gereja
Rabu, 07 Juni 2023 08:00 WIB
Penulis:redaksi
RUTENG (Floresku.com) - Didampingi Uskup Keuskupan Ruteng Mgr Siprianus Hormat, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo memimpin Misa Peresmian Kapela Santo Nicolas Copu yang terletak di Lingko Nekep, Desa Bea Kakor, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, pada Selasa 6 Juni 2023, sore.
Terpantau, peresmian Kapela Santo Nicolas Copu ini didahului dengan acara pengguntingan pita oleh Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo dengan didampingi oleh Mgr Siprianus Hormat dan juga Ketua Perkumpulan 'Himpunan Bersatu Teguh' sebagai donatur, Bapak Andreas Sofiandi serta Istri Almarhum Bapak Nicolas Gagut, Ibu Maria Satria Sara.
Usai acara pengguntingan pita, upacara peresmian kapela ini dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dimeriahkan oleh kelompok koor dari St. Stefanus Ketang.
Selain umat Katolik dari Lingko Nekep, Desa Kakor, Misa Kudus ini dihadiri pula oleh Bupati Manggarai Hery Nabit, Kapolres Manggarai AKBP Edwin Saleh, para donatur, biarawan-biarawati, para imam Keuskupan Ruteng dan undangan lainnya yang datang dari berbagai tempat.
Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo dalam khotbanya mengatakan bahwa, pembangunan gereja itu bukan tujuan akhir.
Tujuan yang hendak dicapai dengan membangun Gereja itu adalah untuk membangun hidup kita sebagai Bait Allah.
"Kapela Santo Nicolas ini bisa berdiri dengan sangat indah tentu karena jasa sekian banyak pihak, baik pihak Keluarga Bapak Nicolas, Bapak Andreas dengan sekian banyak teman-temannya. Tentu saja dengan dukungan Bapak uskup dan para imam di Keuskupan Ruteng ini sehingga semuanya pada hari ini dengan penuh syukur dapat kita persembahkan kepada Tuhan," tutur Kardinal Suharyo.
"Gedung Gereja Santo Nicolas ini sudah selesai dibangun. Tetapi, sebagai orang beriman, kita semua tahu bahwa pembangunan gereja itu bukan tujuan akhir. Tujuan yang hendak dicapai dengan membangun Gereja itu untuk membangun hidup kita sebagai bait Allah." tandasnya.
Uskup Keuskupan Agung Jakarta menambahkan, kehadipan kapela membuat kita semakin sadar bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita lewat setiap SabdaNya yang setiap kali kita dengar dan lewat setiap Sakramen yang kita rayakan."
"Gereja gedung bukanlah tujuan tetapi sarana untuk mencapai itu semuanya. Pertanyaan yang muncul adalah apa artinya menjadi bait Allah? Apa artinya kalau kita menyadari bahwa Roh Kudus itu ada di dalam hati kita. Kita semua tahu bahwa Roh Kudus itu tidak kelihatan. Oleh karena itu agar kita dapat menunjukkan bahwa kita sungguh sadar bahwa Allah ada di dalam diri kita, kita menjadi bait Allah, Roh Kudus dalam diri kita, kita bisa melihat tanda-tandanya, indikator-indikatornya," katanya lagi.
Menurut Kardinal Suharyo, bahwa ada dua indikator yang ingin ia sampaikan dalam kehidupan menggereja. Indikator pertama adalah bahwa kita paham dan kita sadar akan panggilan kita.
“Salah satu tanda bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita kalau kita yakin bahwa kita ini dalam status hidup apapun mempunyai panggilan yang sama. Yaitu bertumbuh menuju kesempurnaan kasih, bertumbuh menuju kesempurnaan kekudusan. Itulah ajaran Gereja. Bukan pendapat saya!” tandasnya.
Kedua, lanjutnya, tanda bahwa kita membiarkan Roh Kudus sungguh hidup di dalam diri kita, tampak juga di dalam pilihan-pilihan hidup kita. Kita bisa memilih macam macam hal dalam hidup kita.
“Kalau pilihan kita itu berlandaskan pada yang menyenagkan itu tanda bahwa Roh Kudus belum bekerja di dalam hidup kita. Kalau kita hanya mencari yang gampang, itu juga tanda bahwa Roh Kudus kurang kita beri waktu dan tempat untuk mempengaruhi hidup kita.”
"Sebaliknya, kalau kita sedang berusaha belum tentu berhasil. Kalau kita selalu berusaha untuk memilih yang baik dan benar itu tanda yang menyakinkan bahwa kita adalah bait Allah bahwa Roh kudus sungguh ada di dalam diri kita. Memilih selalu yang baik dan benar," pungkassnya. (Jivansi). ***
2 tahun yang lalu
2 tahun yang lalu