Don-Marianus, Memimpin Nagekeo dengan Nurani

Minggu, 23 Juni 2024 19:39 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

bupati-don-saat-kerja-irigasi-bersama-warga-di-km-i4-kiri-desa-aeramo.jpg
Bupati Don turun langsung dan ikut bersama para petani menggali parit tersier sepanjang 600 meter.di KM I.4 Kiri Desa Aeramo Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Jumat, 10 Juli 2022. (Kupangtribunnews.com)

DON -MARIANUS, Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo periode 2019-2023 siap bertarung di Pilkada 2024 karena panggilan hati nurani. 

Informasi ini disambut gembira oleh rakyat Nagekeo. Mengapa? Karena rakyat Nagekeo membutuhkan pemimpin yang memahami kondisi hidup dan aspirasi mereka.  Nagekeo membutuhkan pemimpin yang memiliki visi yang tepat dan bekerja dengan hati nurani.

Setelah lima tahun mengabdi, Don-Marianus semakin mengenal rakyat Nagekeo. Hampir seluruh kampung di kabupaten yang tebentuk tahun 2008 ini sudah dikunjungi dr Don, nama sapaan dr Johanes Don Bosco, M.Kes. 

“Dokter Don adalah pemimpin yang sangat memahami kondisi Nagekeo dan masalah yang dihadapi masyarakat,” kata Anton Lowa, putra Nagekeo yang lebih darı empat  dekade bekerja di Dian Desa, LSM yang giat memberdayakan masyarakat, termasuk di Nagekeo.

Dokter Don sendiri mengatakan “menjadi Bupati Nagekeo  adalah panggilan pelayanan, suatu kesempatan untuk mengabdi’. 

“Bagi saya, Bupati itu sama maknanya tak jauh berbeda dari profesi guru yang mengabdi kepada para siswa, atau dokter yang melayani pasien. Sebagai anak dari seorang guru, sejak kecil saya melihat dan belajar bagaimana, melayani siswa dan warga kampung dengan hati tulus. Hal itu yang menginspirasi saya ketika saya menjalani profesi sebagai dokter, memimpin Rumah Sakit di Ende, dan sekarang sebagai bupati. Jadi, sangat keliru kalau ada yang melihat jabatan ‘Bupati’ atau pun Wakil Bupati itu sebagai sebuah kekuasaan,” katanya.

Don melanjutkan, “selama memimpin Nagekeo, saya dan Pak Marianus   berkomitmen untuk mendayagunakan seluruh kemampuan dan kompotensi, pengalaman dan jaringan sosial yang kami miliki untuk mengangkat martabat sesama warga Nagekeo.”

Dokter Don bersama OMK Stasi Santa Maria Penginanga menanam anakan bambu di mata air Lowo Ulu di Ture Taka, belum lama ini. (Foto:Vinsensius Amu).

Sudah Selesai dengan Dirinya

Tak hanya punya hati yang mau mengabdi, dr Don adalah pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya. Klinik di Jl Banteng, Ende, yang dibangunnya sudah dikelola oleh putra dan putrinya. Ia dan dr Ita, istrinya, yang spesialis mata, sepenuhnya mencurahkan keahlian dan waktu untuk membangun Nagekeo. 

Niat untuk membantu masyarakat Nagekeo sudah muncul saat ia menjadi dokter Kepala Puskesmas Danga, 1986 -1987. Sejak itu ia menyadari sepenuhnya, masalah utama Nagekeo ada di hulu, yakni kondisi hidup rakyat yang belum sejahtera, miskin, mengalami gizi buruk, dan pola hidup tidak higienes.

Sebagai dokter, ia menangani masalah di hilir, yakni menyembuhkan orang sakit. Ada langkah preventif atau pencegahan yang dianjurkan para dokter dan tenaga medis. Tapi, persoalan utama terletak di hulu. 

Oleh karena itu, dr Don bertekad menjadi bupati. Empat kali ia bertarung menjadi bupati. Pertama, saat dia menjabat sebagai Direktur RSUD Bajawa, Ngada (1988 - 1993),  ketika Nagekeo masih menjadi bagian darı Ngada. Kedua dan ketiga adalah pada Pilkada Nagekeo 2008 dan 2013. Baru pada Pilkada 2018, ia terpilih menjadi bupati Nagekeo, didampingi Marianus Waja, sosok yang bersahaja dan dekat dengan rakyat, sebagai wakil bupati.

