Indonesia
Sabtu, 28 Mei 2022 19:22 WIB
Penulis:redaksi
VATIKAN (Katolikku.com) -Pada Jumat, 27 Mei 2022 kemarin, dua pemimpin tinggi Buddha atau Bhiku dari Mongolia berkunjung ke Vatikan. Kedua pemuka Budha itu didampingi Prefektur Apostolik untuk Mongolia Uskup Giorgio Morengo.
Kedua Bhikku dan delegasi dari Mongolia diterima oleh Paus Fransiskus dalam audiensi pribadi di Vatikan.
Paus Fransiskus memberikan sebuah “sambutan yang hangat dan penuh hormat”, dan memuji keinginan umat Budha Mongolia untuk membangun masyarakat yang damai melalui saling pengertian dengan Gereja Katolik.
“Perdamaian adalah kerinduan umat manusia saat ini. Akibatnya, ada kebutuhan mendesak, melalui dialog di semua tingkatan, untuk mempromosikan budaya damai dan anti-kekerasan. Dialog ini harus mengajak semua orang untuk menolak kekerasan dalam segala bentuk, termasuk kekerasan yang dilakukan terhadap lingkungan”, kata Paus sebagaimana dilansir vaticannews.va, Jumat, 27 Mei 2022.
Pada saat yang sama, Paus menyesalkan bahwa beberapa orang masih berusaha menggunakan agama untuk membenarkan kekerasan dan kebencian.
Kepada delegasi Budhis itu Paus menyerukan dialog antaragama untuk membantu umat manusia merangkul non-kekerasan dalam setiap aspek kehidupan.
Usai acara audensi dengan Bapa Suci, delegasi Mongolia tersebut kemudian diterima oleh Dewan Kepausan untuk Dialog antar Umat Beragama untuk bersilahturahmi dan berdialog tentang bagaimana bekerjasama dan meningkatkan misi bersama untuk perdamaian umat manusia, terkhusus antara umat Katolik minoritas dan umat Buddha mayoritas di Mongolia.
Dalam wawancara dengan radio Vatikan, Prefektur Apostolik untuk Mongolia Uskup Giorgio Morengo mengakui bahwa sejauh ini relasi umat Katolik dan umat Buddha di Mongolia sangat baik, rukun dan damai.
Kemudian, didampingi Uskup Giorgio Marengo, kedua bhiksu tersebut dipandu oleh Romo Markus Solo Kewuta SVD, anggota Dewan Kepausan untuk Dialog antar Umat Beragama mengunjungi Basilika Santo Petrus.
Dalam keterangannya, Pastor yang akrab disapa Padre Marco itu menyatakan kunjungan kedua pemimpintinggi umat Budha Mongolia itu dikamsukan untuk merajut tali persahabatan dan persaudaraan serta perdamaian.
“Damai itu indah. Damai itu membahagiakan. Damai adalah kehendak Tuhan bagi kita semua. Salam damai sejahtera,” ujar Padre Marco. ***