Persiapkan Calon Wisudawan, Unika Ruteng Helat Seminar Nasional

Kamis, 10 November 2022 21:47 WIB

Penulis:redaksi

seni unika.JPG
Suasana Seminar Nasional di Unika St Paulus Ruteng, Kamis, 10 Oktober 2022. (Jivansi/Rudy)

RUTENG (Floresku.com) – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menghelat Seminar Nasional , pada Kamis 10 November 2022.

Seminar yang bertema “Transformasi Sumber Daya Manusia Menuju Masyarakat yang Inovatif, Adaptif dan Kolaboratif" ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan calon wisudawan yang akan diwisuda pada Minggu, 13 November 2022.

Seminar nasional yang berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Unika Santu Paulus Ruteng itu melibatkan tiga (3) narasumber utama.

Pembicara  pertama Dr. Fransiska Widyawati M.Hum, Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng hadir secara langsung dalam seminar ini. 

Ia membahas topik “Unika Santu Paulus Ruteng Sebagai Center of Excellence dan Menjembatani Dunia Kerja“.

Pembicara kedua; Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.Eng, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV Kupang. 

Prof Ahemka yang hadir secara    virtual membawakan makalah berjudul “Kontribusi Pendidikan dalam Membangun Masyarakat yang Inovatif, Adaptif nan Kolaboratif”.

Pembicara ketiga, Prof. Zantermans Rajagukguk, S.H,. M.M, Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan, juga hadir secara virtual. 

Ia menyajikan materi bertajuk “Kontribusi Pariwisata dalam Membangun Masyarakat yang Inovatif, Adaptif dan Kolaboratif”.

Hadir secara langsung dalam seminar tersebut  583 calon wisudawan dan beberapa dosen Unika St Paulus Ruteng.

Dalam laporannya,  Koordinator Seminar Nasional, Dr. Maximus Tamur, M.Pd  menyampaikan bahwa kemajuan dalam Revolusi Industri 4.0 saat ini melahirkan cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan di berbagai sektor kehidupan seperti pendidikan, manufaktur, perbankan, jasa dan lain sebagainya.

“Dampak dari kemajuan ini terkait lansung dengan tuntutan dunia kerja. Karena itu, kematangan SDM yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif sangat dibutuhkan dalam pelbagai bidang pekerjaan tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutan pembukaan, Rektor Unika Santu Paulus Ruteng Prof. Dr. Yohanes S. Lon, M.A mengajak para calon wisudawan untuk bersiap diri menghadapi paradoks Era Disrupsi pada Revolusi Industri 4.0.

“Era disrupsi menciptakan paradoks, dia menghancurkan sesuatu yang mapan dan memberikan ancaman baru, namun di sisi lain menciptakan cara-cara kreatif yang tak pernah terpikirkan sebelumnya dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah sosial kemanusiaan," terangnya.

"Titik-titik paradoks ini menjadi peluang bagi akademisi untuk mengkajinya secara cermat agar menemukan inovasi-inovasi yang bertujuan meminimalisir dampak negatif dan sebaliknya memaksimalkan dampak positif bagi kehidupan,” katanya lebih lanjut.

Prof John juga mengajak calon wisudawan untuk memanfaatkan kehadiran dan keahlian para narasumber dengan baik.

“Kita bersyukur bahwa hari ini kita memiliki narasumber yang tepat, mumpuni dan sangat berpengalaman. Mari kita manfaatkan kehadiran dan kepakaran narasumber agar pertemuan ini menjadi momoen perubahan yang bermakna dalam perjalanan akademis kita,” ajaknya.

Wisuda adalah momen transformasi

Dr. Fransiska Widyawati   menyatakan bahwa momen wisuda adalah momen tranformasi yang harus dimaknai dengan benar.

“Wisuda adalah gerbang dan langkah awal bertransformasi dari dunia belajar ke dunia lain. Life starts after graduation. Masuk dalam dunia “sesungguhnya”. Dunia kerja, dunia masyarakat atau dunia akademis lebih tinggi,” ujarnya.

Karena itu, ia meminta para wisudawan agar memanfaatkan semua hal yang telah diperoleh di bangku kuliah untuk menentukan target dan merumuskan visi ke depan yang jelas demi masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya,Prof. Dr. Adrianus Amheka menjelaskan tuntutan yang harus dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi di tengah peluang dan tantangan pada era digital demi menyiapkan generasi unggul Indonesia Emas 2045.

“Perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan sedang terjadi secara global. Apalagi, pandemi virus COVID-19 telah mendorong terjadinya perubahan structural yang sangat cepat. Tuntutan dan cara bekerja pada masa depan akan jauh berbeda jika dibandingkan dengan hari ini. Kemampuan memecahkan masalah, kognitif, dan sosial akan menjadi semakin penting; kebutuhan keterampilan fisik akan semakin berkurang,” paparnya.

Untuk itu, menurut Prof Adrianus, semua lulusan harus memikirkan dua arah pengembangan diri, yaitu kompetensi dasar dan kompetensi holistik terintegrasi.

“Arah kompetensi generasi Indonesia menuju 2045 pada dua arah kompetensi, yaitukompetensi dasar dan kompetensi holistik terintegrasi. Kompetensi dasar meliputi Kompetensi Keberagamaan (Religiosity Competence), Kompetensi Kewarganegaraan (Citizenship Competence), Kompetensi Keilmuan -Literasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, dan Bahasa (IPTEKSB), Kompetensi Digital, Kompetensi Belajar untuk Belajar. Sementara kompetensi holistik terintegrasi terdiri dari Kompetensi untuk Hidup, Kompetensi untuk Kehidupan, dan Kompetensi untuk Penghidupan,” urainya.

Selaku pembicara terakhir, Prof. Zantermans Rajagukguk mengemukakan bahwa  pengembangan pariwisata yang menjadi prioritas pembangunan dan pengembangan ekonomi memiliki kontribusi besar dalam menciptakan masyarakat yang inovatif, adaptif dan kolaboratif.

 Untuk itu, ia mengajak para calon wisudawan untuk memanfaatkan peluang pengembangan pariwisata yang tengah gencar digalakkan pemerintah untuk menumbuhkan kemampuan inovatif, adaptif dan kolaboratif untuk masa depan diri dan bangsa yang lebih baik.

Pantauan media ini, pelaksanaan seminarberjalan lancar. Para peserta  tampak aktif dan antusias mengikuti pemaparan materi dari awal hingga akhir kegiatan. 

Setiap sesi pemaparan juga menyediakan sesi diskusi untuk mendalami materi dalam proses diskursif dan interaktif. (Jivansi/Rudy N).