Jumat, 20 Agustus 2021 15:22 WIB
Penulis:redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA (Floresku.com)-- Pemerintah sedang menyiapkan 1.000 hunian tetap (huntap) bagi masyarakat NTT yang terdampak bencana. 1.000 huntap yang dibangun dengan teknologi RISHA ini ditargetkan selesai pada tahun ini.
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan 1.000 huntap dibangun di Lembata 700 unit dan 300 di Adonara, Flores Timur. Saat ini progres pembangunan sekitar 27,6 persen untuk di Lembata dan 20,5 persen Adonara.
"PUPR terus berupaya untuk menyelesaikan pembangunan huntap ini agar masyarakat bisa segera menikmatinya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (20/8/2021).
Adapun, teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), menjadi pilihan Kementerian PUPR karena teknologi konstruksi knock down dan dapat dibangun dalam waktu cepat. Huntap ini disediakan bagi korban banjir dan longsor yang terjadi April 2021.
Teknologi RISHA dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (Balitbang Puslitbangkim) Kementerian PUPR di Bandung.
Hunian dengan teknologi RISHA ini sudah tersebar di seluruh pelosok tanah air. Antara lain di daerah perbatasan dan wilayah rawan bencana seperti di, Palu, Aceh dan Sinabung.
"Kita membangun huntap ini dengan pendekatan build back better and safer, tidak sekadar membangun kembali, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” tambahnya.
Basuki melanjtukan Kementerian PUPR diminta mempercepat pembangunan huntap bagi korban bencana Siklon Tropis Seroja di NTT. Percepatan pembangunan huntap di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Flores Timur, masing-masing Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan di Adonara, Kabupaten Flores Timur sebanyak 300 unit.
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto mengatakan, Huntap yang dibangun memiliki tipe 36 dengan luas tanah 108 M2. Huntap ini dilengkapi prasarana dasar permukiman antara lain jaringan air bersih, jaringan sanitasi, jalan lingkungan, saluran drainase, dan fasilitas umum lainnya. Panel RISHA menggunakan stok yang berasal dari Makasar, Lombok, Surabaya, dan Bandung.
"Ditargetkan pembangunan rumah dan seluruh prasarana pendukungnya ini dapat diselesaikan dalam tahun ini," katanya.
Di samping 2 lokasi tersebut diatas, sesuai usulan dari para kepala daerah setempat kepada Menteri PUPR, juga dilaksanakan program relokasi permukiman di Kota Kupang, Kab. Kupang, Kab. Alor, dan Kab. Sumba Timur, sehingga Total di NTT ada 1.922 Unit yang sudah diverifikasi dan akan dibangun.
Saat ini sedang dilakukan proses land clearing di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Timur. Sementara Kabupaten Rote Ndao tidak dapat ditindaklanjuti karena masyarakat yang berprofesi nelayan tidak ingin direlokasi.
Adapun, pelaksanaan konstruksi dilakukan BUMN Karya PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT Nindya Karya, PT PP, PT Brantas Abipraya dan konsultan PT Virama Karya dan Yodya Karya. (MAR)