Awas, Jangan Sampai Teknologi Merenggut Cinta Keluarga!

Sabtu, 15 Mei 2021 16:06 WIB

Penulis:redaksi

KELUARGA 3.jpg
Ilustrasi: Keluarga yang adiktif teknologi (sumber:marketwatch.com)

MICHAEL John Fox, seorang pemeran berkebangsaan Kanada yang memenangi tiga Emmy Award dan Golden Globe Award pernah berkata begini; “Keluarga bukanlah hal yang penting. (Tetapi) keluarga adalah segalanya." 

Pernyataan Fox mengigatkan kita kembali bahwa, hampir setiap kita telah menghabiskan masa paling formatif kita (0-10 tahun) bersama dengan keluarga kita. Keluarga  kemungkinan besar adalah orang-orang terpenting dalam hidup kita. Oleh karena itu, keluarga harus dirayakan; harus disyukuri dan dihormati. Jadi, sangat beralasan kita menghabiskan waktu hari ini (15 Mei) – dan hari-hari lain, tentu saja --  untuk menemukan cara melindungi unit keluarga dalam masyarakat dengan memulainya dari rumah kita sendiri!

Institusi keluarga berawal dari kehidupan manusia purba, yang belum bisa telusuri kapan dan di mana jejak awalnya. Meskipun keluarga saat ini mungkin terlihat berbeda dari yang mereka lakukan ribuan tahun yang lalu, keluarga masa sekarang sama pentingnya seperti dulu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) percaya bahwa keluarga -baik trandisioal maupu modern- adalah pondasi dari kehidupan invidual dan masyarakat. Menandai betapa petingnya keluarga, maka  PBB pada tahun 1994, memilih 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional (HKI). 

Sebagai orang tua, tentu semua kita ingin memberikan awal kehidupan yang terbaik kepada anak-anak. Pondasi yang dibuat dalam sebuah keluarga telah ditunjukkan dalam berbagai penelitian, secara dramatis memengaruhi kesuksesan  seorang individu. Semakin stabil lingkungan keluarga untuk seorang anak, semakin besar kemungkinan ia akanbertumbuh  lebih sehat - baik secara mental maupun fisik.Dan, hampir pasti dia akan menjadi individu yang berguna bagi masyarakat.

Sejak lama masyarakat di seluruh dunia menghadapi kendala dan tantangan yang membahayakan stabilitas keluarga. PBB, mulai merespon kekuatiran tersebut pada 1980-an. Waktu itu Sekretaris Jenderal PBB mempromosikan kesadaran di antara para pembuat keputusan dan kebijakan publik di seluruh negara anggota PBB, soal pentingnya perlindungan terhadap keluarga berkaitan dengan urusan seputar pendidikan, kemiskinan, gizi dan kesehatan, peperangan, pengungsian, bahaya narkoba,  keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, serta banyak isu lainnya.

Teknologi Baru

 PBB telah menetapkan, tema peringatan HKI 15 Mei 2021 adalah "Transisi yang adil secara sosial menuju pembangunan berkelanjutan: peran teknologi digital pada pembangunan sosial dan kesejahteraan semua." Disingkat, ‘Keluarga dan Teknologi Baru’

Melalui tema tersebut PBB hendak menggarisbawahi perihal hubungan saling menentukan antara keuarga dan teknologi baru. Pada satu sisi,  masyarakat dapat memanfaatkan teknologi baru (tekologi digital) untuk meraih keadilan sosial melalui pembangunan secara berkelanjutan. Dan, pada sisi lain, kontribusi positif tekologi digital sangat ditentukan oleh keluarga, bagaimana mereka menyiapkan anak-anaknya melalui parenting eduction.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa keluarga masa kini berhadapan dengan megatren yang tak tetelakkan. Lahirnya teknologi baru (teknologi internet), pergeseran demografis, urbanisasi dan migrasi yang massif, serta perubahan iklim yang dramatis, telah membentuk gaya hidup dan cara bersikap/berperilaku keluarga-keluarga masa kini. Salah satu yang kian mencengangkan adalah bahwa sekarang ini semakin banyak keluarga yang ‘terjajah’ oleh teknologi baru, terutama yang memuat platform media sosial. Komunikasi personal yang sebelumnya menjadi sumber kehangatan cinta keluarga, mulai bergeser oleh komunikasi digital, di mana setiap anggota keluarga sibuk dengan perangkat tekologi baru (smarphone), dan asyik berkomunikasi dengan siapaun yang ada jauh dari rumah. Rumah seakan berubah mejadi ‘arena’ di mana setiap anggota keluarga sibuk bermedia sosial.

