Tuhan
Sabtu, 09 November 2024 09:03 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Yesus bukanlah sosok yang mudah terpancing emosi dan marah-marah.
Tetapi, situasi Kenisah Yerusalem dan pelatarannya menjelang hari raya Paskah orang Yahudi di tahun itu telah berubah menjadi pasar, bahkan lebih buruk lagi, menjadi tempat perdagangan kotor dan praktek keagamaan yang salah. Itulah yang memicu reaksi Yesus yang tidak biasa.
Perikop Injil Yoh 2:13-22 melukiskan tentang reaksi Yesus itu. Ia sungguh tersinggung dan marah besar. Maka Ia membuat cambuk, mengusir para pedagang hewan korban berserta hewan jualannya, menghamburkan uang dan membalikkan meja para penukar uang.
Yesus bersikap agak lembut kepada para penjual burung merpati,, minta mereka agar tidak jadikan Kenisah Allah, yang adalah Rumah-Nya sebagai tempat jualan.
Melalui sikap, tindakan dan kata-kata-Nya, Yesus ingin mempertegas identitas-Nya sebagai Mesias dan utusan Allah. Ia datang untuk meluruskan jalan hidup dan praktek keagamaan yang tidak benar.
Yesus kehendaki agar orang-orang Israel, umat pilihan Allah, khususnya para pemimpin agama dan tua-tua, hidup dan berlaku sesuai dengan perintah-perintah Taurat.
Itulah sebabnya Yesus gunakan kata-kata tegas dan tindakan keras ketika berhadapan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang melanggar perintah Taurat atau praktek hidup mereka bertentangan dengan ajaran dan aturan yang mereka tetapkan.
Tidak jarang Yesus gunakan kecaman dan kata-kata kasar seperti kaum munafik, ular beludak, dan lain-lain. Yesus justeru ingin mengingatkan mereka yang sebetulnya tahu dan paham, tetapi buat seolah-olah tidak tahu.
Inilah bukti kemunafikan. Bagaimana dengan kita?
Sebagai orang kristen, Yesus ingatkan kita juga supaya tahu menghargai gereja sebagaimana mestinya. Gereja adalah rumah Allah, tempat berkumpulnya umat beriman untuk berdoa,.beribadah dan memuliakan Tuhan.
Kita hendaknya memelihara rumah ibadah kita. Kita tidak boleh gunakan gereja semau kita. Gereja adalah tempat doa. Gereja bukan tempat untuk makan, minum, main HP, atau bercerita. Pelataran gereja juga bukanlah tempat untuk bermain-main atau merokok.
Kita juga mesti menata sikap laku dan pakaian yang pantas ketika ada dalam gereja, khususnya saat beribadah.
Yesus dapat juga mengusir kita dari dalam gereja kalau kita bersikap dan berlaku tidak pantas. Kalau kita sudah tahu dan berlaku seolah-olah tidak tahu, seperti orang Farisi dan ahli Taurat, maka pantaslah Yesus marah.
Kewapante, 9 November 2024. ***
sehari yang lalu