Kejari Sikka
Kamis, 16 September 2021 12:36 WIB
Penulis:redaksi
Editor:Redaksi
MAUMERE (Floresku.com) – Pada Senin, 13 September 2021, terjadi perbuatan yang tak menyenangkan oleh Kejari Sikka Fahmi, atas Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabuapten Sikka Petrus Herlemus.
Perbuatan tak menyenangkan Kajari Sikka itu disinyalir karena surat pinjaman daerah Dana Pemulihan Ekonomi Nasional yang dikeluarkan oleh Dinkes setempat.
Atas kejadian tersebut Petrus Herlemus membuat kesaksian tertulis. Namun sebelum mengemukkan urutan peristiwa yang dialaminya Petrus Herlemus mengangkat sumpa dan berdoa, “Sebelum menulis kronologis ini, saya mengangkat sumpat atas diri saya sendiri di hadapan Allah yang Maha Mengetahui, Maha Adil, dan Maha Mengasihi sesuaa ajaran agama yang saya yakini, dan di atas tanah yang saya pijak, tanah leluhur nenek moyangku, tanah di mana saat ini saya diutus sebagai pelayanan rakyat dan umatNya. Untuk itu saya bersumpah demi Nian Tanah, Nian Terjanji, dan semoga RohNya yang kudus menerangi setiap akal budi saya dalam menuliskan kronologis ini. Semoga Tuhanku selalu menolong.”
Kemudian ia menguraikan, “Hari Senin, 13 September 2021, Pukul 07.45 WITA saya tiba di ruang kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka. Saya mendapat telepon dari Jaksa Rizki pada pukul 07.48, dan dia memberitahu saya bahwa Pak Kajari mau ketemu sekarang.
Saya kemudian menjawab, “Tolong sampaikan kepada Pak Kajari jika boleh setelah jam 08.00 baru ketemu karena pada jam 8.00 saya harus pimpin Apel di kantor. Tiba-tiba ada terikan dari ujung telepon, “E..Kadis, saya tunggu kau, sekarang kau ke kantor… “
Lalu saya menanggapinya dengan santun: “Ya Pak Kajari, saya ke situ sekarang.’
Saya pun bergegas ke kantor Kejaksaan bersama sopir Om Erens. Sampai di Kantor Kejaksaan sekitar pukul 08.00, saya langsung ke Front Office dan menyampaikan bahwa saya ditelpon Pak Kajari untuk ketemu. Saya pun harus melalui prosedurnya, serahkan KTP, dan diambil foto melalui kamera. Dalam proses registrasi Pak Jaksa Rizki turun dari Lantai 2 menjemput saya, dan beliau sampaikan, “Pak Kadis mohon HP disimpan di loker”, dan saya sampaikan bahwa saya simpan HP saya di mobil.
Saya masuk dengan menyapa… selamat pagi Pak Kajari, tapi saya langsung disambut dengan teriakan Pak Kajari yang mendekat ke saya. Ia kemudian duduk dan mengangkat kaki kanannya lalu menghentakannya di atas meja tamu di depan saya sambil menunjuk-nunjuk saya sambil berkata, “Hai *njing, kau *iadab, kau kotor, kau menginjak-injang martabat dan harga diri institusi saya”, kata-kata ini berulang-ulang diucapkannya.
Kajari bicara tanpa henti, “Kau *njing, kau *iadab, kau kotor, kau makan uang haram, kau melecehkan institusi saya.”
Saat itu saya bingung apa yang dimaksud melecehkan institusinya, dan saat itu saya telah, saya katakan “Pak Kajari saya tidak paham.”
Beliau kembali ke mejanya dan mengambil secarik Surat Undangan dan mengatakan, “*njing, *iadab, baca ini suratmu, baca, baca, baca, kau ini siapa?” sambil menaikan kakinya lagi di atas meja di depan saya. Ia pun membuka kancing bajunya dan mengajak saya untuk duel. Aakan duel ini diucapkannya berulang kali. Kajari bahkan membuka hampir seluruh kancing bajunyan. Sementara itu saya diapit oleh Jaksa Rizki dan Jaksa Iksan.
