Mencintai
Sabtu, 23 Maret 2024 16:16 WIB
Penulis:redaksi
YESUS, RAJA YANG DIPUJI DAN DIBENCI
(Yes 50: 4-7; Fil 2{ 6-11; Mrk 14: 1-15; 47)
Menjelang Hari Raya Paskah orang Yahudi Yesus dan murid-muridNya meninggalkan Bukit Zaitun dan memasuki kota suci Yuresalem.
Dia menunggani seekor keledai beban. Dan, Yesus disambut oleh khalayak ramai sambil melambai-lambaikan dedaunan hijau, membentangkan pakaian di jalan dan menyanyikan lagu pujian, “Hossana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah kerajaan yang datang, kerajaan bapa kita Daud! Hossana di tempat yang mahatinggi!, (Mrk 11:9-10).
Sambutan meriah di kota Yesusalem menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja. Tetapi Dia berbeda dari raja-raja lain di dunia karena Ia menunggang seekor keledai yang tenang dan lamban, yang tidak digunakan untuk berperang. Karena itu, Yesus adalah Raja Damai yang datang untuk meniadakan pertikaian antar manusia, perang antar bangsa dan permusuhan-permusuhan.
Yesus juga adalah Juru Selamat yang datang untuk membawa khabar sukacita serta berita harapan dan kehidupan kepada manusia yang hampir putus asa karena hidup dalam kesulitan, penderitaan dan perbudakan dosa.
Yesus menyerukan pertobatan dan memanggil orang-orang berdosa supaya kembali kepada Allah dan hidup sebagai manusia baru. Yesus menyembuhkan orang-orang sakit dan melegakan hati orang-orang yang menderita.
Yesus adalah Gembala Baik yang mencari domba-domba yang hilang dan mengumpulkan semua sebagai satu kawanan. Yesus memuaskan mereka yang lapar dan haus.
Orang-orang yang telah mengalami kasih, kebaikan dan belaskasihan menyambut Yesus dengan seruan gegap gempita, “Hossana Putera Daud! Hossana Raja Israel! Mereka memaklumkan identitas Yesus sebagai Putera Daud dan Raja atas Israel.
Baca Juga: Peringatan Orang Kudus Hari Ini, 23 Maret: Santo Alfonsus Toribio dari Mongroveyo, Uskup
Namun, seruan puji-pujian kepada Yesus sebagai Raja membangkitkan kecemburuan dan kemarahan para pemimpin agama Yahudi serta memicu kebencian mereka.
Maka seruan pujian segera berubah menjadi seruan kemarahan dan kebencian. Pekikan hosana berubah menjadi pekikan salibkan Dia! Salibkan Dia!
Hari ini kita memasuki Pekan Suci dengan merayakan Hari Minggu Palma. Setelah Yesus dielu-elukan dengan gegap gempita, seluruh suasana berubah menjadi ketegangan, kengerian, kebengisan dan kemanusiaan Yesus dihina dan diinjak-injak, yang kita dengarkan dan renungkan dalam Kisah Sengsara. Tuhan Yesus ditangkap, dituduh, difitnah, dikhianati dan dijatuhi hukuman mati di salib.
Orang-orang yang mengelu-elukan Yesus dengan gegap-gempita dan sorak sorai hampir semuanya menghilang. Ada yang lari meninggalkan Yesus. Ada yang menyangkal dan mengkhianati Yesus.
Akibatnya Yesus mesti menanggung semuanya seorang diri sebagai Hamba yang menderita. Ia tetap bertahan dalam derita dan taat, tanpa memberontak (Yes 50:5).
Inilah bukti kasih Yesus tanpa pamrih kepada manusia. Inilah bukti ketaatan Yesus pada kehendak Bapak.
Baca Juga: Peringatan Orang Kudus Hari Ini: Santa Sibilina Biscossi OP, Pengaku Iman
Sebab Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan kehendak Bapa, yakni menyelamatkan seluruh umat manusia melalui penderitaan dan kematian di salib.
Maka kendatipun Yesus dianggap rendah dan hina di mata manusia, namun Ia tetap ditinggikan Bapa. Ia mulia di hadapan Bapa.
Bagaimana dengan kita?
Sebagai orang kristen kita dipanggil untuk mengikuti Kristus dan menghayati ajaranNya. Kita juga diminta untuk mengikuti jalan salib Yesus. Kesetiaan dan kerelaan memikul salib dan menderita menjadi kian berarti dan tidak sia-sia kalau kita berjuang demi kebaikan, kebenaran dankeselamatan umat manusia secara umum.
Kita juga hendaknya meneladani kerendahan hati dan ketaatan Yesus. Kita belajar agar tidak mudah membenci dan rela mengampuni, sebagaimana Yesus mengampuni orang-orang yang menganiaya dan menghukumNya, serta menerima kembali Petrus dan murid-murid lain yang menyangkal, mengkhianati dan meninggal Yesus dalam situasi genting dan sulit.
Apakah kita mudah membenci dan cepat membalas dendam? Ya Yesus, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu. Ajarilah kami agar suka mengampuni, kendatipun banyak kali kami dibenci dan dikhianati. Amen.
Kewapante, Minggu Palma, 24 Maret 2024
p. Gregorius Nule, SVD. ***