Warga Masyarakat Adat Pocoleok Kembali Hadang Tim PLN dan Pemda Manggarai yang Dikawal Sejumlah Polisi
redaksi - Kamis, 28 September 2023 15:13POCOLEO (Foresku.com) - Ratusan warga aliansi masyarakat adat Pocoleok kembali berkumpul di simpang tiga Lungar dan Lingko Meter untuk melakukan penghadangan terhadap pihak perusahaan, PLN, dan Pemda Manggarai yang turun ke Pocoleok, pada Rabu 27 September 2023.
Dalam rilis yang diterima jurnalis media ini dicatat, penghadangan dilakukan dengan melibatkan warga dalam jumlah besar.
Mereka diketahui berasal dari 10 komunitas adat, antara lain: Gendang Mucu, Mocok, Mori, Nderu, Cako, Ncamar, Rebak, Jong, Tere, dan Lungar.
Mereka melakukan penghadangan terhadap tim PML dan Pemda Manggara menyusul surat pemberitahuan pihak PLN yang diterima warga sehari sebelumnya.
"Sebagaimana disampaikan melalui surat yang ada, pihak PLN dan perusahaan datang bersama tim KJPP/Appraisal untuk melakukan penilaian penggantian wajar hasil identifikasi dan inventarisasi lapangan untuk welpad D, E, dan F di Pocoleok. Dan penghadangan yang dilakukan tersebut merupakan aksi penghadangan ke-19 dari aliansi masyarakat adat Pocoleok," tulis dalam rilis yang ada.
Jalannya aksi
Dalam rilis yang sama ditulis, sekitar pukul 07.30 WITA, warga sudah berdatangan dari setiap kampung.
Pada awalnya, mereka berkumpul di satu titik, yakni: di simpang tiga 'Bupati Kaku'. Satu jam berlalu, warga sudah memenuhi simpang tiga Lungar.
Kemudian, beberapa warga berinisiatif untuk bergerak ke lingko Meter guna memantau situasi di lokasi yang juga diketahui menjadi akses masuk menuju Pocoleok.
- Gelar Workshop di Palu, Jamkrindo Dorong Literasi Keuangan UMKM di Wilayah Indonesia Timur
- Kapsul NASA yang Membawa Sampel Asteroid Pertama Mendarat di Bumi
- Pusat Data Microsoft Akan Gunakan Energi Nuklir
"Di lokasi penghadangan, warga adat Pocoleok membawa serta peralatan musik adat yang sakral, yakni gong dan gendang. Sambil menunggu kehadiran rombongan tersebut. Mereka menabuh 'gong' dan 'gendang' sambil bernyanyi dan meneriakkan yel-yel perjuangan," demikian ditulis dalam rilis tersebut.
Situasi di Simpang Tiga dan Meter
Lebih lanjut dijelaskan, sekitar pukul 10.10 WITA, dua mobil Lux hitam tiba di simpang tiga Lungar. Warga yang sudah berkumpul sejak pagi, spontan melakukan penghadangan.
Ada tiga aparat kepolisian yang mengenakan baju dinas dan tiga lainnya menggunakan baju bebas.
"Aparat tersebut yang kemudian berdebat langsung dengan warga selama 20 menit. Sementara pihak PLN dan beberapa polisi yang lain masih di dalam oto. Beberapa saat kemudian aparat dan PLN dipaksakan pulang oleh warga," tulis dalam rilis tersebut.
Sementara di meter, dalam waktu yang bersamaan, ada 3 aparat kepolisian yang menggunakan dua sepeda motor dan menggunakan pakaian biasa, berusaha masuk ke Wilayah Pocoleok melalui jalur tersebut.
Mereka dihadang beberapa warga yang bertugas untuk menjaga disana (meter). Aparat tersebut berdebat dengan warga karena menghadang Mereka.
"Ini jalan negara, jangan halangi kami". Kata seorang aparat.
"Kami menjaga tanah kami. Selama ini yang datang bersama pihak PLN adalah kepolisian. Kami tahu bahwa bapak adalah polisi dan bapak pada hari ini datang bersamaan dengan pihak PLN, makanya kami menghadang bapak."
Warga yang lain terus berteriak dan meminta mereka pulang.
Polisi yang tadinya diusir oleh warga ternyata tidak betul-betul pergi.
Di sebalah bawah Meter, tenyata aparat kepolisian dalam jumlah yang banyak bersama PLN sedang membuat strategi untuk menembus pertahanan warga.
Sekarang (saat rilis ini ditulis), aparat keamanan dan pihak PLN masih berada di lokasi (Meter).
Mereka sementara makan siang, semntara warga masih bertahan lapar sampai mereka kembali dari lokasi. Sempat terjadi bentrokan antara kepolisian dan warga. Mereka ngotot masuk di wilayah pocoleok," lanjut rilis tersebut. (SP/Jivansi)