itu, yayasan  akan memanfaatkan para dokter hewan yang belum punya pekerjaan untuk ikut berpartipasi dalam program ini sebagai tenaga ahli," tambahnya.

Para dokter hewan itu nanti bertugas untuk mengontrol dan memantau pertumbuhan babi-babi supaya terjamin kesehatannya. 

"Jadi, program ini kita kemas secara lebih modern dan profesional supaya hasilnya lebih optimal. Di dalamnya, bapak-ibu bisa menggali pengetahuan atau bisa belajar bersama dengan dokter hewan yang ada tentang bagaimana memelihara dan merawat babi secara  baik dan benar," cetusnya.

Pola kerja sama yang ditawarkan Yayasan Peduli

Gusti mengatakan, supaya program budidaya ternak babi  bisa berjalan baik,  Yayasan Peduli  menawarkan dan menerapkan pola kerjasama  dengan anggota kelompok di setiap wilayah desa atau paroki.

Pertama,  terkait material pembangunan kandang babi. 

Untuk pembangunan kandang babi, kata Agustinus, Yayasan Peduli akan menyiapkan materialnya, berupa paku, sink, pasir, semen, dan besi. 

Lebih dari itu, untuk pengerjaannya, Yayasan Peduli menyiapkan dana insentif pekerjaan senilai Rp 7.500.000 untuk setiap kelompok.

Kedua, sasaran dan rentang waktu. Sasaran utama dari program ini sebetulnya memang untuk orang-orang muda. Mengapa orang muda? Selain mendidik, orang muda adalah generasi  masa depan yang bisa meneruskan program ini untuk jangka panjang. Sebab kontrak kerja sama dengan kelompok akan berlangsung selama 30 tahun.

Namun untuk saat ini, anggota kelompok yang bergabung bisa berkolaborasi dulu baik yang tua maupun muda. 

Ketiga, tanah. Untuk tanah, anggota kelompok itu menyiapkan atau menentukan satu lahan (tanah) yang dihibahkan untuk pembangunan kandang babi tersebut.  

Meski demikian, lahan (tanah) yang dihibahkan tersebut bukan untuk menjadi milik yayasan. Sebaliknya, setelah dikelola bersama selama 30 tahun, tanah tersebut dikembalikan kepada pemiliknya.

"Jadi, pemilik lokasi itu hibahkan tanahnya untuk dikelola selama 30 tahun. Bukan untuk jadi milik yayasan. Nantinya, kalau sudah dikelola selama itu akan diserahkan lagi kepada pemilik tanahnya," tandas Gusti. 

Keempat, soal bagi hasil anak babi. Untuk anak babi yang dihasilkan dari pengembangbiakkan tersebut, yayasan hanya mengambil dua ekor anak babi saja. 

Selebihnya untuk anggota kelompok yang memelihara tersebut. Sementara untuk induk babinya itu, setiap lima tahun induk babi tersebut diganti.

"Misalnya, anak babi tersebut ada 10 ekor. Nanti, yayasan ambil dua ekornya saja. Delapan ekornya  menjadi miliki kelompok peternak," ungkapnya.

Mengakhiri pembicaraannya, Gusti menegaskan beberapa catatan penting yang mesti diperhatikan oleh para anggota kelompok.

Dikatakannya, untuk setiap anggota kelompok yang bergabung dilarang untuk menjual babi yang dipelihara. 

Apabila ada babi yang mati, anggota kelompok wajib menginformasikan hal itu kepada dokter hewan yang ada. 

Hal ini, kata Gusti, sangat penting agar jumlah babi selalu terpantau. Juga, agar babi yang mati itu layak dikomsumsi atau tidak.

"Jadi, detailnya nanti akan dituangkan ke dalam surat perjanjian yang dibuat dan disepakati bersama anggota kelpok," pungkasnya.

Kerja yang baik pasti membawa hasil yang baik pula

Dalam sambutannya, Pater Yanuarius Kanmese, OFM menyampaikan selamat datang kepada Agistinus Sarifin selaku pendiri Yayasan Peduli.

Ia menyampaikan terima kasih karena  Pa Gusti bersama tim Yayasan Peduli sudah meluangkan waktu untuk hadir dan berbagi dengan umat di Paroki Kristus Raja Pagal.

"Semoga kesempatan ini bisa bermanfaat bagi kita. Saya optimistisi bahwa  kehadiran Pak Gusti dan Yayasan Peduli  bisa membantu kelompok-kelompok peternak untuk semakin maju di bidang perekonomian," cetus Pater Yanuarius, OFM.

Pater Yanuarius juga menyampaikan harapannya agar kelompok yang  sudah terbentuk bisa menjadi contoh bagi umat lainnya, sehingga seluruh umat di Paroki Pagal bisa berjuang bersama-sama meningkatan ekonominya. 

"Saya berharap bisa bekerja sama dengan baik dan juga sama-sama bekerja. Yakinlah bahwa, kalau kita bekerja dengan baik pasti akan ada hasil yang baik pula," imbuh Pater Yanuarius.

Untuk diketahui, usai melakukan sosialisasi program budidaya ternak babi,  Gusti bersama Pater Yanuarius dan sejumlah tokoh umat  menuju lokasi pembuatan kandang babi  untuk meninjau proses pengerjaannya. (Jivansi). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS