BERSAMA MARIA KITA JALANI TAHUN 2026 DENGAN PENUH HARAPAN

Rabu, 31 Desember 2025 22:53 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

morotai.jpeg
Kemeriahan Tahun Baru di Morotai (Youtube.com)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

 (Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2: 16-21)

Kita membuka tahun ini dengan penuh sukacita. Kita saling mengucapkan selamat tahun baru  dengan aneka harapan dan kerinduan. Ada yang mengharapkan tahun yang penuh keberhasilan dalam melaksanakan rencana, usaha dan karya.

Tetapi, mungkin ada yang merasa ragu dan bimbang. Mungkin ada yang bertanya, apakah kita akan jalani tahun ini dengan baik, aman dan damai? Apakah kita akan berhasil wujudkan cita-cita dan mimpi sampai akhir tahun? Apakah  kita masih bersama-sama sebagai satu keluarga akan menutup tahun baru 2027 nanti? 

Semua pertanyaan ini menunjukkan keraguan dan ketidakpastian.

Tetapi, dalam iman kita yakin bahwa Tuhan tidak pernah melepaskan dan membiarkan kita hidup laksana anak ayam yang kehilangan induk, tanpa pegangan dan harapan pasti. 

Karena itu, Gereja mengajak kita untuk membuka tahun baru ini dengan merayakan pesta Santa Perawan Maria, Bunda Allah dan Bunda orang-orang beriman. Gereja mempercayakan keluarga dan komunitas kita kepada Bunda Maria.. 

Dalam situasi apa pun Maria selalu punya harapan serta berserah penuh kepada Allah dan kehendakNya. Maka bagi kita Maria menjadi sosok manusia beriman yang pantas diteladani dalam menapaki seluruh ziarah hidup.

Maria juga punya peran amat penting dalam membantu Yesus Kristus mewujudkan rencana penyelamatan bagi umat manusia dan dunia. Dalam Injil hari ini kita buktikan kebenaran ini. Ketika para gembala tiba di Betlehem mereka “menjumpai Maria dan Yusuf, dan Bayi itu yang sedang berbaring dalam palungan” (Luk 2:16). 

Para gembala menjumpai Yesus, Maria dan Yusuf sebagai satu keluarga yang hidup dalam kebersamaan yang rukun dan hangat, meski dalam situasi serba miskin dan terbatas. 

Maria dan Yusuf berusaha melindungi dan membesarkan Yesus dengan penuh kasih. Yesus, Anak Allah, memberkati dan menguduskan Keluarga Nazaret, sehingga menjadi model dan teladan bagi keluarga-keluarga dunia. 

Bertolak dari kenyataan ini, kita yakin  bahwa Bunda Maria tidak pernah berada jauh dari kita, anak-anaknya, dan bahkan ia sangat dekat dengan kita. 

Kita bersyukur karena mempunyai seorang ibu yang sangat dekat dan mencintai kita, meskipun terkadang kita nakal dan tidak setia kepada Puteranya. Kiranya kedekatan dengan Bunda Maria dan devosi yang benar kepadanya  membantu kita untuk semakin dekat kepada Allah dan semakin memahami kehendak Allah di dalam hidup kita. 

Kita juga belajar dari teladan Keluarga Kudus Nazaret yang hidup dalam kebersamaan yang rukun dan hangat. Kita belajar membangun keluarga-keluarga kita agar hidup dalam kedamaian, persekutuan dan ikatan kesatuan pikiran, perasaan,  hati dan karya sehari-hari. 

Sebab keluarga yang bertahan dan langgeng mesti selalu ada bersama-sama dalam seluruh urusan rumah tangganya, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, pun dalam untung dan malang. 

Tetapi,satu tantangan besar kita hadapi  di era digital dewasa ini, di mana semua urusan keluarga bisa dilaksanakan secara virtual, melalui SMS, video call, twiter, dan lain-lain. 

Mungkin ada keluarga yang jarang duduk bersama untuk bicara bersama, buat rencana dan bekerja bersama-sama. Bisa juga terjadi bahwa waktu untuk makan dan cerita bersama semakin kurang karena setiap orang punya urusan masing-masing.

Terkadang fasilitas yang lengkap dan canggih bisa membuat anggota keluarga hidup dalam dunianya masing-masing. Orang bisa lari dari sesama, ciptakan ruang gerak sendiri dan mulai urus dirinya tanpa libatkan atau butuhkan orang lain. 

Mungkin ada orang yang hanya butuhkan keluarga dan sesamanya apabila alami kekurangan atau kesulitan tertentu. Atau saat ada pesta, hajatan atau acara.

Selain tantangan di atas, mungkin dalam hidup sehari-hari kita merasa betapa beratnya menghayati hidup sebagai pengikut Kristus dan anak-anak Maria yang baik. Kita juga mungkin enggan tampil sebagai saksi Kristus yang sejati di tengah masyarakat dan dunia. 

Maka mari  kita menyerahkan diri kepada Allah lewat Bunda kita, Maria. Bersama Maria tentu kita  punya alasan yang cukup kuat untuk berani melangkah ke depan tanpa ragu dan takut. Yesus  telah mengajar kita agar senantiasa berdoa sebagai tanda penyerahan diri kepada Bapa di surga.  Dan Bunda Maria yang tekun lagi setia dalam doa akan tetap mendampingi kita. 

Jika Maria bersama kita dan kita selalu bersama Maria, kita pasti merasa aman dan dengan penuh harapan  menghadapi segala situasi hidup sehari-hari. Apa yang perlu kita takuti? 

Mari kita akhiri renungan ini dengan berdoa, ““Ya santa Maria, putri Allah Bapa, bunda Allah Putera, dan mempelai Allah Rohkudus, doakanlah kami, anak-anakmu, yang berlindung padamu, agar kami semua semakin teguh bersatu menghayati iman, dan harapan serta kasih sejati dalam ziarah hidup 2025 yang telah kami jalani”. Amen. 

Selamat Tahun Baru 2026

Kewapante, 01 Januari 2026.  ***