Marianus Waja,  saat masihsebagai Wakil Bupati Nagekeo,  ikut dalam kegiatan penanaman anakan pohon jenis Gayam di Pude Desa Raja Selatan Kecamatan Boawae , Jumat (18/12/2020). (Sumber:PosKupang.com).

Mengapa Harus Jadi Bupati?

Mengapa Don-Marianus harus menjadi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo? Pertama, bersama Wakil Bupati, Bupati adalah tokoh paling menentukan dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan di Kabupaten Nagekeo.

Tak ada program pembangunan di Nagekeo yang dapat dieksekusi atau dikerjakan tanpa direncanakan oleh bupati bersama dengan wakilnya.

Kedua, bupati dan wakil bupati adalah orang yang berwewenang mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 

Buku ‘Nagekeo dalam Angka 2024’ menyebutkan, ABPD Nagekeo mencapai Rp702.853.486.223,09 pada tahun 2022, dan Rp 646.460.058,57 pada tahun 2023. 

Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) naik dari Rp 34.260.033.777,09 pada 2022 menjadi Rp 34.513.448,08 pada tahun 2023. Dana perimbangan juga mengalami kenaikan dari Rp 563.120.192.489,00 pada tahun 2022, menjadi Rp558.626.344,57 pada 2023.  Hanya  pendapatan lain-lain berupa hibah, dana darurat, dana bagi hasil, dana penyesuaian dan otonomi daerah serta bantuan keuangan dari provinsi merosot dari Rp105.473.259.957,00 pada tahun 2022 menjadi Rp 30.237. 236,47 pada tahun 2023.

Dari sisi pengeluaran, seluruh APBD dikelola secara terkendali untuk hal-hal yang menunjang pencapai visi, menuju Nagekeo yang sejahtera, nyaman dan bermartabat. 

Untuk maksud itu,  Rp 441.579.831,14 dari APBD 2023 digunakan untuk belanja barang tidak langsung, dimana lebih dari separuhnya, yaitu sebesar Rp 285.686.524,43 untuk membayar gaji pegawai. Sisanya, senilai Rp 231.424.896,22 dipakai untuk belanja langsung, tediri atas belanja pegawai Rp 154.195.106,52 dan belanja modal, Rp 77.229.789,71.

Ketiga, bupati bekerja dengan pegawai dalam jumlah relatif besar. Menurut data statistik, per Desember 2023, Pemda Nagekeo memiliki 3.917 pegawai, terdiri dari 3.397 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 520 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). 

Dengan jumlah  pegawai sebesar itu maka tidak heran porsi terbesar pengeluaran APBD tahun 2023, sebesar Rp 439.881.630,95 untuk belanja langsung membayar gaji pegawai dan belanja tak langsung bagi pegawai.

Porsi besar bagi pegawai bukan berarti pemborosan APBD, melainkan suatu kewajaran. Para pegawai harus mendapat gaji dan reward yang pantas supaya mereka semakin termotivasi dan bekerja dengan totalitas melayani rakyat di posnya masing-masing. 

Lagi pula, penghasilan para pegawai akhirnya dibelanjakan di Nagekeo juga, sehingga membuat ekonomi Nagekeo semakin menggeliat. Sulit dibayangkan bahwa roda ekonomi Nagekeo dapat berputar seperti sekarang tanpa kontribusi pengeluaran dari para ASN dan pegawai P3K.

Nah, siapakah di Nagekeo  yang bekerja dengan pengeluaran di atas Rp 600 miliar setahun? Adakah organisasi atau perusahaan di Nagekeo yang memiliki SDM sebanyak 3.917 orang? Tidak ada! 

Di Nagekeo, hanya pemerintahan daerah kabupaten yang memiliki sumber daya sebesar itu. Sumber daya ini ‘besar’ harus bisa dikelola oleh figur pemimpin yang tepat. Figur yang bekerja dengan visi, program yang tepat, integritas, dan hati nurani. Don-Marianus adalah figur yang tepat itu!

Sebab Don-Marianus memiliki sistem nilai yang sama, yakni 100%  bekerja untuk rakyat. APBD untuk rakyat.  Seluruh ASN digerakkan untuk bekerja bagi rakyat. 

