Warga Tujuh Desa di Kecamatan Wae Ri'i Bagian Timur Minta Bupati Manggarai Tambahkan Debit Air Irigasi Wae Ri'i
redaksi - Jumat, 24 Juni 2022 18:09RUTENG (Floresku.com)- Tokoh masyarakat bersama para kepala desa (Kades) di Kecamatan Wae Ri'i bagian timur mendatangi Kantor Bupati Manggarai Senin 20 Juni 2022 lalu.
Mereka adalah perwakilan warga masyarakat dari tujuh desa yaitu Desa Wae Ri'i, Desa Persiapan Bangka Wade, Desa Longko, Desa Bangka Jong, Desa Golo Mendo, Desa Golo Cador dan Desa Persiapan Bangka Ling.
Mereka datang untuk menyerahkan proposal usulan penambahan debit air Irigasi Wae Ri'i kepada Bupati Manggarai, Heribertus G.L.Nabit.
Informasi tertulis yang diterima media ini dari Heribertus Erik San selaku warga Kecamatan Wae Ri'i menyebutkan, penyerahan proposal tersebut dilakukan seçara adat Manggarai berupa 'kepok' dan diterima secara langsung oleh Bupati Manggarai, Heribertus G. L. Nabit.
- Penerimaan Pajak Sebesar Rp705,8 triliun, Sri Mulyani: Ditopang Konsumsi, Investasi hingga Ekspor
- Penurunan Kinerja Start Up Belum Usai, Kini Giliran Netflix PHK 300 Orang Pekerja
- Renungan Harian Katolik, Jumat 24 Juni 2022: Cinta dan Pemberian Diri yang Sempurna
Robertus Jelahu, tokoh masyarakat asal Kampung Nggori yang dipercayakan sebagai 'tongka' (jubir) mengungkapkan bahwa wilayah Kecamatan Wae Ri'i bagian timur sebetulnya mempunyai lahan pertanian yang cukup dijadikan daerah persawahan.
Namun, akses air yang sangat sulit membuat sebagian lahan yang ada tidak bisa digarap secara maksimal. Oleh karena itu, melalui proposal tersebut, masyarakat mengharapkan agar pemerintah Kabupaten Manggarai bisa mengalokasikan anggaran untuk menjawabi persoalan yanga ada.
"Wilayah Kecamatan Wae Ri'i bagian timur sebetulnya mempunyai lahan pertanian yang cukup dijadikan daerah persawahan. Namun, akibat akses air yang sangat sulit membuat sebagian lahan yang ada tidak bisa dimaksimalkan dengan baik," ungkap Robertus.
Senada dengan itu, Heribertus Erik San, selaku tokoh muda dari Kecamatan Wae Ri'i menerangkan, persawahan masyarakat Wae Ri'i saat ini mengandalkan sumber air dari Bendungan Wae Ri'i.
Namun, lanjutnya, debit air yang ada tersebut sangat kecil atau tidak diimbagi dengan luas areal persawahan milik warga yang begitu luas. Akibatnya, para petani mengalami kesulitan untuk mengairi persawahannya.
"Dengan kondisi banyaknya 'lahan tidur', berdampak pada sumber pendapatan masyarakat dari pengolahan lahan pertanian yang rendah, padahal tuntutan kebutuhan hidup sehari-hari tinggi", ungkap alumnus Pasca Sarjana Universitas Nasional Jakarta ini.
Lebih lanjut, Heribertus menuturkan, berdasarkan data perkiraan luas areal lahan pertanian total potensi lahan persawahan adalah 561,5 Hektar.
"Hasil kajian kami, luas areal pertanian yang ditanami padi, yaitu sekitar 218 Hektar. Itu untuk areal yang ditanami padi sebanyak dua kali dalam setahun. Sedangkan, untuk areal persawahan yang ditanami padi sekali dalam setahun itu sekitar 238 Hektar dan yang tidak ditanami padi sama sekali itu sekitar105,5 H," terang Heribertus.
- Mendapatkan Dana 85,5 Miliar Rupiah, Bandara Ende Dibangun Lantai Dua, Dilengkapi Eskalator dan Lift
- Jelang Hari Bhayangkara Ke-76, Polres Manggarai Gelar Kegiatan Anjangsana dan Bagi Sembako
- Tim Karo Lematala Srena Polri Gelar Studi Kelayakan Pembentukan Satuan Polairud Polres Mabar
Lebih jauh, Heribertus menerangkan, dari areal persawahan yang ada tersebut, total produksi padi dalam setahun itu sebanyak 3.370 ton, dengan asumsi produksi rata-rata 5 ton/hektar.
Namun, akibat kondisi debit air yang kecil sehingga total kehilangan potensi produksi padi dalam setahun adalah 2.245 ton per tahun.
"Misalkan bahwa harga gabah kering Rp.4.500,00, maka nilai kehilangan potensi pendapatan petani dalam setahun adalah Rp.10.002.500,00 (sepuluh miliar seratus dua juta lima ratus ribu rupiah)," jelas tokoh muda yang juga menjabat Ketua Umum LSM-Lembaga Pusat Pengkajian Kebijakan Pembangunan Daerah (LPPKPD)-Manggarai itu.
Pada bagian akhir pembicaraannya, Heribertus mengatakan, ada sebuah kondisi yang unik namun sangat ironis bahwa pada bagian barat dari wilayah persawahan masyarakat Wae Ri'i terdapat beberapa debit air sungai yang begitu besar, seperti: Wae Decer, Wae Belang dan Wae Kokak, namun sampai saat ini belum dioptimalkan potensinya. Akibatnya, sebagian besar aliran sungai tersebut mengalir begitu saja sampai ke pantai Laut Flores.
"Atas dasar persoalan tersebut, maka proposal ini dibuat yang pada intinya mengajukan penambahan debit air Irigasi Wae Ri'i dengan cara pembangunan bendung di titik pertemuan Wae Decer dan Wae Belang, lalu dipasang pipa besar 500 mm SDR 17 (PN 10) menuju selokan irigasi Wae Ri'i. Sehingga debit air semakin besar dan bisa dimanfaatkan untuk areal persawahan dan 'lahan tidur'," pungkas pria Kelahiran Kampung Nggori, Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri'i ini.
Sementara itu, Bupati Manggarai, Heribertus G.L Nabit, mengapresiasi langkah yang ditempuh masyarakat Wae Ri'i bagian timur karena sudah menginisiasi pembuata proposal untuk penambahan debit air yang ada.
Tidak hanya itu, Bupati mengaku siap merealisasikan aspirasi masyarakat Wae Ri'i bagian timur.
“Saya tentu sangat mengapresiasi sekali apalagi yang datang mewakli tujuh desa dengan jumlah warga masyarakat puluhan ribu orang. Artinya perjuangan ini menyangkut hajat hidup orang banyak”, ungkapnya.
Makanya, lanjut Bupati, pemerintah siap meneruskan dan memperjuangkan permintaan penambahan debit air ini.
"Secepatnya, saya akan instruksikan Organisasi Perangkat Daerah terkait untuk cepat tanggap dan segera membentuk tim khusus (Timsus) percepatan penambahan debit air Irigasi Wae Ri'i. Timsus akan berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan tokoh masyarakat," janji Bupati Nabit.
"Setelah Timsus membuat kajian dan proposal jadi, Pemda Manggarai akan menyiapkan skema anggaran pembangunan infrastruktur penambahan debit air ini, baik bersumber dari Dana DAK (Dana Alokasi Khusus) Pusat atau pun nantinya dari Dana DAU (Dana Alokasi Umum) Daerah," tutup Bupati Nabit. (Jivansi)***