RENUNGAN KATOLIK, Sabtu, 24 April 2021: "Hoc vos scandalìzat?" (Yoh. 6:61)

Jumat, 23 April 2021 20:22 WIB

Penulis:redaksi

sta Maria.jpg
Mary Euphrasia Pelletier, lahir sebagai Rose Virginie Pelletier, adalah seorang biarawati Katolik Roma Prancis, lahir 31 Juli 1796, Noirmoutier-en-l'Île, meninggal 24 April 1868, Angers, Perancis (Foto:saintschaloic.blogspot.com)

Oleh: P. Kons Beo SVD


(Pekan III Paskah - St Fidelis dr Sigmaringen, Sta Maria Euphrasia Pelletier)

Apakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

KENYAMANAN. Itulah yang diimpikan oleh siapapun. Saat pikiran terang cemerlang. Saat alam batin terasa damai. Saat di ruang rasa ada kesejukan. Kenyamanan teralami saat tak ada apapun yang dianggap  merongrong dunia cita-cita, harapan dan kepentinganku.

TAK cuma ciptakan zona nyaman, ada pula dorongan kuat untuk melestarikannya. Zona nyaman itu berpautan dengan segala irama dan isi kehidupan dalam banyak ragamnya. Bahkan dapat terjadi bahwa kerangka dan isi pikiran pun bisa membentuk zona nyaman itu. Untuk tertutup dari segala pikiran lain yang menantang dan menggugat.

MENGIKUTI Yesus sebagai murid adalah kemuliaan hidup bagi para murid. Namun di saat jalan hidup Yesus, pikiran, kata-kata serta sikapNya mesti disesuaikan dengan kehendak dan gelagat para murid, di situlah lahir benturan dinamika kemuridan. 
Dan Yesus haruslah menantang dan menggugat segala zona nyaman impian dan buatan para murid.

MENCIPTAKAN zona nyaman dalam bingkai kemuridan menjadi satu pertanyaan besar dari Yesus kepada para muridNya. Ikuti Yesus berarti bersatu dalam Tubuh dan DarahNya. Ini menjelaskan relasi mistik serentak menjadi berbuah dalam semangat hidup seperti  yang diajarkan, diperbuat, dilakukan dan disikapiNya.

APAKAH perkataan Yesus itu bernada keras saat Ia menuntut setiap muridNya untuk mengampuni, doakan musuh yang mencaci maki, bersabar, tak terperangkap ketamakan, rela berkorban, bersahaja dan rendah hati?"

YESUS tak pernah memberi roti jasmaniah. Ia hanya mempergandakannya. ROTI  SEJATI yang diberikanNya  adalah Tubuh dan DarahNya. Itulah kekuatan dasar bagi Gereja. Untuk berziarah di dunia yang penuh pertarungan ini. Kita semua, Gereja, sebagai Tubuh Mistik Kristus dipanggil untuk menjadi tanda berkat bagi dunia. Tentu syarat kerendahan hati mesti dimiliki. Untuk dengan enteng keluar dari zona nyaman.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin