pancasila
Minggu, 20 Juni 2021 11:47 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - Pastor Jesuit yang adalah juga guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno SJ, menyatakan relasi antara agama dan negara sedianya menjadi satu tarikan napas. Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh serta merta dibentur-benturkan dengan agama.
Oleh karea itu, pastor yang akrab disapa Romo Magnis itu menilai pembuat pertanyaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk pegawai KPK soal pilih Al Quran atau Pancasila justru memperlihatkan bahwa penyusuun pertanyaan gagal paham mengenai Pancasila dan agama.
Romo Magnis mengaku tidak habis pikir dengan adanya pertanyaan itu dalam soal TWK KPK yang hendak beralih menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurut dia pertanyaan seperti itu justru menggerogoti kesetiaan pada Pancasila karena memberi kesan bahwa harus memilih antara Pancasila dan agama."Jadi yang membuat pertanyaan ini sendiri tidak Pancasilais dan tidak mengerti," kata Franz dalam webinar LP3ES bertajuk Pancasila: Tandingan Agama atau Etika Kebangsaan?, Sabtu (19/6/2021).
Karena itu pula, Romo Magnis menyatakan seharusnya yang diuji atau dicari tahu perihal pemahaman megenai Pancasila, justru si penyusun pertanyaan itu sendiri.
Romo Magnis menambahkan, tidak benar kalau soal semacam itu malah digunakan untuk menilai kesetiaan kebangsaan dan kemanusiaan seseorang.
Di sisi lain, Romo Magnis berpendapat bahwa Pancasila dan Al Quran itu satu tarikan napas yang berjalan bersamaan, tidak pantas untuk dibenturkan atau dijadikan pilihan.
Dia mengatakan, seorang muslim, tentu akan berpegang pada pedoman Al Quran. Tetapi juga dia dengan begitu dia ber-Pancasila, karena dengan berpegang pada Alquran dia menjalankan sila-sila Pancasila, terutama sila pertama. (MAR)
7 bulan yang lalu