BRI
Selasa, 11 Mei 2021 19:03 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan “Beasiswa Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia” atau “Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA)” bagi mahasiswa tingkat sarjana (S1) untuk belajar selama 1 (satu) semester di perguruan tinggi terkemuka di dunia yang menjadi mitra Kemendikbudristek.
Hal tersebut untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan, serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan minat dan cita-cita. Program Beasiswa Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia 2021 ini akan didanai oleh LPDP.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa lingkungan belajar yang beragam akan memberi dampak positif terhadap pengembangan potensi individu.
“Menuntut ilmu di berbagai lingkungan belajar telah membentuk saya secara intelektual maupun karakter. Jika kita ingin para mahasiswa mempertajam pemikiran dan mengejar mimpi-mimpi mereka, kita harus mentransformasi sistem pendidikan tinggi agar lebih relevan dengan dunia di luar kampus,” kata Mendikbudristek dalam membagi pengalamannya yang disampaikan secara daring, di Jakarta, Selasa (11/5).
Sementara itu, menyoroti makna kebinekaan global dalam Profil Pelajar Pancasila, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Nizam mengatakan bahwa pertukaran mahasiswa untuk belajar ke luar negeri dapat memperkaya mereka dengan pengalaman, membangun kepercayaan diri, serta memupuk persahabatan internasional.
“Ini yang kita kenal dengan kebinekaan global di Profil Pelajar Pancasila,” tegasnya.
IISMA adalah salah satu program unggulan dari delapan Program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan hak dan kesempatan, bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan pengembangan diri di luar kampusnya pada perguruan tinggi terbaik luar negeri. Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) sendiri akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan perguruan tinggi di Indonesia. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dimana mereka dapat belajar dari praktik terbaik di industri, organisasi kemanusiaan, dan institusi penelitian kelas dunia.
Mendikbudristek mengungkapkan, bahwa program IISMA membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat mengambil mata kuliah atau kegiatan di luar prodi yang dapat disetarakan hingga 20 sks dengan kompetensi prodinya, melalui mata kuliah dan aktivitas pengembangan diri yang diminati dan sesuai dengan persyaratan yang berlaku di perguruan tinggi mitra di luar negeri.
“Dengan program beasiswa ini, mahasiswa yang memenuhi syarat, terlepas dari latar belakang dan asal perguruan tinggi, akan mendapatkan kredit dari perguruan tinggi luar negeri yang menjadi mitra. Mahasiswa difasilitasi untuk meraih capaian pembelajaran sesuai minat dan bakatnya, sehingga setelah lulus program sarjana dapat bersaing dalam lapangan perkerjaan hingga ke tingkat global,” jelas Nadiem.
Selain IISMA, Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan (LPDP) juga mendanai berbagai program Kampus Merdeka lainnya, seperti Kampus Mengajar, Magang bersertifikat, dan Pertukaran Mahasiswa.
“Berbeda dari sebelumnya, perguruan tinggi kini memiliki lebih banyak keleluasaan untuk berinovasi dalam pengembangan kurikulum sesuai tujuan strategis masing-masing. Mereka juga mampu mengembangkan kemitraan dengan industri dan yang terpenting merancang keunggulan kampus masing-masing untuk menarik mahasiswa baru,” ucap Nadiem.
Dalam acara peluncuran bersama Mendikbudristek, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktur Beasiswa LPDP, serta Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, turut hadir para direktur di lingkungan Ditjen Dikti, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Duta Besar negara sahabat maupun perwakilannya, para rektor perguruan tinggi di Indonesia, serta pimpinan perguruan tinggi luar negeri.
Mendikbudristek menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang berpartisipasi dalam sebuah inisiatif baru, untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa sarjana di Indonesia secara merdeka mewujudkan minat, dan bakat mereka dengan belajar di perguruan tinggi terbaik di dunia.
“Saya senang menyambut saudara-saudara sekalian, terutama para pimpinan dan perwakilan perguruan tinggi mitra kita di Indonesia, meskipun secara daring. Saya berharap saudara-saudara dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi kami, dan subpokja untuk memberikan pengalaman yang berharga untuk mahasiswa program sarjana kami,” tutur Nadiem.
Pada kesempatan ini, Ia mengutarakan rasa bangganya karena perguruan tinggi mitra yang terlibat pada tahun 2021 ini mencapai 73 perguruan tinggi dari 31 negara. Ke depan, Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus mewujudkan pendidikan yang memberi kesempatan masyarakat untuk ikut serta belajar dan berkembang. Menteri Nadiem meyakini bahwa para pembuat kebijakan, dan pelaksana di lapangan harus bekerja sama dengan akademisi, peneliti di semua lini, industri dan masyarakat.