Hebatnya, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga ikut mendorong percepatan tren digitalsasi dalam keluarga. Sebab, semenjak merebak mulai Maret 2020 lalu, keluarga-keluarga Indonesia ‘berjuang’ untuk memanfaatkan  teknologi digital semaksimal mungkin untuk pekerjaan, pendidikan, dan komunikasi. Pandemi telah mempercepat perluasan penggunaan platform digital dan inovasi teknologi terkait seperti komputasi awan dan penggunaan data besar serta algoritme.

Dalam persiapan untuk Peringatan Ketiga Puluh Tahun Keluarga Internasional, 2024 (IYF + 30), PBB beriktiar meningkatkan kesadaran tentang tren besar yang disebutkan di atas dan kebijakan berorientasi keluarga yang responsif untuk mengatasi dampaknya.

Dalam konteks parenting education,  teknologi digital telah dimaknai sebagai sarana yang digunakan untuk membantu orang tua dan keluarga untuk mempelajari cara memahami, cara memilih dan cara menggunakannya secara efektif. Berkenaan dengan itu, keluarga pun dikondisikan mendampingi anak-anaknya untuk memilih konten yang bernilai positif, dan mejauhkan diri dari konten yang tak berguna, bahkan konstruktif. 

Tentu saja melakoni, tanggung jawab parenting education dalam era teknologi digital tak selalu mudah. Tugas ini bukan saja sulit melainkan ruwet karena para orangtua pada umumnya adalah generasi yang kurang akrab dengan kemajuan teknologi internet itu sendiri. Repotnya lagi, platform media sosial yang dibawa oleh teknologi baru,  ternyata cukup berhasil memasung para orangtua sehingga dalam banyak kasus mereka tak bisa menjadi ‘panutan’ bagi anak-anaknya sendiri. Sehingga, dalam sejumlah kondisi, parenting education menjadi  seperti kegiatan ‘orangbuta yang  menuntun orang yang  lumpuh kakinya’. Suatu kegiatan yang sia-sia belaka.

Tujuan Khusus HKI 2021

Mengingat beratnya kendala dan tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga masa kini, PBB menetapkan tujuan dari peringatan HKI 2021:“Keluarga dan Teknologi Baru” sebagai berikut:

  • Menunjukkan pentingnya kebijakan dan program yang berorientasi pada keluarga. Artinya, para pengambil keputusan dan kebijakan harus merumuskan program yang kongkret untuk membantu keluarga-keluarga menyiasati tantangan yang ditimbulkan oleh ekspansi yang cepat teknologi baru;
  • Pemerintah, organisasi non pemerintah dan invidu-indvidu perlu lebih  aktif membuat penelitian dan menyajikan hasil penelitian terkini tentang potensi teknologi komunikasi dan informasi  untuk memberdayakan orang tua dalam menjalankan tanggung jawab parenting education; 
  • Semua pihak perlu melakukan inovasi agar teknologi baru dapat dijadikan sebagai alat pendidikan untuk memberi manfaat bagi keluarga dan masyarakat luas;
  • Semua pihak perlu saling memperingatkan dampak negatif teknologi baru pada anak-anak dan keluarga;
  • Semua pihak perlu berbagi praktik yang baik dalam memanfaatkan teknologi digital untuk urusan parenting education, pendidikan di sekolah dan segala kegiatan demi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

Nah, mudah-mudahan, spirit peringatan HKI  15 Mei 2021 mampu mengobarkan semangat para pihak, mulai dari pemerintah selaku pengambil kebijakan, organisasi non pemerintah dan para aktivis sosial untuk menemukan jalan paling efektif mendampingi dan memberdayakan keluarga-keluarga supaya semakin mampu mendayagunakan teknologi baru,  baik untuk kesuksesan parenting education maupun untuk tetap survive di masa pandemi Covid-19 ini. 

Lebih dari pada itu, yang perlu selalu diingat adalah:  "Jangan sampai ‘teknologi’ merenggut cinta anggota keluarga'! * (Maxi A.P)