Membangun Spiritualitas Lewat Kegiatan 'Tak Kenal Maka Tak Sayang' Bersama Romo Yos dari Paroki Halim Perdanakusuma

Selasa, 30 Januari 2024 08:01 WIB

Penulis:redaksi

tak kenal.jpg
Foto Bersama Para Peserta TKMTS dengan Romo Yos (Petrus Dwi)

JAKARTA (Floresku.com) - Hari Minggu siang (28/1) cuaca mendung disertai hujan rintik-rintik menyelimuti kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Di tengah cuaca yang kurang bersahabat itu, tampak puluhan umat Katolik mendatangi Gereja Santo Agustinus Paroki Halim Perdanakusuma, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Mereka terdiri atas sekitar 20 orang perwakilan dari Pengurus Seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) se-Dekanat Timur, KAJ dan sekitar 20 umat Paroki Halim Perdanakusuma, KAJ.

Para peserta TKMTS antusias mendengarkan penjelasan Romo Yos (Foto: Petrus Dwi)

Mereka  berkumpul hendak  mengikuti kegiatan Tak Kenal Maka Tak Sayang (TKMTS) yang dimulai pada pukul 11.46 WIB.

 TKMTS, Forum Pertemuan Pengurus Seksi Kerasulan Kitab Suci

TKMTS adalah salah satu pertemuan rutin bulanan yang diadakan sebagai forum pertemuan bagi para pengurus Seksi Kerasulan Kitab Suci (SKKS) Dekanat Timur, KAJ.

Forum ini mengadopsi konsep kegiatan seminar, dimana  Pastor Paroki atau Pastor Rekan di Dekanat Timur bertindah sebagai pembicara atau narasumber.

Forum ini memiliki sejumlah tujuan. Selain untuk meningkatkan keakraban antara Pastor Paroki atau Pastor Rekan Paroki dengan para pengurus SKKS di Dekanat Timur, TKMTS juga menjadi wadah internal para pengurus SKKS di Dekanat Timur sambil memperdalam pemahaman para pengurus SKKS tentang Kitab Suci.

Tahun 2024 ini merupakan putaran keempat TKMTS yang dilaksanakan secara tatap muka di masing-masing paroki di wilayah Dekanat Timur.

Dekanat Timur memiliki 10 paroki, yaitu Paroki Halim Perdanakusuma, Matraman, Duren Sawit, Cilangkap, Rawamangun, Cijantung, Bidaracina, Cililitan, Pulogebang, dan Pulomas sehingga terdapat 10 bulan kegiatan TKMTS sepanjang tahun, kecuali bulan Maret dan September.

Membahas Surat-Surat Paulus

Tema umum yang diangkat dalam TKMTS tahun 2024 ini adalah tentang Surat-Surat Rasul Paulus. 

Pada Januari ini, Paroki Halim Perdanakusuma menjadi tuan rumah TKMTS. Romo Yoseph Maria Marcelinus Bintoro, Pr. atau Romo Yos, selaku Romo Paroki Halim Perdanakusuma menyampaikan materi “Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Roma”. 

Kegiatan TKMTS ini dimulai dengan lagu pembukaan yang bernuansa gembira. Dina, yang sekaligus Master of Ceremony (MC), memandu lagu pembuka ini dengan penuh semangat.

Sementara itu, Intan dan Veni menjadi peraga gerak dan lagu. Selesai bernyanyi bersama, Intan kemudian membuka kegiatan dengan doa pembuka. 

Setelah doa, Petrus Dwi Ananto, selaku Ketua Seksi Kerasulan Kitab Suci Paroki Halim Perdanakusuma, memberikan kata sambutan.

“Rasul Paulus merupakan orang yang mengalami perubahan besar dalam iman spiritualitas dari membenci hingga menjadi pengikut Kristus yang setia, bahkan menjadi pewarta Injil di kalangan orang-orang Non-Yahudi. Kita pun sebagai pengikut Kristus haruslah memiliki semangat spiritualitas dalam menjalani kehidupan rohani kita.” kata Petrus Dwi Ananto mengakhiri sambutannya.

Tepat ketika waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB, Romo Yos langsung memimpin Doa Malaikat Tuhan dengan penuh khidmat. Selesai berdoa bersama, Romo Yos memulai penjelasannya.

“Pada zaman para rasul, orang hanya menggunakan dua sarana untuk berkomunikasi jarak jauh, yaitu utusan dan surat. Dan dari kedua sarana komunikasi jarak jauh tersebut, surat lebih banyak digunakan orang karena lebih mudah dan murah.” kata Pastor Militer yang tahun 2024 ini memasuki tahun ke-28 Tahbisan Imamat.

Seperti halnya orang-orang pada zamannya, Rasul Paulus pun menggunakan surat untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada rekan-rekan seperjuangannya maupun kepada jemaat di tempat lain, termasuk jemaat di Roma. Terdapat 2 alasan mengapa Rasul Paulus mengirim surat kepada jemaat di Roma.

“Pertama, Rasul Paulus berharap Roma menjadi basis operasi dan dukungan bagi karya pelayanan misinya di Spanyol dan bagian Barat kekaisaran Roma yang belum pernah diwartakan Injil,” jelas Vikaris Jenderal Keuskupan (Ordinariatus Castrensis Indonesia) TNI-Polri ini.

“Kedua, Rasul Paulus ingin melayani kebutuhan rohani jemaat kristiani Roma yang berada dalam konflik internal berlatar belakang Yahudi dan Non-Yahudi serta ancaman dari para pengajar palsu,” pungkasnya. (Petrus Dwi Ananto Pamungkas). ***