Kementerian PUPR Berupaya Optimal Tangani Bencana NTT dan NTB

Rabu, 07 April 2021 09:20 WIB

Penulis:redaksi

Jembatan.jpg
Jembatan

(Foto:Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR/Eyv)

JAKARTA (Floresku.com) -  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan berupaya optimal menangani bencana yang menimpa Provinsi Nusata Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).  Hal ini ditegaskan oleh staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan yang juga juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dab Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S. Atmawidjaja, melalui siaran pers yang diterima pada Rabu (7/4).

Atmawidjaya mengatakan, pihaknya berupaya melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo penanganan bencana alam di NTT dan NTB dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia. Maksudnya memberikan bantuan terkait alat berat dan personil yang berada di kantor-kantor balai di kedua provinsi tersebut.  

“Kami juga akan didukung oleh mitra kerja yang sedang bekerja di proyek-proyek infrastruktur terdekat,” katanya 

Hujan dengan intensitas ekstrem di NTT menyebabkan hampir seluruh wilayah terkena bencana banjir. Wilayah terdampak paling parah yakni di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Flores Timur dan Lembata. Selain menggenangi permukiman, banjir ini juga menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur sumber daya air, jalan dan putusnya jembatan.

Kerusakan infrastruktur sumber daya air di antaranya pergeseran pada armour blok beton bangunan Pengaman Pantai Namosain, kerusakan longsor tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter dan longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.

Sementara pada infrastruktur jalan dan jembatan salah satu jalan yang rusak yakni Ruas Batas Kabupaten Manggarai - Gako sepanjang 50 meter. Beberapa jembatan yang terputus yakni Jembatan Kambaniru, Jembatan Talimetan dan Jembatan Harekaen Kaputu.

Longsoran pada badan jalan di antaranya terjadi di km 35 - Batas Kota Waingapu, penanganan dilakukan dengan perkuatan lereng. Selanjutnya terjadi di Waikabubak - Batas Kabupaten Sumba Timur sepanjan 145 meter dengan penanganan perkuatan tebing dan lereng. Sementara untuk longsoran pada tebing dan lereng akan dilakukan perbaikan berupa perkuatan lereng, tebing serta dinding penahan tanah.

Secara umum penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan Kementerian PUPR dilakukan dengan inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional di Pulau Lembata. Sementara penanganan tindak lanjut diantaranya penempatan Tim Disaster Relief Unit di Pulau Adonara dan Pulau Lembata. Kemudian pemasangan jembatan darurat di Pulau Adonara dan Pulau Lembata dengan bentang minimal 40 meter.

Untuk mempercepat upaya tanggap darurat Kementerian PUPR juga tengah mobilisasi alat berat ke Kabupaten Flores Timur berupa dua unit excavator, satu unit mini excavator, lima dump truck, satu unit loader, satu unit grader, satu unit water tank dan dua unit vibratory roller. Sementara pengiriman alat berat ke Kabupaten Lembata berupa tiga unit excavator, satu unit loader, 15 unit dump truck dan satu unit motor grader.

Di samping itu, untuk distribusi kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi Kementerian PUPR juga mengirimkan bantuan yang meliputi tangki air, hidran umum, mobile toilet dan tenda darurat.

Sementara wilayah NTB yang tergenang banjir adalah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Hujan ini menyebabkan kerusakan di sejumlah bendung, di antaranya Bendung Parado rusak ringan, Bendung Ompu Ridu rusak sedang, Bendung Ncangkai dan Bendung Ompu Java. Hujan ini jug menyebabkan banjir di sembilan titik jalan nasional sepanjang 2.150 meter, yakni di lima titik Ruas Jalan Sila - Talabiu, dua titik di Ruas Jalan talabiu dan dua titik di Ruas Jalan Batas Kota Dompu - Sila.

Di samping itu terdapat enam jembatan rusak yakni Jembatan Leu, Jembatan Rade, Jembatan Woro, Jembatan Campa, jembatan Sig Rato dan Jembatan Rasabo. Penanganan tanggap darurat yang dilakukan yakni mobilisasi 6 mobil tangki air, pembersihan sedimentasi dan material bawaan banjir pada jalan dan jembatan serta inventarisasi kerusakan. Sementara penanganan tindak lanjut dengan normalisasi dan perkuatan tebing sungai yang rusak. (IP/NDA)