SENDAL SERIBU, Sabtu, 23 Juli 2022: Memiliki Tatapan Gandum

Sabtu, 23 Juli 2022 10:15 WIB

Penulis:redaksi

wheat-tares.jpg
Biji gandum (Istimewa)

SAPA PAGI DARI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENDAL SERIBU: Setetes Embun Sabda Allah Selalu Memberi Inspirasi Baru
SABTU, 23 JULI 2022
HARI BIASA, PEKAN BIASA XVI, Mat  13:24-30 
[Thn. V-SS/203/7/2022]

Marilah kita berdoa: Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau berkenan tinggal di dalam hati kami. Semoga kami senantiasa menjaga kekudusan diri agar menjadi kediaman yang layak bagiMu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus PuteraMu Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa, AMIN. 

Injil Matius 13: 24-30
Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak. "Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. 

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. 

Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, 'Tuan, bukankah benih baik yang tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?' 

Jawab tuan itu, 'Seorang musuh yang melakukannya!' Lalu berkatalah para hamba itu, "Maukah tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?' Tetapi ia menjawab, 'Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. 

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba.  Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, 'Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku'."
Sambut Hari Lansia Sedunia ke-2, Paroki St Klaus Kuwu Gelar Pemeriksaan Kesehatan Secara Gratis

Pastor Riano Tagung, Pr

MEMILIKI TATAPAN GANDUM!!!!
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS
MASUK dalam keheningan diri, temukan diri kita yang telah dianugerahi oleh banyak kebaikan oleh DIA, SANG KEBAIKAN. Dalam keheningan yang membahagikan, kita akan mendapatkan ada banyak berkat yang berasal dari ALLAH yang telah ditanamNYA di dalam hidup kita. 

Ada banyak kebaikan yang patut untuk disyukuri. Ada banyak cinta yang mesti dibagikan. Ada banyak rahmat yang tak kunjung henti dicurahkan kepada kita. Jika demikian, lantas mengapa kita lebih mudah terusik pada setitik noda yang tertinggal sesaat dalam telapak kaki kita? 

Bukankah hidup kita akan lebih indah dan bahagia bila kita selalu memiliki tatapan kasih kepada sesama kita, meski kita tahu ada ilalang di tengah gandum, ada tanah yang bercacing, ada duri pada setangkai mawar batik yang indah.

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS
Pandanglah diri sendiri dan sesama dengan tatapan kasih sebab tidak ada manusia yang sempurna. Dalam bingkai injil pada hari ini, YESUS membongkar pola pikir kita yang cepat focus pada ilalang, pada kelemahan, kekurangan ketimbang pada kehidupan, sukacita yang dibawa oleh gandum. 

Berkatalah para hamba itu, "Maukah tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?' Tetapi ia menjawab, 'Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. 

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba.  Lalang tumbuh ketika benih gandum sudah ditaburkan. Ketika melihat ada ilalang di antara gandum, berkatalah hamba-hamba kepada tuannya agar segera mencabut ilalang. 

Akan tetapi, kebijaksanaan tuan membiarkan keduanya bertumbuh bersama sampai musim panen tiba. Pada saat itulah baru bisa dipisahkan  antara gandum dan ilalang. 

Tuan memfokuskan pandangannya pada pertumbuhan gandum dan dia yakin hadirnya ilalang tidak akan menganggu pertumbuhan dan perkembangan gandum.  Sedangkan, para hambanya memfokuskan pandangan pada ilalang.

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS
Perumpamaan tentang ilalang di antara gandum, jika kita tempat ke dalam kehidupan kita maka kita temukan bahwa di dalam diri kita ada ilalang—keburukan/ kelemahan dan gandum—kebaikan/ kekuatan. Keduanya bertumbuh bersama di dalam diri kita. 

Pertumbuhan kebaikan atau keburukan semuanya itu tergantung dari kita, memfokuskan pemeliharaannya kepada keburukan atau kebaikan. Dari perumpamaan ini, dapat dilihat bahwa pandangan kita lebih cepat tertuju pada ilalang [keburukan, kelemahan, kekurangan]. 

Kita tidak akan bisa tahan dengan adanya ilalang. Kita cepat terusik dengan kesalahan dan keterbatasan orang lain. Kita lebih cepat mengadili, lebih cepat melihat kekurangan dalam diri sesama. 

Pandangan kita jauh berbeda dengan pandangan Allah. Mata ALLAH tertuju kepada gandum. Yang menjadi perhatian Allah adalah kehidupan, pertumbuhan dan masa depan gandum. Allah yakin bahwa gandum tidak akan mati karena adanya ilalang sebab Allah sendiri adalah jaminannya, Dialah yang menabur dan memberi kehidupan.

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam KRISTUS
Melalui kisah perumpamaan ini, kita dipanggil untuk melihat diri sendiri dan sesama seturut pandangan ALLAH, kacamata gandum. Tidak usah menghabiskan energy dengan memfokuskan diri pada kekurangan dan keterbatasan atau ilalang di dalam hidup kita dan sesama. 

Kita memang manusia yang lemah, yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan. Cacing ada di tanah. Lemah dan rapuh ada pada setiap kita.  

Akan tetapi, semuanya itu tidak membuat kita harus menutup mata pada rahmat dan  kasih ALLAH yang memberikan kelebihan dan keunggulan. 

Oleh karena itu, yang harus kita lakukan saat ini adalah melihat sesama dan diri sendiri  dengan tatapan gandum yakni sebagai pribadi yang DICINTAI oleh ALLAH. ALLAH tahu kita orang berdosa, yang sering kali jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama tetapi DIA  mengasihi kita apa adanya, tanpa terkecuali. 

Kita adalah PENDOSA yang dikasihi oleh ALLAH. Lantas, apa sebab kita cepat menghakimi sesama, melihat kekurangan dan keterbatasan sesama? Apa sebab kita menjadikan kelemahan sesama sebagai halangan untuk bertumbuh dalam kasih, cinta dan persaudaraan?

MARILAH KITA BERDOA:
YA YESUS syukur berlimpah untuk benih panggilan yang sudah ENGKAU taburkan di dalam hatiku. Benih itu bertumbuh berkat rahmat dan cintaMu. 

Semoga saya selalu siap menjadi benih di dalam hidup ini, kecil tapi selalu memiliki kepasrahan kepadaMu agar bertumbuh dan berkembang senantiasa. Benih yang siap untuk melayani ketika sudah  waktunya berbuah. Curahkanlah aku dengan rahmat dan cintaMu sebab itu sudah cukup bagiku , kini dan selama-lamanya,  Amin.

Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI  
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
PAROKI SANTU YUSUF, BENTENG JAWA

Omnia Sunt Gratia Caritate Dei 
SEMUA KARENA KASIH KARUNIA ALLAH!
=1 Kor 15:10=

Renungan SENDAL SERIBU, sejak 10 Mei 2017
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita.***