Rakyat Sudah Merasakan Dampaknya

Selama lima tahun, Don-Marianus kompak membelanjakan APBD untuk rakyat. Tidak ada perbedaan pandangan dalam mengelola dalam anggaran.

Tentu saja ini bukan narasi isapan jempol. Rakyat Nagekeo telah merasakan dampak dari pengeloaaan APBD yang berorientasi kepada rakyat itu.

Lukas Ly, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)  KM 1.4 Kiri Aeramo misalnya mengatakan, ‘Selama saya menjadi Ketua P3A di Aeramo, saya dan semua anggota kelompok petani  mengalami sendiri kehadiran Don-Marianus dalam penggalian parit tersier sepanjang 600 meter. Itu adalah program yang dibuat Bupati Don-Marianus yang bersumber dari dana penanganan dampak Covid-19 melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Nagekeo.  Mereka bukan hanya bikin kebijakan, tetapi mereka turun ke lapangan, ikut bekerja bersama para petani menggali parit tersier itu.”

Oleh karena itu, katanya lagi, “saya sudah bulat hati mendukung om Don dan Marianus. Saya akan berjuang dengan cara saya untuk mengajak keluarga dan sahabat serta kenalan untuk ikut mendukung Om Don dan Marianus supaya memimpin Nagekeo pada periode lima tahun kedepan.”

Hendrikus Bhala, warga Kampung Lelawete, Desa Nata Ute, Kecamatan Nangaroro juga menegaskan bahwa Don-Marianus sudah terbukti berpihak pada rakyat kecil dan sudah bekerja keras untuk rakyat Nagekeo.

“Sejauh ini kami  merasakaan perubahan yang benar-benar nyata. Di bidang pendidikan, kami melihat ada perbaikan gedung sekolah dan pengadaan perpustakaan di banyak tempat. Ada banyak guru honor yang direkrut menjadi guru P3K. Di bidang perumahan rakyat, banyak rakyat kecil yang sudah mendapat bantuan perumahan. Pembangunan jalan, terutama jalan tani, terjadi di mana-mana. Begitu pula pembangunan pasar. Pasar Nangaroro sudah lebih bagus dari sebelumnya. Pasar Mbay juga sudah jauh berubah. Dulu Pasar Mbay sangat kemomos, tapi sekarang  sudah bagus sekali,” ujar kakek yang biasa disapa Hendi Bhala itu.

“Di bidang kesehatan, sekarang ini di setiap kecamatan ada Puskemas yang megah lengkap peralatan medis, tenaga perawat dan doktenya. Bahkan, selama pandemi Covid-19, Don-Marianus turun langsung mengunjungi kami rakyat kecil di kampung-kampung. Itu yang kami rasakan selama masa kepemimpinan Bupati Don dan Wakil Bupati Marianus,” katanya lagi.

“Jadi, kami sebagai rakyat kecil sangat mendukung sepenuhnya dan berharap agar Don-Marinus terpilih kembali memimpin Nagekeo pada masa lima tahun ke depan,” ucapnya.

Pengakuan senada datang dari Fransiskus (Frans) Masa, warga Kampung Mabhasele, Desa Selelejo, Kecamatan Kota Keo. 

“Kami merasakan bahwa Bupati Don-Wakil Bupati Marianus benar-benar memperhatikan kami yang tinggal di kampung yang terisolir. Baru pada masa (pemerintahan) mereka kami mendapat proyek pengadaan air minum senilai Rp550 juta. Meteran air minum  dipasang di setiap rumah. Selain itu ada bantuan untuk pembangunan kapela sebear Rp20 juta. Semuanya sudah kami terima dan sudah terlaksana. Kami juga sudah melaporkan penggunaan dana bantuannya. Jadi, bagi kami Don-Marianus benar-benar hadir untuk rakyat. Oleh karena itu kami mau supaya Don-Marianus terpilih kembali menjadi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo,” kata Frans Masa.

Cuplikan kesaksian di atas mencerminkan betapa Don-Marianus telah memanfaatkan wewenang dan mengelola APBD hanya untuk kepentingan rakyat.

Tata Kelola yang Baik

Bukan hanya itu! Selama masa pemerintahan periode 2019-203, Don-Marianus mengimplementasi good governance atau tata kelola yang baik, bahkan memperkenalkan sistem tata kelola secara digital.

