Warganet dan Orangtua Siswa Tolak Kebijakan Menteri Nadiem Soal 'Seragam Sekolah Baru'

redaksi - Selasa, 16 April 2024 14:21
Warganet dan Orangtua Siswa Tolak Kebijakan Menteri Nadiem Soal 'Seragam Sekolah Baru'Seragam sekolah (sumber: Istimewa)

JAKARTA (Floresku.com) - Warganet menyuarakan kekhawatiran terhadap kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mandikbudristek) terkait aturan seragam sekolah baru.

Mereka menganggap kebijakan tersebut memberatkan orang tua siswa, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi finansial yang kurang mampu.

Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah biaya tambahan yang harus ditanggung oleh orang tua siswa.

Dalam kebijakan ini, seragam khusus sekolah dan baju adat menjadi keharusan, yang menimbulkan kekhawatiran akan beban finansial yang berat.

Warganet juga menyoroti keterbatasan ketersediaan seragam khusus sekolah dan baju adat. Mereka menegaskan bahwa, meskipun seragam nasional dan seragam pramuka mungkin sudah dimiliki oleh sebagian besar siswa.

Hal yang sama tidak berlaku untuk seragam khusus sekolah dan baju adat, yang sulit ditemukan atau memiliki harga yang tinggi.

Lebih lanjut, warganet mengkritik kebijakan tersebut dan mengusulkan agar tidak diterapkannya.

Mereka menunjukkan bahwa sebagian besar sekolah telah memiliki seragam tambahan seperti batik dan pakaian khas Melayu, yang bisa dimanfaatkan tanpa perlu menambah seragam baru.
Dalam tanggapannya, seorang warganet menyoroti kesulitan finansial yang ditimbulkan oleh biaya seragam adat yang mahal.

Dia mengemukakan bahwa hal ini bisa menjadi beban tambahan yang sulit bagi banyak orang tua siswa.

Dengan demikian, dari sudut pandang warganet, penting untuk mempertimbangkan ulang kebijakan seragam sekolah baru ini agar tidak memberatkan bagi orang tua siswa, terutama mereka yang berada dalam situasi finansial yang kurang mampu.

Upaya untuk memastikan akses yang adil terhadap seragam yang diperlukan dapat menjadi langkah yang perlu dipertimbangkan dalam mengatasi masalah ini.

Warga Sikka 

Tak hanya warganet yang memprotes kebijakan terkait seragam sekolah yang baru. Warga Sikka, para orangtua siswa yang dijumpai Floresku di sejumlah sekolah di Kota Maumere, Kabupaten Sikka merasa berkeratan dengan kebijakan tersebut.

Menurut mereka, kebijakan tersebut sangat memberatkan. 

“Kebijakan ini menimbulkan biaya tambahan bagi kami para orangtua.  Pemilihan seragam khusus sekolah dan baju adat bisa menjadi beban finansial yang berat bagi sebagian orang tua,” Du'a Maria.

Ketentuan mengenai seragam sekolah yang baru membuat kami yang memiliki beberapa siswa di bangk sekolah kewalahan. 

“Sekarang ini ekonomi lagi sulit. Untuk beli sembako saja susah, apalagi harus beli sergam sekolah yang baru,” ujar Elfrida, ibu dari tiga siswa yang sedang belajar di bangku SD dan SMP di Kota Maumere. (Sil). ***
 

Editor: redaksi

RELATED NEWS