“Kehadiran para rektor, atase pendidikan dan kebudayaan, kepala kantor urusan internasional di perguruan tinggi Indonesia yang turut bergotong royong mempersiapkan program mobilitas internasional ini, memberikan saya harapan bahwa para mahasiswa akan memperoleh pengalaman internasional yang akan mengubah hidup mereka,” ucapnya.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam mengatakan, dalam konteks perguruan tinggi di Indonesia, salah satu fokus adalah mendorong mahasiswa untuk mengalami pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan di luar kampus mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas lulusan, dosen dan kurikulum.
“Kami harap, dengan perguruan tinggi mengirim mahasiswanya ke perguruan tinggi luar negeri akan dapat terlibat langsung untuk lebih optimal menjalin kemitraan di kancah internasional,” imbuhnya.
Disebutkan, dengan pengalaman belajar di luar kampus masing-masing, melalui program seperti magang, melakukan kuliah kerja nyata di wilayah pedesaan, mengajar di sekolah-sekolah, melakukan riset, mengambil kursus-kursus mikrokredensial bersertifikat, serta berpartisipasi dalam program pertukaran mahasiswa atau mobilitas mahasiswa di dalam dan luar negeri, harapannya mahasiswa kita akan lebih siap untuk terjun ke dunia nyata setelah mereka lulus.
“Mahasiswa dapat mengejar mimpi dan minat mereka, melalui berbagai kuliah, mendapatkan pengetahuan dari perguruan tinggi terkemuka di dunia, mengembangkan kemahiran lintas budaya, mengembangkan jejaring internasional, serta mempersiapkan diri untuk dunia kerja dan pekerjaan yang mungkin belum diciptakan di masa depan,” jelas Nizam.
Dirjen Dikti juga berharap, program IISMA ini dapat memperkuat dan membuka kerjasama internasional antara perguruan tinggi di Indonesia dengan mitranya di luar negeri. Dengan demikian, akan terjadi transformasi pendidikan tinggi Indonesia ke arah yang lebih baik.
Tantangan lain dalam transformasi pendidikan tinggi Indonesia adalah desain kurikulum dan pengakuan kredit untuk kegiatan di luar kampus, ketersediaan dosen pendamping, program dan pendanaan. Oleh karena itu, kerja sama yang dikembangkan dalam menjalankan inisiatif baru yakni Beasiswa Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia ini, menjadi semakin penting.
“Dalam hal kualitas, kurikulum juga perlu ditingkatkan melalui program studi berstandar internasional, pembelajaran kolaboratif dan partisipatif, serta kerja sama dengan perguruan tinggi kelas dunia. Solusi kita adalah menyediakan pendanaan melalui berbagai skema, kebijakan pengakuan kredit, dan pengakuan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagai bagian dari kinerja dosen,” ucap Nizam.
Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso menyampaikan bahwa IISMA adalah sebuah terobosan yang baik. Dukungan dari LPDP untuk program ini meliputi hampir semua pembiayaan yang dibutuhkan mahasiswa untuk belajar di luar negeri. Selebihnya, mahasiswa hanya perlu berusaha gigih agar lolos seleksi sehingga bisa diterima di program ini.
“Selain uang pendaftaran dan SPP yang akan diberikan langsung ke perguruan tinggi mitra, kami juga menyediakan biaya perjalanan PP kelas ekonomi dari kota asal ke kota tujuan belajar, biaya hidup bulanan di negara tujuan sesuai ketentuan LPDP, serta asuransi kesehatan selama mengikuti program, termasuk juga biaya untuk tes PCR terkait pemeriksaan COVID-19 sebelum berangkat ke negara tujuan dan saat kembali ke Indonesia, kemudian juga biaya penerbitan visa, dan pendanaan atas keadaan darurat (yang mungkin terjadi) secara kolektif,” terangnya.
Dwi Larso menyebutkan bahwa tahun ini pihaknya memberikan kesempatan kepada 1.000 mahasiswa terbaik untuk belajar di universitas top dunia.
“Ini adalah kesempatan emas, maka kami mendorong agar mahasiswa sekalian bisa antusias memanfaatkannya untuk mendapat pembelajaran terbaik dan berjejaring di tingkat global. Kami akan dukung putra-putri bangsa untuk mendapat pengalaman di luar negeri,” tekannya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti, Kemendikbudristek, Aris Junaidi, menyampaikan bahwa saat ini perguruan tinggi asing yang berpartisipasi dalam IISMA sudah mengirimkan proposal, ketentuan protokol kesehatan, dan syarat lainnya yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum berangkat.
“Sudah banyak perguruan tinggi top dunia yang siap menerima mahasiswa kita, seperti Inggris Raya, Amerika Serikat, Singapura, Kanada, Malaysia, Korea Selatan. Sementara untuk Australia dan Selandia Baru belum bisa karena masih dalam situasi lockdown,” terang Aris. (SP/NDA)
2 bulan yang lalu