Pemda Nagekeo  di bawah Don-Marianus menerapkan e-planning, e-budgeting, e-procurement, dan e-catalog. Dengan demikian celah untuk kecurangan ditutup rapat. Itu sebabnya, selama lima tahun pemerintahannya, 2019-2023, laporan keuangan Pemda Nagekeo  mendapatkan opini WTP darı BPK. Belum pernah terjadi Pemda Nagekeo meraih opini WTP pada masa pemerintahaan sebelumnya.

Bukti lain lagi, selama pemerintahan Don-Marianus, angka kemiskinan dapat ditekan dari 12,98 persen per tahun 2018, menjadi 12,85 persen (2019), pada 12,61 persen (2020). 

Angka kemiskinan memang sempat naik menjadi 12,91 persen (2021) akibat pandemi Covid-19, tetapi dapat ditekan kembali  12,05 persen pada 2022, lalu naik tipis menjadi 12,33 persen pada 2023 berbarengan dengan penutupan aliran dalam rangka revitalisasi irigasi Mbay sejak Maret hingga akhir  tahun 2023. 

Kemajuan Luar Biasa

Kemajuan luar biasa yang dicapai Don-Marianus juga terjadi sektor pendidikan dan kesehatan. 

Di sektor pendidikan, Don-Marianus sangat fokus pada pembangunan pendidikan dasar. Selain telah melakukan renovasi gedung sekolah dasar secara massif,  mereka  juga meningkatkan jumlah  TK. Tahun 2019/2020, jumlah TK 92 unit, terdiri 4 Negeri dan 88 swasta. Tahun  2023/2023 melonjak menjadi 140 unit, terdiri dari 31 TK Negeri dan 109 TK swasta, menampung 3.826 siswa.

Dalam hal kemampuan literasi tingkat sekolah dasar, Nagekeo berhasil mencapai angka 60,88, melampaui target tahun 2023 sebesar 55,37 dan target tahun 2024 sebesar 58,00. Sedangkan kemampuan numerasi mencapai angka 49,75 yang juga melampaui target tahun 2023 sebesar 40,24 dan target tahun 2024 ini sebesar 41,79.

Di sektor kesehatan, Don-Marianus berhasil meningkatkan fasilitas dan kapasitas RSDU Areamo, membangun Rumah Sakit Pratama di Raja, menguprade akreditasi 9 Puskesmas, dan mengadakan 33 puskesmas pembantu. 

Buku Nagekeo dalam Angka 2024,  menyebutkan jumlah tenaga kesehatan (nakes) menurut unit kerja dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Nagekeo, 2023 meliputi 63 dokter (14 dokter spesialis termasuk spesialis saraf, 42 dokter umum dan 9 dokter gigi), 365 perawat, 379 bidan, 46 tenaga farmasi, 29 ahli gizi, 45 teknisi medis, 30 ahli sanitasi, dan 30 tenaga kesehatan masyarakat.

Dalam lima tahun, Don-Marianus juga berhasil menekan angka stunting secara signifikan, sebesar 30.06 persen. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo menyebutkan, prevalensi stunting  Nagekeo pada tahun 2018 berada di angka 36,93 persen. Namun, pada tahun 2023, prevalensi stunting  tersisa 6,87 persen. 

Selain itu,Don-Marianus berhasil memperpanjang usia harapan hidup orang Nagekeo dari  67,25 tahun (2021) menjadi  67,56 tahun (2022),  dan 67,91 tahun (2023).

Keberhasilan Don-Marianus memimpin Nagekeo juga tercermin pada tren kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM. Data stattistik menyebutkan IPM Nagekeo pada tahun 2021 adalah 65,62 poin, naik menjadi 66,22 poin pada tahun 2022, dan naik lagi menjadi 67,07 poin pada  tahun 2023. 

Meski masih lebih rendah  dari IPM nasional sebesar 70,81 poin, pencapaian IPM Nagekeo jauh lebih tinggi dari rata-rata IPM  Provinsi NTT pada 2023 yang sebesar 63,73 poin.

Semua informasi dan data di atas menegaskan bahwa Don-Marianus adalah figur pemimpin yang memimpin dengan hati nurani. Mereka bekerja dengan visi yang jelas yaitu “Mewujudkan Nagekeo yang sejahtera, nyaman, dan bermartabat”. (map/silvia)***