Saat itu saya katakan kepada Kajari, “Silakan membuka baju. Tapi tidak satu kancing baju saya pun saya buka, karena saya menghormati Pemda dan institusi saya. Saya juga tidak akan meladeni untuk duel.”
Surat yang ditunjukkan ke saya adalah surat undangan yang saya kirim kepada Kajari dan inspektur Kabupaten Sikka, untuk memohon penugasan staf pendamping pada rapat pendahuluan proses pengadaan barang jasa sumber dana pinjaman daerah (surat terlampir).
Menurut saya, isi surat itu sangat santun dan tidak sedang merendahkan institusi manapun dan buktinya Pak Inspektur menugaskan 2 stafnya untuk mengikuti rapat yang dimaksud.
Lanjut Kajari, “Kau ini siapa *njing? Kau perintah-perintah saya, saya ini bawahanmu, bawahan Bupatimu, saya ini tidak bisa diintervensi, kau ini hanya makan uang proyek, uang haram.”
Saya hanya diam dan bersabar. Lanjut Kajari, “Kenapa proyek Rumah Sakit Pratama, proyek sumur bor kau pecah-pecah *njing? Otakmu hanya proyek,” Kajari ngotot tanpa henti, disaksiskan oleh Jaksa Rizki dan Jaksa Iksan. Beliau berdua hanya berdiri di samping kiri dan kanan saya. Jaksa Iksan di sebelah kiri dan Jaksa Rizky di sebelah kanan dekat pintu keluar.
Kajari terus ngotot tanpa memberi ruang untuk saya menjelaskan, Kajari lanjut dengan bertanya, “Kenapa PPK kau tentukan tanpa koordinasi dengan saya, kau tentukan PPK pengadaan kepada si Uly yang bermasalah dengan bangunan PSC tahun kemarin. Bagaimana beritanya, bagaimana dengan incinerator di Waigete?. Sambil melihat kepada Jaksa Iksa dan ia memerintahkan untuk segera periksa incinerator.
Tidak ada waktu untuk saya menjelaskan. Lanjut Kajari, “Biar uangmu banyak tapi kau tidak bisa intervensi saya, kau dan Sekda sama saja, saling lempar tanggungjawab, soal koordinasi, Sekda bilang Kadis, kau bilang Sekda.”
Saat itu saya merasa saya bukan manusia di hadapan Kajari. Sehingga saya sampaikan kepada Kajari, “Jika panggil saya hanya untuk caci maki, maka sekarang saya pamit pulang.”
Sambil saya menuju pintu keluar tapi dihadang oleh Jaksa Rizki.
Peristiwa ini terjadi dalam keadaan pintu terkunci. Dalam ruangan kerja Kajari hanya kami berempat, Kajari, Jaksa Iksan, Jaksa Rizki dan saya seorang diri seperti tahanan perang.
Saat ngototnya berhenti, saya pun langsung pamit keluar dan pintu dibukakan oleh Jaksa Rizki.
Waktu saat saya pamit pulang, kancing baju Kajari masih tetap terbuka karena gagal ajak duel dengan saya.
Jaksa Rizki mengikuti saya dari belakang sampai di lantai satu, Jaksa Rizki bertanya, “Pak Kadis HP di loker?” Saya sampaikan ke Jaksa Rizki bahwa 2 HP saya tetap ada di saku celana saya.
“Semoga Kajari, Jaksa Rizki dan Jaksa Iksan membuka kembali CCTV mulai saat masuk dan semua caci maki dalam ruangan yang terkunci, agar bisa membantah apa yang saksikan ini.”
Ketika dikonfimasi media, Kasi Intel Kejari Sikka Ridha Nurul Ihsan membenarkan peristiwa yang disinggung oleh Petrus. Namun ia berkilah Kajari Sikka Fahmi tidak bertindak kasar.
"Benar Pak Kajari Sikka nada tinggi dengan Kadis Kesehatan Sikka. Tapi tidak ada kata-kata kasar," ujarnya seperti dikutip medco.id. (Mardat)
setahun yang lalu