Yesus
Sabtu, 27 Desember 2025 20:31 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
(Pesta Keluarga Kudus A: Sir 3:2-6.12-14; Kol 3: 12-21; Mat 2: 13-15. 19-21)
Hari ini kita merayakan pesta Keluarga Kudus Nazaret. Keluarga Kudus Nazaret sebetulnya merupakan keluarga biasa, sebagaimana keluarga-keluarga lain pada umumnya di Nazaret.
Tetapi, Keluarga Nazaret sungguh menonjol dalam hal iman dan kepasrahan kepada Allah. Karena itu, Keluarga Nazaret adalah benar-benar sebuah keluarga beriman, dan patut menjadi model bagi keluarga-keluarga lainnya.
Bukti iman dan kepasrahan Yosef dan Maria tampak dalam liku-liku hidup mereka sebagai suami-isteri, khususnya ketika mereka bisa melewati dan mengatasi aneka tantangan dan cobaan.
Yosef sanggup keluar dari kebingungan dan niat untuk meninggalkan Maria ketika mengetahui bahwa Maria sudah mengandung padahal keduanya belum hidup bersama sebagai suami-isteri.
Injil hari ini menceritakan tentang Yosef taat pada perintah Allah untuk segera berangkat ke Mesir guna menyelamatkan Kanak-kanak Yesus dari ancaman kekejaman Herodes yang memerintahkan untuk membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya.
Dan masih banyak contoh lain yang menampilkan Yosef sebagai sosok suami dan bapak yang sederhana, tapi luar biasa, karena ia taat dan setia pada kehendak Allah.
Hari ini kita merayakan pesta Keluarga Kudus Nazaret yang menjadi model dan teladan bagi keluarga-keluarga lain. Namun, mungkin ada yang berkecil hati dan merasa bahwa hidup Keluarga Nazaret hanya menjadi ideal atau cita-cita yang mustahil dan tak mungkin diikuti.
Meski demikian, kita perlu sadari bahwa Keluarga Nazaret merupakan keluarga biasa yang dibangun oleh Maria dan Yosef, manusia-manusia biasa, yang diciptakan Tuhan seperti pasangan-pasangan lainnya.
Lalu, apa yang membuat Keluarga Nazaret istimewa dan luar biasa. Alasannya adalah Yesus sendiri dan kehadiranNya sebagai Tuhan dan Penyelamat di dalam keluarga Nazaret. Keterbukaan Maria dan Yosef membiarkan Tuhan terlibat dan berkarya di dalam dan melalui mereka merupakan syarat dan jalan emas yang patut diteladani oleh keluarga-keluarga kita.
Kehadiran Yesus justeru memungkinkan keluarga yang biasa-biasa dan manusiawi mendapat status ilahi, yakni menjadi keluarga kudus. Artinya, keluarga yang terbuka terhadap kasih karunia Allah serta siap melaksanakan kehedak dan perintah Allah.
Syarat supaya keluarga kita yang biasa-biasa itu bisa menjadi keluarga kudus, santo Paulus mengingatkan bahwa kita adalah orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi olehNya. Maka hati kita mesti dipenuhi oleh belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kita mesti saling mengampuni dan menerima kembali dengan tulus jika terjadi salah paham dan sesat pikiran.
Dan di atas segalanya kita mengenakan cinta kasih sebagai tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan sehingga kita bisa hidup dalam damai sejahtera dan persaudaraan.
Sedangkan, penulis kitab Putra Sirakh, memberikan nasihat khusus kepada anak-anak dalam keluarga.
Tuhan akan memberkati hidup dan pekerjaan anak-anak yang berbakti dan menghormati orang tuanya sehingga mendapatkan hasil melimpah, doanya dikabulkan dan panjang umurnya. Anak yang tahu bersyukur dan memelihara orang tuanya kelak akan mendapat balasan setimpal dari anak-cucunya.
Selain itu, anak-anak diminta agar memelihara ayah dan ibu pada masa tuanya, serta hindari kata-kata, sikap dan perbuatan yang menyakiti hati mereka. Ayah dan ibu yang sudah lanjut usia tidak hanya butuhkan dukungan uang, jaminan makanan dan pakaian. Sebaliknya, mereka sungguh membutuhkan kehadiran, sapaan dan perhatian penuh kasih.
Kadang-kadang anak-anak merasa cukup menelpon untuk menanyakan keadaaan bapak dan mama, atau mengirimi mereka oleh-oleh dan hadiah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita coba membangun keluarga yang bahagia, sejahtera dan harmonis. Dan, setiap keluarga tentu punya rencananya masing-masing untuk mewujudkan tujuan itu.
Satu hal yang tidak boleh diabaikan setiap keluarga yakni memiliki waktu khusus untuk saling bertemu, bercerita dan berbagi pengalaman tentang kerja, kesibukan, keberhasilan, kegagalan, dan waktu untuk makan bersama atau sekedar duduk bersama.
Tetapi, satu bahaya yang patut kita sadari ialah kebergantungan pada Hp, berita-berita online, youtube, tictoc, dan lain-lain. Tidak jarang terjadi bahwa ketika duduk bersama kita tidak saling omong, sebaliknya setiap orang berurusan dengan hpnya masing-masing.
Sering terjadi bahwa Hp bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kita bisa saja duduk semeja atau tidur seranjang tetapi setiap orang berurusan dengan orang lain atau acara lain di tempat lain.
Mari kita berdoa mohonkan perlindungan dan tuntunan Keluarga Kudus Nazaret dalam membangun keluarga dan komunitas kita masing-masing.
Semoga Tuhan memberkati dan menjadikan keluarga-keluarga kita kudus.
Kewapante, Minggu, 28 Desember 2025. ***