Bupati Ende
Kamis, 22 Juli 2021 20:12 WIB
Penulis:redaksi
Editor:Redaksi
ENDE (Floresku.com) - Pembangunan dan rehabilitasi kawasan wisata bahari pantai Kota Raja mulai dibangun. Pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Ende, Drs. H. Djafar H. Achmad, MM yang berlokasi di Pantai Ria Kelurahan Kota Raja Kecamatan Ende Utara, Kamis, 22 Juni 2021.
Pada peletakan batu pertama tersebut, Bupati Djafar menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Pemerintah Pusat (Pempus), khususnya Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Parekraf) yang telah mengalokasikan dana untuk pembangunan Pariwisata bahari di Kabupaten Ende.
“Insya Allah, habis Labuan Bajo mudah – mudahan pemerintah pusat akan perhatikan Ende dan menjadikan skala prioritas”, ujarnya.
Membangun Pariwisata Kota Ende sejatinya adalah memperkuat eksistensi Kota Ende dari aspek fisik dan non fisik. Dari aspek fisik yakni kita membangun infrastruktur menuju sebuah kota yang layak, sedangkan dari aspek non fisik kita harus membangun manusia dengan segala kompleksitasnya, termasuk merajut berbagai peristiwa historis yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dan menjadi faktor yang sangat menentukan dalam lembaran sejarah kota Ende dan keberlanjutannya.
Dalam lembaran sejarah Kota Ende, peristiwa pengasingan Bung Karno dari tahun 1934 – 1938 memiliki makna tersendiri yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membangun dan menata Kota Ende.
“Merangkai kembali rajutan sejarah masa lalu adalah momentum memperkuat publitas dan meningkatkan citra Ende dalam Konstelasi pertumbuhan perkembangan kota, baik secara regional maupun secara nasional”, ucapnya.
Substansi pokok dalam pengembangan Pariwisata Kota Ende adalah menapaki dan memperjelas jejak sejarah, karena Ende adalah kota sejarah. Hal penting yang harus dilakukan adalah menggali dan menghidupkan kembali fragmentasi peristiwa yang pernah terjadi, terutama yang terkait dengan hidup, perjuangan, serta karya Bung Karno ketika berada di Ende.
Kita memiliki spot – spot sejarah yang nyata dan tak terbantahkan yang terkait dengan hal itu. Dengan demikian dalam kebijakan dan implementasinya berbagai aktivitas pengembangan peristiwa Kota Ende, apapun jenis interaksinya harus secara esensial mendukung Ende sebagai kota pancasila termasuk penataan taman Ria dan taman rendo yang kita saksikan saat ini.
“Pemerintah harus dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu yang selama ini membutuhkan fasilitas khusus dan eksklusif yang mudah dijangkau sebagai bagian dari tuntutan kebutuhan hidup masyarakat masa kini”, pungkasnya.
Bupati Djafar mengajak semua komponen di daerah ini untuk cerdas dalam berpikir, kreatif dan mengerti serta mampu menghasilkan karya – karya yang atraktif yang mendukung Kota Ende sebagai ‘Kota Sejarah’.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kabupaten Ende, Drs. Martinus Satban dalam laporannya mengatakan bahwa untuk pembangunan kawasan bahari kota raja ini, anggarannya bersumber dari alokasi dana fisik Pariwisata tahun 2021. Pada tahun 2021, Kabupaten Ende mendapatkan alokasi dana fisik penugasan bidang Pariwisata bersama 12 Kabupaten/Kota Se- Indonesia. 12 Kabupaten/Kota yang mendapatkan dana alokasi fisik dari Kemenparkraf ini yakni meliputi : 1 Kabupaten di Sumatera, 3 di Sumatera Barat, 2 di Kepulauan Riau, 2 di Jawa Tengah, 1 di Yogyakarta, 2 di Papua, dan 1 di NTT yakni Kabupaten Ende.
“Kabupaten Ende mendapatkan alokasi dana terbesar kedua setelah Papua,” ucap Martinus.
Hal ini mengindikasikan bahwa perhatian Pemerintah pusat (Pempus) melalui Kemenparkraf RI, terhadap pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Ende sangat tinggi dan telah menjadi salah satu sektor pemicu pembangunan ekonomi yang menjadi lokomotif pembangunan ekonomi di Nusa Tenggara Timur. (Rian)
2 tahun yang lalu
2 tahun yang lalu